Skala ukur : Ordinal
h. Sarana Vaksinasi Rabies
Sarana vaksinasi rabies diukur dengan cara memberikan nilai pada pertanyaan no 1 sd 4. Setiap pertanyaan jika menjawab ya mendapat nilai 1 dan jika
menjawab tidak mendapat nilai 0. Dengan demikian skor tertinggi 4 dan terendah 0. Variabel sarana vaksinasi rabies dikategorikan menjadi 2 yaitu :
Kategori :
0. Sarana vaksinasi rabies kurang skor ≤ 2
1. Sarana vaksinasi rabies cukup skor 2 Skala
ukur :
Ordinal
i. Anjuran petugas peternakan.
Anjuran petugas peternakan diukur dengan cara memberikan nilai pada pertanyaan nomor 1 sd 3. Jika responden menjawab ya mendapat nilai 1, dan
jika menjawab tidak mendapat nilai 0, kemudian ditetapkan skor. Skor tertinggi 3 dan terendah 0. Variabel anjuran petugas peternakan dikategorikan menjadi 2,
yaitu : Kategori
: 0. Anjuran petugas peternakan kurang skor
≤ 1 1. Anjuran petugas peternakan cukup skor 1
Skala ukur
: Ordinal
j. Keterpaparan terhadap media penyuluhan
Keterpaparan terhadap media penyuluhan diukur dengan cara memberikan nilai pada pertanyaan nomor 1 sd 5. Jika responden menjawab ya mendapat nilai 1,
Universitas Sumatera Utara
dan jika menjawab tidak mendapat nilai 0, kemudian ditetapkan skor. Skor tertinggi 5 dan terendah 0. Variabel keterpaparan terhadap media penyuluhan
dikategorikan menjadi 2 nilai median yaitu : Kategori
: 0. Kurang skor
≤ 2 1. Cukup skor 2
Skala ukur
: Ordinal
k. Anjuran tokoh masyarakat.
Anjuran tokoh masyarakat diukur dengan cara memberikan nilai pada pertanyaan nomor 1 sd 3, kemudian ditetapkan skor. Jika responden menjawab
ya mendapat nilai 1, dan jika menjawab tidak mendapat nilai 0, kemudian ditetapkan skor. Skor tertinggi 3 dan terendah 0. Variabel anjuran petugas
peternakan dikategorikan menjadi 2, yaitu : Kategori
: 0.
Anjuran tokoh
masyarakat kurang
skor ≤ 1
1. Anjuran tokoh masyarakat cukup skor 1 Skala
ukur :
Ordinal
3.6.2.Pengukuran variabel dependen
Untuk mengetahui variabel dependen yaitu variabel pemeliharaan anjing dengan mengajukan 3 pertanyaan pertanyaan nomor 1 sd 3 yang telah diberi skor.
Setiap pertanyaan jika dijawab ya diberi nilai 1 dan jika dijawab tidak diberi nilai 0. Skor tertinggi adalah 3 dan terendah 0. Kemudian variabel cara
pemeliharaan anjing dikategorikan menjadi 2 yaitu :
Universitas Sumatera Utara
Kategori : 0. Pemeliharaan anjing kurang baik skor ≤ 1
Bila jawaban responden sama sekali tidak melakukan vaksinasi terhadap anjing peliharaannya, tidak
memasang rantai atau tidak menyediakan kandang tersendiri terhadap anjing peliharaannya atau hanya
melakukan salah satu dari tindakan tersebut. 1.
Pemeliharaan anjing baik skor 1 Bila jawaban responden melakukan minimal dua dari
tindakan diatas atau melakukan ketiganya. Cara ukur
: Wawancara.
Skala ukur : Ordinal.
