Latar belakang responden Data Observasi

memberi dosis lebih karena hal itu dapat mempercepat usia pasien. Berikut jawaban dari responden. “Kan ee.. si orang ini masih bisa hidup 6 bulan lagi, kan setidaknya dokternya bisa nyari obatnya gitu” “Kalau dia kelebihan dosis juga nanti dia cepet matinya, jadi ya cari obat yang lebih tepat sasaran aja…”

3. Responden III

a. Latar belakang responden

Responden ketiga bernama Talita, berusia 11 tahun, anak pertama dari dua bersaudara, memiliki seorang adik perempuan berusia satu tahun. Saat ini responden sedang menginjak kelas 6 SD, tepatnya di salah satu SDIT Sekolah Dasar Islam Terpadu yang ada di Kota Medan, sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah dasar Islam terbaik di Kota Medan dengan akreditasi A. Proses pencarian sampel dalam hal ini responden ketiga sama dengan responden pertama dan kedua, dengan cara memilih sekolah terlebih dahulu dan meminta bantuan kepala sekolah untuk merujuk orang tua siswa yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik sampel dalam penelitian ini.

b. Data Observasi

Perkenalan dengan responden pertama sekali dilakukan di sekolah, karena peneliti sempat kehilangan kontak dengan orangtua responden, karena musibah kebakaran yang dialami keluarganya, yang menyebabkan responden beserta keluarga pindah rumah. Responden memiliki tinggi badan sekitar 135 cm dengan berat 30 kg,berkulit putih. Universitas Sumatera Utara Aktifitas-aktifitas di sekolah responden sama dengan responden pertama, yaitu Nabila, karena mereka berasal dari sekolah dan kelas yang sama. Observasi yang berlangsung juga selama dua hari, yaitu hari senin dan hari jum’at. Pemilihan hari senin karena merupakan awal minggu, sementara hari jum’at merupakan hari yang khusus dan menyenangkan bagi siswa karena terdapat aktifitas life skill dengan jam sekolah yang berakhir lebih lama yaitu sekitar pukul 15.30 WIB sementara hari biasa senin sampai kamis, sekolah berakhir sampai pukul 14.30 WIB. Pukul 11.30 WIB beberapa anak dari setiap kelas ditugaskan untuk mengambil makan siang berupa lauk-pauk, nasi dan minuman yang sudah disediakan di depan kantor guru. Makan siang itu tidak disajikan per porsi melainkan anak-anak mengambil sendiri makanannya setelah dihidangkan di dalam kelas, dan hanya beberapa anak yang ditugaskan untuk mempersiapkan makan siang sesuai piketnya. Responden juga salah seorang yang bertugas mengambil makanan pada hari itu. Siang hari sekitar pukul 12.30 setelah makan siang, para siswa sholat dzuhur, siswa laki-laki sholat ke mesjid bersama guru laki-laki sementara siswi perempuan sholat di kelas berjama’ah, bertepatan pada saat itu responden menjadi imam atau pemimpin dalam sholat berjama’ah para siswi. Pada jam istirahat mayoritas siswa maupun siswi berlarian di lapangan sekolah untuk bermain lempar bola dan lain-lain, sedangkan responden lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kelas. Namun pada saat istirahat selesai sholat responden keluar kelas bersama teman-temannya. Kelompok bermain Universitas Sumatera Utara responden merupakan kumpulan anak-anak yang tidak begitu banyak berlari atau berbicara pada jam istirahat tersebut, namun sesekali responden diajak bicara oleh temen-temen yang sesekali datang dari kelas seperti menanyakan sesuatu kepada responden, responden lebih banyak untuk sedikit menundukkan badan untuk mendengarkan serta mengangguk saja saat temen-temannya berbicara kepadanya. Sesekali teman-teman responden merangkul responden sambil berjalan dan membicarakan sesuatu. Aktifitas-aktifitas berupa life skill untuk siswa pada hari jum’at di sekolah