Pekerjaan Faktor Internal 1. Umur

melalui sarana komunikasi sehingga dengan upaya-upaya tersebut diharapkan masyarakat mau melaksanakan perilaku yang diperkenalkan.

5.1.4. Pekerjaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 69 responden yang bekerja sebanyak 51 responden 73,9 pemeliharaan anjingnya kurang baik dan dari 27 pemilik anjing yang tidak bekerja, sebanyak 16 responden 59,3 pemeliharaan anjingnya kurang baik. Hasil uji chi square didapatkan p=0,247 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan pemeliharaan anjing. Secara persentase responden yang bekerja lebih banyak pemeliharaan anjingnya kurang baik dibanding dengan responden yang tidak bekerja. Masyarakat di daerah penelitian pada umumnya bekerja disektor pertanian. Hasil analisa univariat diketahui sebanyak 36 responden 37,5 bekerja sebagai petani yang lebih banyak aktifitasnya di luar rumah. Responden yang bekerja lebih banyak pemeliharaan anjingnya kurang baik, hal ini menurut peneliti kemungkinan karena responden lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja mencari nafkah sehingga kurang memperhatikan dan tidak mengutamakan pemeliharaan anjingnya seperti menyediakan kandang, rantai dan memberikan vaksinasi. Sejalan dengan hasil penelitian Simanjuntak 1991 yang melaporkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pekerjaan pada pemilik anjing dengan pemberian vaksinasi rabies pada anjing. Ganefa 2001 menyatakan hasil penelitiannya dimana pekerjaan pemilik anjing tidak berhubungan secara bermakna terhadap ketidakpatuhannya dalam pemberian vaksinasi rabies terhadap anjing Universitas Sumatera Utara peliharaannya. Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ternyata tidak ada pengaruh pekerjaan dengan pemeliharaan anjing ditunjukkan dengan nilai p = 0,822. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Gunawardhani 2002 menyatakan dimana faktor sosial yaitu pekerjaan tidak ada pengaruh dengan perilaku pemilik hewan rentan rabies dalam upaya pengendalian penyakit rabies. Menurut peneliti kemungkinan dengan bekerjanya responden dapat memberikan penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga tetapi belum tentu dipergunakan untuk pemeliharaan anjing peliharaannya melihat dari hasil wawancara dimana penghasilan responden dengan kategori ≤ Rp.822.205,- sebanyak 53,1.

5.1.5. Pengetahuan

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Pemilik Anjing dan Faktor Persepsi Pencetus dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 51 177

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

3 60 154

Profil pemeliharaan anjing dan keterkaitannya dengan kejadian rabies di Kecamatan Pasaman KabupatenPasaman Barat Provinsi Sumatera Barat

0 6 142

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PEMILIK DALAM PEMELIHARAAN ANJING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN RABIES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG TAHUN 2012.

0 1 15

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Vaksinasi Rabies Dalam Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2015.

0 0 42

Perhatian Pemilik Anjing dalam mendukung Bali Bebas Rabies.

0 0 8

Perhatian Pemilik Anjing Dalam Mendukung Bali Bebas Rabies.

0 0 8

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK ANJING DENGAN UPAYA PENCEGAHAN RABIES DI PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA | Lesnussa | JURNAL KEPERAWATAN 11898 23724 1 SM

0 2 8

Hubungan Pengetahuan Pemilik Anjing dan Faktor Persepsi Pencetus dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 14

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 18