Anjuran Tokoh Masyarakat Faktor Eksternal

terjadinya perilaku kesehatan. Menurut peneliti keterpaparan dengan media penyuluhan tidak berpengaruh kemungkinan disebabkan ada faktor lain yang menyebabkan responden tidak melakukan vaksinasi rabies, menggunakan rantai dan kandang untuk anjing peliharaannya misalnya ketidaktersediaan dana atau kurangnya pengertian tentang manfaat tindakan tersebut. Menurut peneliti seseorang yang tahu dan paham bahwa sesuatu hal dapat menjadi masalah baginya akan bersedia menerima informasi lebih lanjut tentang masalah yang bersangkutan. Sebaiknya disebarluaskan informasi sehubungan dengan penyakit rabies dan perilaku pemilik anjing yang sedang diperkenalkan melalui pemanfaatan media-media komunikasi seperti radio televisi majalah dan lain-lain sehingga tercipta pendapat umum yang positif tentang perilaku tersebut dan akhirnya masyarakat khususnya pemilik anjing mau melaksanakan perilaku yang sedang diperkenalkan. Masyarakat khususnya pemilik anjing diberi informasi mengenai tindakan-tindakan untuk pencegahan rabies. Hal ini sangat penting mengingat bahwa penyakit ini dapat dicegah sebelum muncul dan bila sudah menunjukkan gejala penyakit ini sangat fatal mengingat Case Fatality Rate CFR rabies sebesar 100.

5.2.5. Anjuran Tokoh Masyarakat

Berdasarkan hasil analisis bivariat dari 44 responden yang berpendapat anjuran tokoh masyarakat kategori kurang sebanyak 32 72,7 responden pemeliharaan anjingnya kurang baik, 12 27,3 responden pemeliharaan anjingnya baik. Sebanyak 52 responden yang berpendapat bahwa anjuran tokoh masyarakat kategori cukup 35 67,3 pemeliharaan anjingnya kurang baik. Sebanyak 58,3 responden Universitas Sumatera Utara mengatakan ada mendapat anjuran dari tokoh masyarakat untuk memberikan vaksinasi rabies kepada anjing peliharaannya, 57,3 responden mengatakan ada mendapat anjuran untuk memasang rantai pada anjing peliharaan dan 64,6 mengatakan ada mendapat anjuran untuk menyediakan kandang tersendiri. Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,724 maka disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara anjuran tokoh masyarakat dengan pemeliharaan anjing. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori L. Green dalam Notoatmodjo 2005 yang menyatakan bahwa anjuran tokoh masyarakat merupakan suatu faktor penguat reinforcing factor untuk terjadinya perilaku kesehatan. Menurut peneliti, pemuka atau tokoh masyarakat merupakan panutan bagi kelompoknya atau bagi masyarakat sehingga mereka memiliki potensi besar untuk memberikan saran dan anjuran untuk pemilik anjing sehingga seseorang akan cenderung mudah menerima anjurannya dalam memelihara anjing. Berdasarkan pendapat Gerungan dalam Dayakisni.T 2003, pandangan dan sikap dari individu yang memiliki prestise sosial atau individu yang dianggap ahli seperti pejabat, tokoh masyarakat dan ilmuwan akan lebih mudah memberikan pengaruh dan mudah diterima oleh orang lain. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Ganefa 2001 yang menyatakan bahwa anjuran tokoh masyarakat berpengaruh terhadap ketidakpatuhan pemilik anjing dalam memberikan vaksinasi rabies pada anjingnya. Variabel anjuran tokoh masyarakat dalam penelitian ini tidak termasuk dalam kandidat untuk analisis multivariat dengan demikian tidak ada pengaruh anjuran Universitas Sumatera Utara tokoh masyarakat terhadap pemeliharaan anjing. Berdasarkan wawancara dengan responden sebanyak 58,3 menjawab ada anjuran tokoh masyarakat untuk memberikan vaksinasi rabies, 57,3 menjawab ada anjuran tokoh masyarakat agar dilakukan pemasangan pada anjing peliharaan dan 64,6 menjawab ada anjuran agar disediakan kandang bagi anjing. Namun dari sikap berdasarkan wawancara dengan responden diketahui pada umumnya responden kurang setuju bila anjing dirantai, memiliki kandang dan di berikan vaksinasi setiap tahun. Berdasarkan wawancara di lapangan sebagian pemilik anjing berpendapat tidak perlu merantai anjingnya karena akan merepotkan bila anjing tersebut akan membuang kotoran dan anjing yang tidak galak tidak perlu dirantai. Pemilik anjing yang lama meninggalkan rumah karena bekerja tidak punya waktu untuk memberi makan anjingnya sehingga apabila dilepaskan anjing peliharaan dapat bebas mencari makanan. Untuk penggunaan kandang, sebagian responden merasa keberatan dengan beberapa alasan diantaranya mengeluarkan biaya tambahan untuk membuat kandang dan berpendapat bahwa anjing yang tidak terbiasa dikandang akan gelisah dan ribut menggonggong. Sesuai dengan hasil wawancara dimana sebanyak 40,6 responden tidak memberikan vaksinasi rabies pada anjingnya, 77,1 responden tidak memasang rantai pada anjingnya dan 81,3 responden tidak memelihara anjing dalam kandang.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Pemilik Anjing dan Faktor Persepsi Pencetus dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 51 177

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

3 60 154

Profil pemeliharaan anjing dan keterkaitannya dengan kejadian rabies di Kecamatan Pasaman KabupatenPasaman Barat Provinsi Sumatera Barat

0 6 142

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PEMILIK DALAM PEMELIHARAAN ANJING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN RABIES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG TAHUN 2012.

0 1 15

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Vaksinasi Rabies Dalam Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2015.

0 0 42

Perhatian Pemilik Anjing dalam mendukung Bali Bebas Rabies.

0 0 8

Perhatian Pemilik Anjing Dalam Mendukung Bali Bebas Rabies.

0 0 8

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK ANJING DENGAN UPAYA PENCEGAHAN RABIES DI PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA | Lesnussa | JURNAL KEPERAWATAN 11898 23724 1 SM

0 2 8

Hubungan Pengetahuan Pemilik Anjing dan Faktor Persepsi Pencetus dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 14

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 18