pengambilan jumlah sampel tersebut dengan pertimbangan keterbatasan dari peneliti sendiri baik waktu, biaya maupun kemampuan peneliti.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Medan yaitu di rumah ataupun tempat yang telah disepakati sebelumnya untuk pertemuan dengan subjek. Pengambilan daerah
penelitian tersebut adalah dengan alasan kemudahan untuk mendapatkan sampel penelitian. Lokasi penelitian dapat berubah sewaktu-waktu dan disesuaikan
dengan keinginan sampel penelitian.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan konstruk operasional theory-basedoperational construct sampling. Sampel
dipilih dengan kriteria tertentu, berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai studi-studi sebelumnya, atau sesuai tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar
sampel sungguh-sungguh mewakili fenomena yang dipelajari Poerwandari, 2001.
D. Teknik Pengambilan Data
Menurut Poerwandari 2001, metode pengambilan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian serta
sifat objek yang diteliti. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah teknik wawancara yang merupakan teknik utama dalam pengambilan data.
Universitas Sumatera Utara
1. Wawancara
Wawancara menurut Moleong 2005 adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara kualitatif dilakukan
bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu, berkenaan dengan topik yang diteliti dan
bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain.
Patton dalam Poerwandari, 2001 membedakan tiga pendekatan dasar wawancara dalam memperoleh data kualitatif yaitu wawancara informal,
wawancara dengan pedoman umum, dan wawancara dengan pedoman terstandar terbuka. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang bersifat umum,
yaitu mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan. Pedoman digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-
aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek cheklist apakah aspek-aspek tersebut telah dibahas atau ditanyakan.
Jenis wawancara yang digunakan dalam wawancara adalah wawancara mendalam in depth-Interview. Banister 1994 menjelaskan bahwa wawancara
mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara, namun penggunaannya tidak sekedar wawancara terstruktur. Pedoman wawancara
berisi open-ended question yang bertujuan agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara adalah berupa pernyataan-pernyataan yang menyeluruh dan mendalam mengenai pandangan atau penilaian subjek terhadap dilema-dilema
moral dari cerita-cerita dilemma moral Kohlberg, 1995, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penalaran moral subjek, serta upaya yang dilakukan
orangtua subjek dalam menjalankan pola asuh spiritual spiritual parenting.
2. Alat Bantu Pengumpulan Data
Pencatatan data selama penelitian penting sekali karena data dasar yang akan dianalisa berdasarkan atas ”kutipan” hasil wawancara. Oleh karena itu,
pencatatan data harus dilakukan dengan cara yang sebaik dan setepat mungkin. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sangatlah penting dan cukup rumit,
untuk itu diperlukan suatu instrumen atau alat penelitian agar dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data Moleong, 2005. Alat bantu yang digunakan
dalam penelitian ini adalah : a.
Alat perekam tape recorder Alat perekam digunakan untuk memudahkan peneliti untuk mengulang
kembali hasil wawancara yang telah dilakukan. Dengan adanya hasil rekaman wawancara tersebut akan memudahkan peneliti apabila ada
kemungkinan data yang kurang jelas sehingga peneliti dapat bertanya kembali kepada responden. Penggunaan alat perekam ini dilakukan setelah
memperoleh persetujuan dari responden. Selain itu penggunaan alat perekam memungkinkan peneliti untuk lebih berkonsentrasi pada apa yang
akan dikatakan subjek, alat perekam dapat merekam nuansa suara dan
Universitas Sumatera Utara
bunyi aspek-aspek wawancara seperti tertawa, desahan, dan sarkasme secara tajam Padget, 1998.
b. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek
checklist apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau dinyatakan Poerwandari, 2001. Pedoman wawancara bertujuan agar
wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian dan juga sebagai alat bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga
memudahkan pada tahap analisa data nantinya.
3. Kredibilitas Penelitian
Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikankan konsep validitas Poerwandari, 2001. Kredibilitas
penelitian kualitatif terletak pada keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah dan mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi
yang kompleks. Kredibilitas penelitian ini nantinya terletak pada keberhasilan penelitian
dalam mengungkapkan gambaran yang luas dan mendalam mengenai pertimbangan moral subjek serta aspek-aspek moral yang dapat dilihat dari faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan pertimbangan moral.
