BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Rabies
Rabies telah dikenal sejak zaman dahulu dan dinilai sangat penting sehingga
dicatat pada salah satu prasasti yang dibuat pada zaman kekuasaan raja Hammurabi 2300 SM. Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut bersifat
zoonosis pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan penular terutama anjing, kucing dan kera. Penyakit ini selalu
diakhiri dengan kematian pada hewan dan manusia bila telah menunjukkan gejala klinis Depkes, 2000.
Rabies merupakan zoonosis yang penting karena anjing selalu dekat kepada manusia sebagai hewan peliharaan. Penyakit ini hampir selalu menimbulkan
kematian dan kerugian ekonomi yang besar. Soejoedono, 2004.
2.1.1. Penyebab Rabies Penyebab rabies adalah virus famili Rhabdoviridae yang termasuk dalam
golongan ordo Mononegavirales, genus Lyssavirus Greek lyssa : rabies. Lyssavirus terbagi atas beberapa serotype yang terdiri dari 1. Rabies virus RABV; 2.Lagos bat
virus LBV; 3. Mokola virus MOKV; 4. Duvenhage virus DUVV; 5. European bat lyssavirus 1 EBLV-1; 6. European bat lyssavirus 2 EBLV-2; dan 7. Australian
bat lyssavirus ABLV WHO, 2005 b.
Universitas Sumatera Utara
Di bawah mikroskop elektron, virus rabies ini berbentuk seperti peluru bahasa Yunani : rhabdo= bentuk batang , dengan ukuran panjang sekitar 180 x 10
-7
mm dan lebar 65 x 10
-7
mm. Pada lapisan permukaan virus ini terdapat envelope yang tersusun atas 50 lemak dan 50 protein tergolong RNA. Virus ini sensitif dengan
pelarut lemak larutan sabun, eter, kloroform, aseton, etanol 45-70 dan preparat iodine Meslin, 1994.
Virus rabies dapat menginfeksi semua hewan berdarah panas, dan pada hampir semua kejadian infeksinya akan berakhir dengan kematian Fenner,1995.
2.1.2. Reservoir Rabies
Berbagai Canidae domestic dan liar, seperti anjing, serigala, coyotes, rubah, skunks, raccoon, mongoose dan mamalia penggigit lainnya. Populasi vampire yang
terinfeksi, kelelawar frugivorous pemakan buah dan insectivorous pemakan serangga di temukan di Amerika Serikat, Kanada dan Eropa. Di Amerika Selatan ,
vampire Desmodus rotundus murinus merupakan pembawa virus rabies yang dapat menyerang ternak sapi atau kuda, bahkan kadang-kadang manusia. Di Eropa, rubah
fox menjadi sumber penular rabies pada ternak. Di negara berkembang, anjing
merupakan reservoir utama Chin,2000. 2.1.3. Cara Penularan Rabies
Air liur hewan positif rabies yang mengandung virus menularkan virus melalui
gigitan atau cakaran. Sekitar 70 anjing yang tertular rabies mengandung virus di
dalam salivanya. Meskipun jarang, infeksi juga dapat terjadi lewat kulit yang lecet
atau konjungtiva yang kontak lewat saliva. Pada gua kelelawar yang mengandung
Universitas Sumatera Utara
virus rabies dalam jumlah sangat tinggi, penyebaran melalui udara pernah dilaporkan terjadi. Penularan rabies melalui transplantasi organ kornea dari orang yang
meninggal karena penyakit sistem saraf pusat yang tidak terdiagnosa sebelumnya
kemungkinan dapat menularkan rabies kepada penerima organ tadi Chin, 2000 2.1.4.Masa Inkubasi Rabies
Masa inkubasi sangat tergantung dari tingkat keparahan luka, lokasi luka yang erat kaitannya dengan kepadatan jaringan saraf di lokasi luka dan jarak luka dari otak
Masa inkubasi rabies bervariasi sekitar 10 hari sampai 6 bulan. Biasanya berlangsung antara 3-8 minggu. Masa inkubasi akan semakin pendek jika gigitan semakin dekat
dengan kepala. Gigitan di daerah kepala mempunyai masa inkubasi sekitar antara
30 – 48 hari, sedangkan gigitan di daerah tangan 40-59 hari Shnurrenberger, 1991. Masa inkubasi lebih pendek pada anak-anak, karena anak-anak umumnya terkena
gigitan di daerah kepala dan leher Bell,1995.
2.1.5. Patogenesis