3.7. Metode Analisis Data
3.7.1. Pengolahan data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan perangkat lunak komputer.
3.7.2. Analisis data
Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat. Analisis univariat untuk mengetahui gambaran deskriptif dengan
menampilkan tabel distribusi. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sehingga akan
diketahui variabel mana yang berhubungan dengan variabel dependen bermakna
Universitas Sumatera Utara
secara statistik. Jenis data adalah kategori maka analisis yang digunakan adalah Chi- Square.
Analisis multivariat untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan melakukan uji regresi logistik yang didapatkan dari uji
bivariat dimana variabel yang mempunyai p value 0,25 dapat dijadikan variabel yang berpengaruh terhadap pemeliharaan anjing. Dari hasil uji multivariat ini akan
diketahui variabel mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap pemeliharaan anjing. Analisis ini menggunakan komputer dengan program SPSS for windows.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Kondisi Geografis
Kecamatan Sumbul merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 192,58 km² terletak pada ketinggian
1.400 m di atas permukaan laut yang berada pada 02.25° - 02.45º Lintang Utara dan 98.00º - 98.30° Bujur Timur. Wilayah Kecamatan Sumbul terdiri dari 19 desa dengan
perbatasan sebagai berikut dengan sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pegagan Hilir, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten
Simalungun, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Parbuluan dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Silahisabungan.
4.1.2. Keadaan penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Sumbul sebanyak 36.967 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 18.412 jiwa dan perempuan sebanyak 18.555 jiwa tabel 3. Kepadatan
penduduk adalah 159 jiwa km² dengan penyebaran yang tidak merata pada setiap desa. Penduduk di Kecamatan Sumbul terdiri dari beberapa ragam suku antara lain
suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Nias, Jawa, Aceh dan Minang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2008
Penduduk No
Klp. Umur Tahun
Lk Pr Jumlah
1. 0 – 4
2.549 6,90
2.489 6,73
5.038 13,63
2. 5 – 14
4.992 13,50
4.767 12,90
9.759 26,40
3. 15 – 44
8.089 21,88
7.683 20,78
15.772 42,66
4. 45 – 64
2.145 5,80
2.704 7,31
4.849 13,12
5. ≥ 65
637 1,72
912 2,47
1.549 4,19
Total 18.412
49,80 18.555
50,20 36967
100,00
Sumber : Kantor Camat Kecamatan Sumbul, tahun 2008
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa bahwa kelompok umur 15 – 44 tahun merupakan kelompok umur dengan persentase tertinggi baik untuk jenis kelamin laki-laki
maupun perempuan, persentase total 42,66 . Sedangkan menurut jenis kelamin persentase penduduk perempuan 50,20 , lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-
laki sebesar 49,80.
4.1.3. Sarana dan Tenaga Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Sumbul terdiri dari , puskesmas, puskesmas pembantu, pondok bersalin desa polindes, balai pengobatan swasta,
posyandu dan praktek dokter yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Jenis dan Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Sumbul Tahun 2008
No Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan
Jumlah
1. Puskesmas Rawat
Inap 1
2. Puskesmas Non Rawat Inap
1 3. Puskesmas
Pembantu 18
4. Pondok Bersalin Desa Polindes
8 5.
Balai Pengobatan Swasta 1
6. Posyandu 72
7. Praktek dokterdrg
4 8.