Universitas Sumatera Utara
E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan sejumlah hal yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
a. Mengumpulkan data
Peneliti mengumpulkan berbagai informasi dan teori-teori yang berhubungan dengan pertimbangan moral, khususnya yang berkaitan dengan pertimbangan
moral pada anak dengan pola asuh spiritual parenting. b.
Menyusun pedoman wawancara Agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian,
peneliti menyusun butir-butir pertanyaan berdasarkan kerangka teori yang ada untuk menjadi pedoman dalam wawancara.
c. Mengurus surat perizinan
Dalam penelitian ini peneliti terlebih dahulu meminta surat izin dari Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara USU untuk kemudian
diberikan kepada orang atau lembaga yang berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian.
d. Persiapan untuk mengumpulkan data
Peneliti dalam mencari subjek penelitian yaitu responden anak, sebelumnya melakukan mapping terlebih dahulu terhadap orangtua responden, untuk
menilai bahwa benar orangtua responden menerapkan spiritual parenting dalam menjalankan pola asuh sehari-hari. Dalam usaha mencari responden,
pertama peneliti meminta saran dari seorang teman untuk memilihkan salah
Universitas Sumatera Utara
satu sekolah islam terbaik di Kota Medan, karena salah satu dari upaya spiritual parenting adalah mengupayakan pendidikan holistik yaitu pendidikan
yang ditujukan untuk membangun seluruh dimensi manusia, yaitu untuk membangun dimensi sosial, emosi, motorik, akademik, spiritual, kognitif,
sehingga membentuk insan yang seutuhnya. Salah satunya dapat dengan cara menyekolahkan anak di sekolah-sekolah yang baik dan berlandaskan agama.
Setelah mendapatkan sekolah tersebut, peneliti berdiskusi dengan kepala sekolah tentang maksud dan tujuan peneliti serta menjabarkan sedikit tentang
karakteristik orangtua responden yang dibutuhkan peneliti. Setelah mengemukakan tujuan, kepala sekolah meminta waktu sehari untuk mencari
orangtua-orangtua siswa yang sesuai dengan karakteristik orangtua responden yang dibutuhkan peneliti, dengan cara berdiskusi dengan guru-guru yang
memiliki intensitas yang lebih banyak bertemu dengan orangtua siswa, sehingga lebih tepat dalam penilaiannya. Keesokan harinya peneliti
mendapatkan beberapa nama siswa dan orangtua beserta alamat dari kepala sekolah.
e. Membangun rapport dan menentukan jadwal wawancara
Setelah mendapatkan data responden, peneliti lalu menghubungi orangtua responden untuk menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan dan
menanyakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian. Setelah memperoleh kesediaan dari orangtua responden, peneliti berusaha membangun
rapport. Setelah itu, peneliti dan responden menentukan dan menyepakati waktu untuk pertemuan selanjutnya untuk mengadakan wawancara penelitian.
Universitas Sumatera Utara
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki beberapa tahap pelaksanaan penelitian, antara lain:
a. Mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat wawancara
Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan responden.
Konfirmasi ulang ini dilakukan sehari sebelum wawancara dilakukan dengan tujuan agar memastikan responden dalam keadaan sehat dan tidak berhalangan
dalam melakukan wawancara. b.
Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara Sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta responden untuk
menandatangani Lembar Persetujuan Wawancara yang menyatakan bahwa responden mengerti tujuan wawancara, bersedia menjawab pertanyaan yang
diajukan, mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian sewaktu- waktu serta memahami bahwa hasil wawancara adalah rahasia dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Dalam melakukan wawancara, peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap responden.
c. Memindahkan rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip verbatim.
