bahwa kita sangat memperhatikan mereka dan sangat mengharapkan mereka melakukan hal itu. Untuk memenuhi maksud tersebut, menurut peneliti petugas
peternakan dapat meningkatkan frekwensi pertemuan dengan pemilik anjing untuk menyampaikan saran dan anjuran tentang pencegahan rabies pada pemeliharaan
anjing. Menurut Mantra dalam Sarwono 2004 menggunakan metode pendidikan
untuk perubahan perilaku. Mantra mengembangkan strategi yang dikenal sebagai pendekatan edukatif dalam upaya menanamkan pemahamam dan membina kebiasaan
hidup sehat melalui dua tahap. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan petugas yang mampu memberikan informasi berkaitan dengan rabies.
Setelah dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik variabel anjuran petugas peternakan tidak berpengaruh terhadap pemeliharaan anjing dimana p =
0,709. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Ganefa 2001 dimana ada pengaruh antara anjuran petugas dengan ketidakpatuhan pemilik anjing memberikan vaksinasi
rabies pada anjingnya, kemungkinan disebabkan petugas peternakan kurang memberikan penjelasan sehubungan dengan anjuran yang diberikannya kepada
pemilik anjing sehingga responden tidak melakukan sesuai yang dianjurkan petugas yaitu memberikan vaksinasi, memasang rantai dan menggunakan kandang terhadap
anjing peliharaannya.
5.2.4. Keterpaparan Media Penyuluhan
Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara diketahui sebanyak 59,4 responden tidak pernah mendengar penyuluhan tentang rabies dari petugas
Universitas Sumatera Utara
peternakan, 62,5 responden tidak pernah membaca keterangan mengenai rabies melalui selebaran, 65,6 responden tidak pernah membaca keterangan mengenai
rabies melalui media surat kabar, 71,9 tidak pernah membaca keterangan mengenai rabies melalui poster dan 70,8 tidak pernah mendengar keterangan mengenai rabies
melalui siaran radio. Responden yang berpendapat cukup terpapar dengan media penyuluhan melakukan pemeliharaan anjingnya dengan kategori baik lebih banyak
dibanding dengan responden yang berpendapat kurang terpapar media penyuluhan. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,000 artinya ada hubungan yang
signifikan antara keterpaparan media penyuluhan dengan pemeliharaan anjing. Berdasarkan hasil penelitian Ganefa 2001 diketahui adanya hubungan yang
bermakna antara keterpaparan terhadap media penyuluhan rabies dengan ketidakpatuhan pemilik anjing memberikan vaksinasi.
Menurut teori Health Belief Model Rosenstock dalam Smet 1994, untuk dapat memutuskan menerima atau menolak melakukan tindakan pencegahan yang berkaitan
dengan kesehatan diperlukan salah satu unsur yaitu
petunjuk untuk berperilaku cues to action
yang dapat berupa berbagai macam informasi dari luar atau nasehat
mengenai permasalahan kesehatan contoh : media massa, kampanye, nasehat orang lain, artikel dari koran dan sebagainya.
Setelah dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik variabel keterpaparan dengan media penyuluhan tidak ada pengaruh dengan pemeliharaan
anjing diketahui dari nilai p = 0,151. Hal ini tidak sesuai dengan teori L.Green yang menyatakan adanya informasi melalui berbagai media merupakan faktor pendorong
Universitas Sumatera Utara
terjadinya perilaku kesehatan. Menurut peneliti keterpaparan dengan media penyuluhan tidak berpengaruh kemungkinan disebabkan ada faktor lain yang
menyebabkan responden tidak melakukan vaksinasi rabies, menggunakan rantai dan kandang untuk anjing peliharaannya misalnya ketidaktersediaan dana atau kurangnya
pengertian tentang manfaat tindakan tersebut. Menurut peneliti seseorang yang tahu dan paham bahwa sesuatu hal dapat
menjadi masalah baginya akan bersedia menerima informasi lebih lanjut tentang masalah yang bersangkutan. Sebaiknya disebarluaskan informasi sehubungan dengan
penyakit rabies dan perilaku pemilik anjing yang sedang diperkenalkan melalui pemanfaatan media-media komunikasi seperti radio televisi majalah dan lain-lain
sehingga tercipta pendapat umum yang positif tentang perilaku tersebut dan akhirnya masyarakat khususnya pemilik anjing mau melaksanakan perilaku yang sedang
diperkenalkan. Masyarakat khususnya pemilik anjing diberi informasi mengenai tindakan-tindakan untuk pencegahan rabies. Hal ini sangat penting mengingat bahwa
penyakit ini dapat dicegah sebelum muncul dan bila sudah menunjukkan gejala penyakit ini sangat fatal mengingat Case Fatality Rate CFR rabies sebesar 100.
5.2.5. Anjuran Tokoh Masyarakat