Puskesmas Keliling Kendaraan Roda 4 2
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi
Pada tabel 4.2. terlihat bahwa sarana pelayanan kesehatan yang paling banyak di Kecamatan Sumbul adalah Posyandu. Jenis dan jumlah tenaga pelayanan kesehatan
di Kecamatan Sumbul dapat dilihat pada tabel 4.3. di bawah ini : Tabel 4.3. Jenis dan Jumlah Tenaga Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Sumbul
Kabupaten Dairi Tahun 2008
No Jenis Tenaga Kesehatan
Jumlah
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Dokter Dokter Gigi
Perawat Bidan Asisten Apoteker
Gizi Sanitarian
4 2
50 1
1 3
Jumlah 61 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi
Kecamatan Sumbul memiliki jumlah tenaga kesehatan sebanyak 61 orang yang terdiri dari 4 orang dokter umum, 2 orang dokter gigi, 50 orang perawatbidan, 1
orang asisten apoteker, 1 orang petugas gizi dan 3 orang sanitarian.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Sarana dan Tenaga Pelayanan Kesehatan Hewan
Tabel 4.4. Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Hewan di Kabupaten Dairi Tahun 2008
No Jenis Sarana
Jumlah
1. Puskeswan 1
2. Laboratorium 1
3. Alat transportasi Kendaraan bermotor roda 2
5 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Dairi
Pada tabel 4.4. terlihat pada sarana pelayanan kesehatan hewan yang ada di Kabupaten Dairi terdapat puskeswan berjumlah 1 buah, laboratorium 1 buah dan
kendaraan bermotor roda dua sebanyak 5 buah. Di Kecamatan Sumbul belum tersedia sarana pelayanan kesehatan hewan. Jenis dan jumlah tenaga pelayanan
kesehatan hewan di Kabupaten Dairi dapat dilihat pada tabel 4.5. di bawah ini : Tabel 4.5. Jenis dan Jumlah Tenaga Pelayanan Kesehatan Hewan di Kabupaten Dairi
Tahun 2008 No
Jenis Tenaga Peternakan Jumlah
1. 2.
3. Dokter Hewan
Penyuluh Peternakan Vaksinator
1 22
16
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Dairi Di Kabupaten Dairi jumlah dokter hewan yang ada berjumlah satu orang,
penyuluh peternakan berjumlah 22 orang dan petugas vaksinasi hewan vaksinator berjumlah 16 orang. Jenis dan jumlah tenaga pelayanan kesehatan hewan di
Kecamatan Sumbul dapat dilihat pada tabel 4.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Jenis dan Jumlah Tenaga Pelayanan Kesehatan Hewan di Kecamatan Sumbul Tahun 2008
No Jenis Tenaga Peternakan
Jumlah 1.
2. 3.
Dokter Hewan Penyuluh Peternakan
Vaksinator -
2 1
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Dairi Di Kecamatan Sumbul jumlah penyuluh peternakan berjumlah 2 orang dan
tenaga vaksinator berjumlah 1 orang.
4.2. Analisis Univariat
Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan, diperoleh gambaran faktor predisposisi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, pengetahuan dan sikap. Pada tabel 4.7. digambarkan bahwa 19 responden 19,8 adalah usia dewasa
dini, sebanyak 50 responden 52,1 adalah usia dewasa madya dan 27 responden 28,1 usia lanjuttua. Sebanyak 45 responden 46,9 adalah perempuan, 51
responden 53,1 laki-laki, 8 responden 8,3 pendidikan SD, 47 responden 49 SLTP, 32 responden 33,3 SLTA, 9 responden 9,4 akademiperguruan
tinggi.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1. Faktor Internal
Tabel 4.7. Distribusi Responden menurut Variabel Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan dan Sikap Pemilik Anjing di
Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Variabel Frekuensi Persentase
Umur tahun 18-39 dewasa dini
40-59 dewasa madya ≥60 usia lanjuttua
19 50
27 19,8
52,1 28,1
Jumlah 96 100,0
Jenis Kelamin Perempuan
Laki-laki 45
51 46,9
53,1 Jumlah 96
100,0
Pendidikan SD
SLTP SLTA
AkademiPerguruan Tinggi
8 47
32 9
8,3 49,0
33,3 9,4
Jumlah 96 100,0
Pekerjaan Petaniburuh tani
PNSTNIPOLRI Wiraswastapedagang
Tidak Bekerja 36
22 11
27 37,5
22,9 11,5
28,1
Jumlah 96 100,0
Pengetahuan Kurang
Baik 64
32 66,7
33,3 Jumlah 96
100,0
Sikap Negatif
Positif 56
40 58,3
41,7
Jumlah 96 100,0
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 36 37,5 responden pekerjaannya petaniburuh tani, 22 22,9 PNSPOLRITNI, 11 11,5 wiraswastapedagang dan 27 28,1 responden tidak
bekerja. Menurut tingkat pengetahuan pemilik anjing, yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 64 66,7 dan pengetahuan baik sebanyak 32 33,3 dan yang
bersikap negatif sebanyak 56 58,3 dan yang bersikap positif sebanyak 40 41,7.
