Keterbatasan Penelitian Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan :

tokoh masyarakat terhadap pemeliharaan anjing. Berdasarkan wawancara dengan responden sebanyak 58,3 menjawab ada anjuran tokoh masyarakat untuk memberikan vaksinasi rabies, 57,3 menjawab ada anjuran tokoh masyarakat agar dilakukan pemasangan pada anjing peliharaan dan 64,6 menjawab ada anjuran agar disediakan kandang bagi anjing. Namun dari sikap berdasarkan wawancara dengan responden diketahui pada umumnya responden kurang setuju bila anjing dirantai, memiliki kandang dan di berikan vaksinasi setiap tahun. Berdasarkan wawancara di lapangan sebagian pemilik anjing berpendapat tidak perlu merantai anjingnya karena akan merepotkan bila anjing tersebut akan membuang kotoran dan anjing yang tidak galak tidak perlu dirantai. Pemilik anjing yang lama meninggalkan rumah karena bekerja tidak punya waktu untuk memberi makan anjingnya sehingga apabila dilepaskan anjing peliharaan dapat bebas mencari makanan. Untuk penggunaan kandang, sebagian responden merasa keberatan dengan beberapa alasan diantaranya mengeluarkan biaya tambahan untuk membuat kandang dan berpendapat bahwa anjing yang tidak terbiasa dikandang akan gelisah dan ribut menggonggong. Sesuai dengan hasil wawancara dimana sebanyak 40,6 responden tidak memberikan vaksinasi rabies pada anjingnya, 77,1 responden tidak memasang rantai pada anjingnya dan 81,3 responden tidak memelihara anjing dalam kandang.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Penguasaan ilmu dan pengetahuan tentang ilmu perilaku dan penyakit rabies disadari oleh peneliti masih banyak kekurangan, dimana keterbatasan ini mungkin Universitas Sumatera Utara akan berpengaruh terhadap hasil penelitian, disamping kekurangan dana, sarana dan pengalaman peneliti yang kurang menyebabkan belum sempurnanya penelitian ini. Pada saat wawancara kemungkinan terjadi bias yang bersumber dari responden recall bias. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan responden mengingat kembali dan adanya bias pewawancara interviewer bias yang diakibatkan pemahaman seseorang pewawancara berbeda dengan pewawancara lain, sehingga pemahaman tentang pertanyaan di kuesioner mungkin berbeda. Untuk mengatasi hal ini peneliti sudah melakukan penjelasan dan pelatihan dengan pewawancara, dengan maksud ada kesamaan pemahaman terhadap pertanyaan. Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan menggunakan desain cross sectional, dimana pengamatan dilakukan hanya satu kali sesaat, oleh karena itu penelitian ini tidak dapat memberikan penjelasan hubungan sebab akibat tetapi hubungan yang ada hanya menunjukkan besarnya kemaknaan variabel independen dalam hubungannya dengan variabel dependen. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan :

1. Faktor internal yang berhubungan dengan pemeliharaan anjing adalah variabel pendidikan p = 0,022 , pengetahuan p = 0,001 dan sikap p= 0,039. 2. Faktor eksternal yang berhubungan dengan pemeliharaan anjing adalah variabel sarana vaksinasi rabies p = 0,000 , variabel anjuran petugas peternakan p = 0,014 dan keterpaparan dengan media penyuluhan p = 0,000. 3. Variabel yang berpengaruh terhadap pemeliharaan anjing adalah pengetahuan p = 0,002 dan ketersediaan sarana vaksinasi rabies p = 0,000. 4. Variabel yang dominan berpengaruh terhadap pemeliharaan anjing adalah ketersediaan sarana vaksinasi rabies.

6.2. Saran

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Pemilik Anjing dan Faktor Persepsi Pencetus dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 51 177

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

3 60 154

Profil pemeliharaan anjing dan keterkaitannya dengan kejadian rabies di Kecamatan Pasaman KabupatenPasaman Barat Provinsi Sumatera Barat

0 6 142

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PEMILIK DALAM PEMELIHARAAN ANJING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN RABIES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG TAHUN 2012.

0 1 15

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Vaksinasi Rabies Dalam Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2015.

0 0 42

Perhatian Pemilik Anjing dalam mendukung Bali Bebas Rabies.

0 0 8

Perhatian Pemilik Anjing Dalam Mendukung Bali Bebas Rabies.

0 0 8

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK ANJING DENGAN UPAYA PENCEGAHAN RABIES DI PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA | Lesnussa | JURNAL KEPERAWATAN 11898 23724 1 SM

0 2 8

Hubungan Pengetahuan Pemilik Anjing dan Faktor Persepsi Pencetus dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 14

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 18