subjek sangat beragam, siswa-siswa kelas bawah ada yang berenang, ke museum, siswa kelas satu belajar praktik menyikat gigi yang benar dengan di pandu seorang dokter gigi, sementara aktifitas life skill di kelas responden sendiri pada hari itu adalah kegiatan pramuka. Hari jum’at sekolah berakhir lebih lama, mata pelajaran terakhir pada hari itu adalah matematika, pukul 14.30 satu persatu siswa keluar dari kelas, kemudian meletakkan tas dan berlari lagi ke lapangan untuk bermain. Beberapa saat kemudian, seorang siswi mendekati peneliti, peneliti menanyakan tentang aktifitas yang berlangsung di dalam kelas, siswi itu menjawab “gini kak kami di suruh ngerjai tiga soal, siapa yang udah selesai boleh pulang, yang di dalam masih belum selesai”. Peneliti baru mendapati responden keluar kelas pada pukul 15.05 WIB. Pada saat berjalan keluar, salah seorang teman membisikkan sesuatu kepadanya, kemudian datang seorang teman lagi yang mengatakan sesuatu kepada responden, subjek hanya mengangguk dan terus memakan kue yang ada di Universitas Sumatera Utara tangannya. Tidak lama kemudian seorang adik kelas mendatanginya dan menyatakan meminta tumpangan untuk pulang dengan responden, responden kemudian mengiyakan dengan mengangguk. Pukul 15.20 WIB responden bersiap-siap untuk pulang, mengenakan tas ransel berwarna hijau tua, bersama dengan dua orang temannya responden menunggu jemputan di sisi pagar sekolah, beberapa saat kemudian responden bersama teman-temannya meninggalkan sekolah dengan berjalan kaki beriringan bersama dua orang temannya, responden terus berjalan tanpa banyak berbicara sampai di ujung jalan responden bertemu dengan seorang guru yang juga sedang menunggu jemputan, sesaat guru tersebut bertanya “mau kemana”, salah seorang dari mereka menjawab “mau jalan-jalan aja Bu”. Demikian observasi yang dilakukan peneliti selama dua hari di sekolah, sementara wawancara sendiri baru di mulai setelah melewati proses observasi. Wawancara dilakukan di rumah responden, yaitu sore hari sekitar pukul 16.00, peneliti lebih dulu sampai di rumah responden, sementara responden masih dalam perjalanan dari rumah neneknya. Pada saat itu responden mengenakan celana jeans longgar, baju kaos lengan panjang dan jilbab kaos sebahu. Sesampainya di rumah responden langsung menyalami peneliti, membuka jilbabnya dan izin untuk sholat ashar terlebih dahulu sebelum wawancara. Sekitar setengah jam peneliti menunggu responden, namun ia belum turun juga dari kamarnya, tidak lama kemudian responden yang berada di lantai atas memanggil ibunya dan mengatakan takut untuk wawancara dengan alasan malu kepada Universitas Sumatera Utara kepala sekolah kalau tahu kebiasaan buruknya yaitu bermain game. Peneliti mencoba meyakinkan bahwa wawancara ini tidak akan diberi tahu kepada kepala sekolah. Tidak lama kemudian responden pun keluar dengan tersenyum. Wawancara berlangsung dua kali, di tempat yang sama, yaitu di ruang tamu yang berukuran 3 x 4 m², terdapat tiga buah kursi ukuran single dan satu meja yang semuanya merapat ke dinding ruangan, sehingga di tengah ruangan tidak dipenuhi benda apapun hanya dialasi dengan ambal, beberapa mainan anak- anak terletak di atas ambal tersebut. Peneliti dan subjek duduk berhadapan di atas ambal. Pada saat wawancara pertama subjek sering melihat ke bawah sambil memegang mainan-mainan yang ada di hadapannya. Namun pada wawancara subjek terlihat semangat dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sambil beberapa kali merubah tempat duduk dan menunjukkan sikap yang ekspresif.

c. Data Hasil Wawancara 1 Mapping Spititual Parenting pada Orangtua Responden