4.2.2. Faktor Eksternal
Tabel 4.8. Distribusi Responden menurut Variabel Penghasilan, Sarana Vaksinasi Rabies, Anjuran Petugas Peternakan, Keterpaparan Media Penyuluhan dan
Anjuran Tokoh Masyarakat di Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Variabel Frekuensi Persentase
Penghasilan Rp.822.205.-
≥Rp.822.205,- 51
45 53,1
46,9 Jumlah 96
100,0
Sarana Vaksinasi Rabies Kurang
Cukup 58
38 60,4
39,6 Jumlah
96 100,0
Anjuran Petugas Peternakan Kurang
Cukup 36
60 37,5
62,5 Jumlah 96
100,0
Keterpaparan Media Penyuluhan Kurang
Cukup 47
49 49,0
51,0 Jumlah 96
100,0
Anjuran Tokoh Masyarakat Kurang
Cukup 44
52 45,8
54,2 Jumlah 96
100,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil analisa univariat dari tabel 4.8 menggambarkan sebanyak 51 53,1 responden mempunyai penghasilan Rp.822.205 dan 45 46,9
responden mempunyai penghasilan ≥ Rp.822.205,-. Mayoritas pendapat responden
tentang sarana vaksinasi rabies adalah kurang sebesar 60,4 58 responden. Petugas peternakan sangat berperan dalam memberikan informasi kepada
masyarakat tentang kesehatan hewan peliharaan dan menganjurkan masyarakat khususnya pemilik anjing untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan rabies
dalam pemeliharaan anjing. Sebanyak 36 responden 37,5 menyatakan bahwa masih kurangnya anjuran petugas peternakan dan 62,5 60 menyatakan anjuran
petugas cukup. Keterpaparan
terhadap media
penyuluhan menurut pendapat responden adalah kategori kurang sebanyak 47 49 dan cukup menurut 49 51.
Sebanyak 44 45,8 responden berpendapat bahwa anjuran tokoh masyarakat kurang dan 54,2 52 responden berpendapat bahwa anjuran tokoh
masyarakat cukup . Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi menurut Variabel Pemeliharaan Anjing di
Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Pemeliharaan Anjing
Frekuensi Persentase
Kurang 67
69,8 Baik
29 30,2
Jumlah 96
100,0
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.9 di atas dapat dijelaskan bahwa persentase responden melakukan pemeliharaan anjing yang baik masih rendah yaitu hanya sebesar 30,2 .
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mencari hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Pengujian ini menggunakan uji chi-square. Dikatakan ada
hubungan yang bermakna secara statistik jika diperoleh nilai p 0,05 .
4.3.1.Faktor Internal
4.3.1.1. Hubungan Umur dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.10. Distribusi Responden menurut Umur dan Pemeliharaan Anjing di
Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Pemeliharaan Anjing Total
Kurang Baik
Umur n
n N
p
Usia lanjuttua Dewasa madya
Dewasa dini 20
35 12
74,1 70,0
63,2 7
15 7
25,9 30,0
36,8 27
50 19
100,0 100,0
100,0 0,729
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 27 responden kategori usia lanjuttua, 50 responden kategori dewasa madya dan 19 responden kategori
dewasa dini. Hasil uji chi square pada tabel 4.10. menunjukkan dari 27 pemilik anjing usia lanjuttua sebanyak 20 responden 74,1 pemeliharaan anjing
kurang baik, dari 50 responden kategori dewasa madya sebanyak 35 responden 70,0 pemeliharaan anjingnya kurang baik dan dari 19 responden kategori
dewasa dini sebanyak 12 responden 63,2 pemeliharaan anjingnya kurang baik.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji chi square diperoleh p 0,05 berarti
tidak ada
hubungan antara umur dengan pemeliharaan anjing.
