Faktor Eksternal Analisis Bivariat

disimpulkan ada hubungan yang bermakna secara statistik antara sikap dengan pemeliharaan anjing.

4.3.2. Faktor Eksternal

4.3.2.1. Hubungan Penghasilan dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.16. Distribusi Responden menurut Variabel Penghasilan dan Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009 Pemeliharaan Anjing Total Kurang Baik Penghasilan n n N p Rp.822.205,- ≥Rp.822.205,- 33 34 64,7 75,6 18 11 35,3 24,4 51 45 100,0 100,0 0,351 Hasil uji bivariat antara tingkat penghasilan keluarga responden dengan pemeliharaan anjing dari tabel 4.16 di atas menunjukkan 51 responden yang tingkat penghasilannya di bawah UMR Propinsi Sumatera Utara Rp.822.205,- sebanyak 33 64,7 pemeliharaan anjingnya kurang baik dan 45 responden yang memiliki tingkat penghasilan di atas UMR Propinsi Sumatera Utara ≥ Rp.822.205,- sebanyak 34 75,6 pemeliharaan anjingnya kurang baik. Hasil uji chi square didapatkan nilai p 0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara tingkat penghasilan dengan pemeliharaan anjing. Universitas Sumatera Utara 4.3.2.2. Hubungan Sarana Vaksinasi Rabies dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.17. Distribusi Responden menurut Variabel Sarana Vaksinasi dan Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009 Pemeliharaan Anjing Total Kurang Baik Sarana Vaksinasi Rabies n n N p Kurang Cukup 52 15 89,7 39,5 6 23 10,3 60,5 58 38 100,0 100,0 0,000 Hasil uji bivariat antara sarana vaksinasi rabies dengan pemeliharaan anjing dari tabel 4.17 di atas menggambarkan bahwa dari 58 responden yang berpendapat sarana vaksinasi kurang 52 89,7 melakukan pemeliharaan anjing kurang baik dan dari 38 responden yang berpendapat sarana vaksinasi rabies cukup 15 39,5 pemeliharaan anjing kurang baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,05 dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara sarana vaksinasi rabies dengan pemeliharaan anjing. 4.3.2.3. Hubungan Anjuran Petugas Peternakan dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.18.Distribusi Responden menurut Variabel Anjuran Petugas Peternakan dan Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009 Pemeliharaan Anjing Total Kurang Baik Anjuran Petugas Peternakan n n N p Kurang Cukup 31 36 86,1 60,0 5 24 13,9 40,0 36 60 100,0 100,0 0,014 Pada tabel 4.18 di atas menunjukkan 36 responden yang berpendapat anjuran petugas peternakan kurang 31 86,1 responden pemeliharaan anjingnya kurang Universitas Sumatera Utara baik dan 60 responden berpendapat anjuran petugas peternakan cukup 36 60,0 pemeliharaan anjingnya kurang baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,05 disimpulkan ada hubungan yang bermakna secara statistik antara anjuran petugas peternakan dengan pemeliharaan anjing. 4.3.2.4. Hubungan Keterpaparan Media Penyuluhan dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.19.Distribusi Responden menurut Variabel Keterpaparan Media Penyuluhan dan Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009 Pemeliharaan Anjing Total Kurang Baik Keterpaparan Media Penyuluhan n n N p Kurang Cukup 44 23 93,6 46,9 3 26 6,4 53,1 47 49 100,0 100,0 0,000 Hubungan antara keterpaparan media penyuluhan dengan pemeliharaan anjing dari hasil uji chi square menunjukkan bahwa dari 47 responden yang berpendapat kurang terpapar dengan media penyuluhan sebanyak 44 93,6 pemeliharaan anjingnya kurang baik dan 49 responden yang berpendapat cukup terpapar dengan media penyuluhan sebanyak 23 46,9 pemeliharaan anjingnya kurang baik. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p 0,05 artinya secara statistik ada hubungan yang bermakna antara keterpaparan media penyuluhan dengan pemeliharaan anjing. Universitas Sumatera Utara 4.3.2.5. Hubungan Anjuran Tokoh Masyarakat dengan Pemeliharaan Anjing Tabel 4.20. Distribusi Responden menurut Variabel Anjuran Tokoh Masyarakat dan Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Sumbul Tahun 2009 Pemeliharaan Anjing Total Kurang Baik Anjuran Tokoh Masyarakat n n N p Kurang Cukup 32 35 72,7 67,3 12 17 27,3 32,7 44 52 100,0 100,0 0,724 Pada tabel 4.20 di atas digambarkan bahwa dari 44 responden yang berpendapat anjuran tokoh masyarakat kurang sebanyak 32 72,7 responden pemeliharaan anjingnya kurang baik dan 52 responden yang berpendapat bahwa anjuran tokoh masyarakat cukup 35 67,3 pemeliharaan anjingnya kurang baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,05 maka disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara anjuran tokoh masyarakat dengan pemeliharaan anjing.

4.4. Analisis Multivariat

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Pemilik Anjing dan Faktor Persepsi Pencetus dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 51 177

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

3 60 154

Profil pemeliharaan anjing dan keterkaitannya dengan kejadian rabies di Kecamatan Pasaman KabupatenPasaman Barat Provinsi Sumatera Barat

0 6 142

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PEMILIK DALAM PEMELIHARAAN ANJING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN RABIES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG TAHUN 2012.

0 1 15

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Vaksinasi Rabies Dalam Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2015.

0 0 42

Perhatian Pemilik Anjing dalam mendukung Bali Bebas Rabies.

0 0 8

Perhatian Pemilik Anjing Dalam Mendukung Bali Bebas Rabies.

0 0 8

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK ANJING DENGAN UPAYA PENCEGAHAN RABIES DI PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA | Lesnussa | JURNAL KEPERAWATAN 11898 23724 1 SM

0 2 8

Hubungan Pengetahuan Pemilik Anjing dan Faktor Persepsi Pencetus dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 14

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 18