Setelah hasil wawancara diperoleh, peneliti memindahkan hasil wawancara ke dalam verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan koding dengan
membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan
Universitas Sumatera Utara
mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 2001.
d. Melakukan analisa data Bentuk transkrip verbatim yang telah selesai dibuat kemudian dibuatkan
salinannya. Peneliti kemudian menyusun dan menganalisa data dari hasil transkrip wawancara yang telah di koding menjadi sebuah narasi yang baik dan
menyusunnya berdasarkan alur pedoman wawancara yang digunakan saat wawancara.
e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran Setelah analisa data selesai, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab
permasalahan. Kemudian peneliti menuliskan diskusi terhadap kesimpulan dan seluruh hasil penelitian. Dengan memperhatikan hasil penelitian, kesimpulan
data dan diskusi yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran bagi penelitian selanjutnya.
3. Tahap Pencatatan Data
Semua data yang diperoleh pada saat wawancara direkam dengan alat perekam dengan persetujuan subjek penelitian sebelumnya. Dari hasil rekaman ini
kemudian akan ditranskripsikan secara verbatim untuk dianalisa. Transkrip adalah salinan hasil wawancara dalam pita suara dipindahkan ke dalam bentuk ketikan di
atas
Universitas Sumatera Utara
F. Teknik dan Prosedur Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari pendekatan kualitatif adalah berupa kata-kata. Untuk itu kita perlu melakukan analisis data. Analisis data adalah proses yang
merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada
tema dan ide itu Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2005.
Menurut Poerwandari 2001 proses analisa data adalah sebagai berikut : a.
Organisasi data secara sistematis untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan dan menyimpan data
dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian. b.
Koding dan analisis. Peneliti kemudian menyusun transkripsi verbatim atau catatan lapangan sedemikian rupa sehingga ada kolom kosong sebelah
kanan atau kiri transkrip untuk tempat kode-kode tertentu, kemudian secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada baris-baris transkrip.
Selanjutnya peneliti mulai memberi perhatian pada substansi data yang telah dikumpulkan.
c. Pengujian terhadap dugaan. Peneliti akan mempelajari data yang kemudian
akan mengembangkan dugaan-dugaan yang juga merupakan kesimpulan sementara. Pengujian terhadap dugaan berkaitan erat dengan upaya
mencari penjelasan yang berbeda mengenai data yang sama, dalam hal ini peneliti harus mengikutsertakan berbagai perspektif untuk memungkinkan
keluasan analisis serta memeriksa bias-bias yang mungkin tidak disadari.
Universitas Sumatera Utara
d. Strategi analisis. Proses analisis dapat melibatkan konsep-konsep yang
muncul dari jawaban atau kata-kata subjek maupun konsep yang dipilih atau yang dikembangkan peneliti untuk menjelaskan fenomena yang
dianalisis. e.
Interpretasi, yaitu untuk memahami data secara ekstensif dan mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang diteliti dan
menginterpretasikan data melalui perspektif tersebut. Ia beranjak dari apa yang secara langsung disampaikan oleh subjek, untuk mengembangkan
struktur-struktur dan hubungan-hubungan bermakna yang tidak segera tertampilkan dalam teks data mentah atau transkripsi wawancara.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA
Pada bab ini akan diuraikan hasil analisa wawancara dalam bentuk narasi. Untuk mempermudah pembaca dalam memahami gambaran penalaran moral
maka data akan dijabarkan dan dianalisa per partisipan.
A. Deskripsi Data
Gambaran Umum Responden Penelitian Keterangan
Responden I Responden II
Responden III
Nama Bila
Carlos Talita
Jenis Kelamin Wanita
Pria Wanita
Usia 11 Tahun
11 Tahun 11 tahun
Status Pendidikan
Pelajar kelas 6 SD Pelajar kelas 6 SD
Pelajar kelas 6 SD
Agama Islam
Kristen Katolik Islam
Urutan Kelahiran
Anak ketiga dari empat bersaudara
Anak ketiga dari empat bersaudara
Anak pertama dari dua bersaudara
Pekerjaan Ayah Kepala Yayasan
Sekolah Swasta Islam di Medan
Wiraswasta di Bidang Pertanian
Wiraswasta di Bidang Tekstil
Pekerjaan Ibu Guru PNS di
Sekolah Ibtidaiyah Wiraswasta
Wiraswasta di Bidang Tekstil
Universitas Sumatera Utara