4.3.1.2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.11. Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin dan Pemeliharaan
Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Pemeliharaan Anjing Total
Kurang Baik
Jenis Kelamin n
n N
p
Perempuan Laki-laki
30 37
66,7 72,5
15 14
33,3 27,5
45 51
100,0 100,0
0,686
Pada tabel 4.11 di atas sebanyak 45 responden perempuan sebanyak 30 66,7 pemeliharaan anjing kurang baik dan dari 51 responden laki-laki sebanyak
37 72,5 pemeliharaan anjing kurang baik, dan hasil uji chi square secara statistik diperoleh nilai p 0,05 berarti tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan
pemeliharaan anjing. 4.3.1.3. Hubungan Pendidikan dengan Pemeliharaan Anjing
Tabel 4.12. Distribusi Responden menurut Pendidikan dan Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Pemeliharaan Anjing Total
Kurang Baik
Pendidikan n
n N
p
Rendah Tinggi
44 23
80,0 56,1
11 18
20,0 43,9
55 41
100,0 100,0
0,022
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara pendidikan responden dengan pemeliharaan anjing pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebanyak 55 pemilik anjing yang pendidikan rendah,
sebanyak 44 80,0 pemeliharaan anjingnya kurang baik dan dari 41 responden pendidikan tinggi sebanyak 23 56,1 yang pemeliharaannya kurang baik. Hasil uji
chi square diperoleh nilai p 0,05 berarti disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pemeliharaan anjing.
4.3.1.4. Hubungan Pekerjaan dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.13. Distribusi Responden menurut Pekerjaan dan Pemeliharaan Anjing di
Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Pemeliharaan Anjing Total
Kurang Baik
Pekerjaan n
n N
p
Tidak Bekerja Bekerja
16 51
59,3 73,9
11 18
40,7 26,1
27 69
100,0 100,0
0,247
Hubungan antara pekerjaan dengan pemeliharaan anjing pada tabel 4.13 digambarkan bahwa dari 27 pemilik anjing yang tidak bekerja sebanyak 16 59,3
pemeliharaan anjingnya kurang baik. Sebanyak 69 pemilik anjing yang bekerja ada 51 responden 73,9 pemeliharaan anjingnya kurang baik. Hasil uji chi square
diperoleh nilai p 0,05 dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan pemeliharaan anjing.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.5. Hubungan Pengetahuan dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.14. Distribusi Responden menurut Variabel Pengetahuan dan Pemeliharaan
Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Pemeliharaan Anjing Total
Kurang Baik
Pengetahuan n
n N
p
Kurang Baik
52 15
81,3 46,9
12 17
18,7 53,1
64 32
100,0 100,0
0,001
Pada tabel 4.14 di atas hasil uji chi square menunjukkan bahwa 64 responden pengetahuan kurang 52 81,3 pemeliharaan anjingnya kurang baik dan 32
responden pengetahuan baik 15 46,9 pemeliharaan anjing kurang baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,05 disimpulkan ada hubungan yang bermakna
secara statistik antara tingkat pengetahuan dengan pemeliharaan anjing. 4.3.1.6. Hubungan Sikap dengan Pemeliharaan Anjing
Tabel 4.15. Distribusi Responden menurut Variabel Sikap dan Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Pemeliharaan Anjing Total
Kurang Baik
Sikap n
n N
p
Negatif Positif
34 33
60,7 82,5
22 7
39,3 17,5
56 40
100,0 100,0
0,039
Hubungan antara sikap dengan pemeliharaan anjing pada tabel 4.15 digambarkan bahwa dari 56 responden sikap negatif sebesar 34 60,7 pemeliharaan
anjing kurang baik dan 40 pemilik anjing dengan sikap positif 33 82,5 pemeliharaan anjingnya kurang baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,05
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan ada hubungan yang bermakna secara statistik antara sikap dengan pemeliharaan anjing.
