penertiban dan pengawasan pemeliharaan anjing dengan menetapkan beberapa ketentuan, yaitu :
1. Setiap anjing berpemilik harus divaksinasi. 2. Bagi anjing berpemilik yang tidak divaksinasi dilakukan eliminasi.
3. Anjing dipelihara di halaman dan tidak boleh dibiarkan lepas berkeliaran. 4. Bila rumah tidak berpagar rapat, anjing harus diikat dengan rantai yang
panjangnya tidak lebih dari 2 m. 5. Anjing yang sudah divaksinasi diberi tanda.
6. Apabila hendak dibawa keluar halaman, anjing harus diikat dengan rantaitali dan moncongnya di berangus.
7. Pemilik anjing wajib mendaftarkan anjingnya pada ketua RT dan wajib melakukan vaksinasi rabies terhadap anjingnya secara teratur setiap tahun
2.4.3. Pokok-pokok Kegiatan Sektor Kesehatan
2.4.3.1. Pencegahan Rabies setelah Gigitan Hewan Penular Rabies Setiap ada kasus gigitan hewan penular rabies harus ditangani dengan cepat dan
sesegera mungkin. Untuk mengurangimematikan virus rabies yang masuk pada luka gigitan, usaha yang paling efektif ialah mencuci luka gigitan dengan air sebaiknya
air mengalir dengan sabun atau detergen selama 10-15 menit, kemudian diberi antiseptik alkohol 70, betadine, jodium.
Meskipun pencucian luka menurut keterangan penderita sudah dilakukan namun di Puskesmas PembantuPuskesmasRumah Sakit harus dilakukan kembali pencucian
luka seperti di atas. Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan
Universitas Sumatera Utara
situasi yang tidak terlalu erat dan tidak menghalangi pendarahan dan drainase. Bila memang perlu sekali untuk dijahit dengan alasan kosmetik dan dukungan jaringan.
Jahitan dilakukan setelah pemberian Serum Anti Rabies SAR sesuai dengan dosis, yang disuntikkan di sekitar luka. Disamping itu harus dipertimbangkan pula perlu
tidaknya pemberian serumvaksin anti tetanus, anti biotik untuk mencegah infeksi dan pemberian analgetik Depkes, 2007a .
2.4.3.2. Pemberian Vaksin dan Serum Anti Rabies Pemberian vaksin anti rabies VAR disertai serum anti rabies SAR harus
didasarkan jawaban atas pertanyaan terhadap penderita yang meliputi : bagaimana bentuk paparan kontakjilatangigitan, lokasi kejadian di daerah bebas tertular
terancam, apakah di dahului tindakan provokatif tidak, apakah hewan yang menggigit menunjukkan gejala rabies, hewan yang menggigit hilang lari dibunuh,
hewan yang menggigit mati tetapi masih diragukan menderita rabies, penderita pernah mendapat vaksin anti rabies kapan dan hewan yang menggigit pernah
mendapat VAR kapan. Dilakukan identifikasi luka gigitan apakah luka dengan resiko tinggi ; jilatan
luka pada mukosa, luka di atas daerah bahu muka, kepala, leher, luka pada jari tangan, kaki , genitalia, luka yang lebar dalam dan banyak multiple . Terhadap luka
resiko tinggi, selain VAR juga diberi SAR. Pada luka resiko rendah yaitu jilatan pada kulit luka, lecet akibat garukan atau luka kecil di sekitar tangan, badan dan kaki,
hanya diberikan VAR saja.
Universitas Sumatera Utara
Apabila terjadi kontak dengan air liur hewan tersangka rabies hewan rabies atau penderita rabies, tetapi tidak ada luka, kontak tak langsung, tidak ada kontak,
maka tidak perlu diberikan pengobatan VAR maupun SAR Depkes, 2007a .
2.5. Perilaku