Defenisi Pertimbangan Moral Pertimbangan Moral 1. Defenisi Moral

komunitas. Nilai moral sendiri merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh para anggota suatu masyarakat tertentu sebagai ‘yang salah’ dan ‘yang benar’ Berkowitz, dalam Kohlberg, 1995. Misalnya ketika seorang anak diajak untuk sharing terhadap permasalahan-permasalahan yang dialami oleh orang lain, disini anak akan berusaha mengambil perspektif orang lain untuk kemudian menilai dan memberikan alasan penalarannya apakah sesuatu itu baik atau buruk. 3. Komponen ketiga yaitu perilaku, merefleksikan bagaimana kita sebenarnya berperilaku pada berbagai kondisi yang menuntut adanya penilaian moral, misalnya ketika seseorang anak dihadapkan pada kesempatan untuk mencuri atau menolong orang yang membutuhkan, apa yang kemudian ia lakukan dalam bentuk perilaku.

2. Defenisi Pertimbangan Moral

Kohlberg dalam menjelaskan pengertian moral menggunakan istilah- istilah seperti moral-reasoning, moral-thinking, dan moral-judgment, sebagai istilah-istilah yang mempunyai pengertian sama dan digunakan secara bergantian. Istilah tersebut dialih bahasakan menjadi pertimbangan moral setiono, 1982, Pratidarmanastiti, 1991. Pertimbangan moral dipandang sebagai suatu struktur bukan isi. Pertimbangan moral bukanlah pada apa yang baik atau yang buruk, tetapi pada bagaimana seseorang berpikir sampai pada keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk Kohlberg, 1995. Jika pertimbangan moral dilihat sebagai isi, maka Universitas Sumatera Utara sesuatu dikatakan baik atau buruk akan sangat tergantung pada lingkungan sosial budaya tertentu, sehingga sifatnya akan sangat relatif. Tetapi jika pertimbangan moral dilihat sebagai struktur, maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan pertimbangan moral seorang anak dengan orang dewasa, dan hal ini dapat diidentifikasi tingkat perkembangan moralnya. Pertimbangan moral inilah yang menjadi indikator dari tingkatan atau tahap kematangan moral. Memperhatikan pertimbangan mengapa suatu tindakan salah, akan lebih memberi penjelasan dari pada memperhatikan perilaku seseorang atau bahkan mendengar pernyataannya bahwa sesuatu itu salah Duska dan Whelan, 1975. Rest dalam Kaplan, 2006 menyatakan bahwa moralitas tidak semata- mata didasarkan pada psikis seseorang, tetapi timbul dari kondisi sosial karena individu hidup dalam group. Pertimbangan moral merefleksikan kemampuan seseorang untuk berpikir mengenai isu-isu moral dalam situasi kompleks. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Kohlberg dalam Glover, 1997, pertimbangan moral didefinisikan sebagai penilaian nilai, penilaian sosial, dan juga penilaian terhadap kewajiban yang mengikat individu dalam melakukan suatu tindakan. Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pertimbangan moral adalah penilaian berupa apa yang diketahui dan dipikirkan seseorang mengenai isu-isu moral dalam situasi kompleks, alasan mengapa suatu tindakan dilakukan dalam menilai suatu tingkah laku, sehingga dapat dinilai apakah tindakan tersebut baik atau buruk, benar atau salah. Universitas Sumatera Utara

3. Tahapan-tahapan Perkembangan Pertimbangan Moral