4.3.2. Faktor Eksternal
4.3.2.1. Hubungan Penghasilan dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.16. Distribusi Responden menurut Variabel Penghasilan dan Pemeliharaan
Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Pemeliharaan Anjing Total
Kurang Baik
Penghasilan n
n N
p
Rp.822.205,- ≥Rp.822.205,-
33 34
64,7 75,6
18 11
35,3 24,4
51 45
100,0 100,0
0,351
Hasil uji bivariat antara tingkat penghasilan keluarga responden dengan pemeliharaan anjing dari tabel 4.16 di atas menunjukkan 51 responden yang tingkat
penghasilannya di bawah UMR Propinsi Sumatera Utara Rp.822.205,- sebanyak 33 64,7 pemeliharaan anjingnya kurang baik dan 45 responden yang memiliki
tingkat penghasilan di atas UMR Propinsi Sumatera Utara ≥ Rp.822.205,- sebanyak
34 75,6 pemeliharaan anjingnya kurang baik. Hasil uji chi square didapatkan nilai p 0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara
tingkat penghasilan dengan pemeliharaan anjing.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.2. Hubungan Sarana Vaksinasi Rabies dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.17. Distribusi Responden menurut Variabel Sarana Vaksinasi dan
Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Pemeliharaan Anjing Total
Kurang Baik
Sarana Vaksinasi Rabies
n n
N p
Kurang Cukup
52 15
89,7 39,5
6 23
10,3 60,5
58 38
100,0 100,0
0,000
Hasil uji bivariat antara sarana vaksinasi rabies dengan pemeliharaan anjing dari tabel 4.17 di atas menggambarkan bahwa dari 58 responden yang berpendapat sarana
vaksinasi kurang 52 89,7 melakukan pemeliharaan anjing kurang baik dan dari 38 responden yang berpendapat sarana vaksinasi rabies cukup 15 39,5 pemeliharaan
anjing kurang baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,05 dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara sarana vaksinasi rabies dengan pemeliharaan anjing.
4.3.2.3. Hubungan Anjuran Petugas Peternakan dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.18.Distribusi Responden menurut Variabel Anjuran Petugas Peternakan dan
Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Pemeliharaan Anjing Total
Kurang Baik
Anjuran Petugas Peternakan
n n
N p
Kurang Cukup
31 36
86,1 60,0
5 24
13,9 40,0
36 60
100,0 100,0
0,014
Pada tabel 4.18 di atas menunjukkan 36 responden yang berpendapat anjuran petugas peternakan kurang 31 86,1 responden pemeliharaan anjingnya kurang
Universitas Sumatera Utara
baik dan 60 responden berpendapat anjuran petugas peternakan cukup 36 60,0 pemeliharaan anjingnya kurang baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,05
disimpulkan ada hubungan yang bermakna secara statistik antara anjuran petugas peternakan dengan pemeliharaan anjing.
4.3.2.4. Hubungan Keterpaparan Media Penyuluhan dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.19.Distribusi Responden menurut Variabel Keterpaparan Media Penyuluhan
dan Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Pemeliharaan Anjing Total
Kurang Baik
Keterpaparan Media Penyuluhan
n n
N p
Kurang Cukup
44 23
93,6 46,9
3 26
6,4 53,1
47 49
100,0 100,0
0,000
Hubungan antara keterpaparan media penyuluhan dengan pemeliharaan anjing dari hasil uji chi square menunjukkan bahwa dari 47 responden yang berpendapat
kurang terpapar dengan media penyuluhan sebanyak 44 93,6 pemeliharaan anjingnya kurang baik dan 49 responden yang berpendapat cukup terpapar dengan
media penyuluhan sebanyak 23 46,9 pemeliharaan anjingnya kurang baik. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p 0,05 artinya secara statistik ada hubungan
yang bermakna antara keterpaparan media penyuluhan dengan pemeliharaan anjing.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.5. Hubungan Anjuran Tokoh Masyarakat dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.20. Distribusi Responden menurut Variabel Anjuran Tokoh Masyarakat dan
Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009
Pemeliharaan Anjing Total
Kurang Baik
Anjuran Tokoh Masyarakat
n n
N p
Kurang Cukup
32 35
72,7 67,3
12 17
27,3 32,7
44 52
100,0 100,0
0,724
Pada tabel 4.20 di atas digambarkan bahwa dari 44 responden yang berpendapat anjuran tokoh masyarakat kurang sebanyak 32 72,7 responden
pemeliharaan anjingnya kurang baik dan 52 responden yang berpendapat bahwa anjuran tokoh masyarakat cukup 35 67,3 pemeliharaan anjingnya kurang baik.
Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,05 maka disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara anjuran tokoh masyarakat dengan
pemeliharaan anjing.
4.4. Analisis Multivariat
4.4.1. Pemilihan Variabel untuk Uji Multivariat Pada penelitian ini terdapat sebelas variabel independen yaitu umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, penghasilan, sarana vaksinasi rabies, anjuran petugas peternakan, keterpaparan media penyuluhan dan anjuran
tokoh masyarakat. Untuk menentukan variabel independen yang ikut dalam analisis multivariat terlebih dahulu dilakukan analisis bivariat dengan uji regresi logistik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.21. Hasil Analisis Bivariat antara Variabel Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, Penghasilan, Sarana Vaksinasi Rabies,
Anjuran Petugas Peternakan, Keterpaparan Media Penyuluhan dan Anjuran Tokoh Masyarakat dengan Pemeliharaan Anjing di Kecamatan
Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2009
Variabel Independen
p
Umur 0,434
Jenis kelamin 0,531
Pendidikan 0,012
Pekerjaan 0,166
Pengetahuan 0,001
Sikap 0,019
Penghasilan 0,246
Sarana Vaksinasi Rabies 0,000
Anjuran Petugas Peternakan 0,005
Keterpaparan Media Penyuluhan 0,000
Anjuran Tokoh Masyarakat 0,564
= variabel sebagai kandidat multivariate
Pada tabel 4.21. terdapat delapan variabel dengan nilai p 0,25 yaitu : pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap, sarana vaksinasi rabies,
anjuran petugas peternakan dan keterpaparan media penyuluhan yang ikut dalam analisis multivariat sedangkan umur, jenis kelamin dan anjuran tokoh masyarakat
memiliki nilai p 0,25 maka tidak diikutsertakan dalam analisis multivariat. 4.4.2. Penentuan Variabel yang Dominan
Analisa multivariat bertujuan untuk menentukan variabel independen yaitu faktor internal dan eksternal yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen
Universitas Sumatera Utara
yaitu pemeliharaan anjing. Dalam analisis ini semua variabel kandidat multivariat dicobakan bersama-sama, kemudian variabel yang nilai p 0,05 akan dikeluarkan.
Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.22. Tabel 4.22. Hasil Uji Regresi Logistik untuk Identifikasi Variabel Independen Yang
Berpengaruh Terhadap Pemeliharaan Anjing
Variabel B
p value
Pengetahuan 1,978
0,002 Sarana Vaksinasi Rabies
2,864 0,000
Pada tabel 4.22. di atas adalah merupakan hasil analisis multivariat regresi logistic .Variabel pengetahuan dan variabel sarana vaksinasi rabies mempunyai nilai
p 0,05. Variabel pengetahuan dan sarana vaksinasi rabies mempunyai pengaruh terhadap pemeliharaan anjing. Variabel yang paling berpengaruh terhadap
pemeliharaan anjing adalah variabel sarana vaksinasi rabies dengan nilai B 2,864.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Faktor Internal 5.1.1. Umur