2. Responden II a. Latar belakang responden
Responden kedua ini bernama Carlos, berusia 11 tahun, anak ketiga dari empat bersaudara, memiliki dua orang kakak perempuan, dan seorang adik laki-
laki berumur 9 tahun. Saat ini responden sedang menginjak kelas 6 SD, di salah satu Sekolah Dasar Katolik yang ada di Kota Medan, sekolah tersebut merupakan
salah satu sekolah dasar Katolik terbaik di Kota Medan. Proses pencarian sampel dalam hal ini responden kedua sama dengan
responden pertama, dengan cara memilih sekolah terlebih dahulu dan meminta bantuan kepala sekolah untuk merujuk orang tua siswa yang memiliki
karakteristik yang sesuai dengan karakteristik sampel dalam penelitian ini.
b. Data Observasi
Pertemuan pertama sekali dengan responden dilakukan di rumah responden, setelah mendapatkan persetujuan dari orangtua responden. Pada saat
peneliti berkenalan, ternyata responden sebelumnya belum diberitahu oleh orangtua akan wawancara yang akan dilakukan, peneliti sempat menawarkan agar
responden saja yang menentukan jadwal wawancara, karena takut bertabrakan dengan jadwal les responden yang cukup padat, namun responden tidak keberatan
untuk langsung melakukan wawancara pada hari itu. Wawancara dilakukan di toko yang bergerak di bidang fotografi dan cuci
cetak foto milik orangtua responden yang berada di depan rumah responden, berukuran sekitar 5 x 10 m², terdiri dari dua buah mesin fotokopi, tiga buah
komputer, lemari-lemari kaca, foto album dan berbagai benda-benda toko lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Toko dan peralatannya tersusun rapi dan bersih. Sementara rumah responden sendiri terletak di depan jalan besar dengan panjang sekitar 15 m.
Wawancara pertama berlangsung sekitar pukul 16.00 WIB, pada saat wawancara responden masih mengenakan pakaian sekolah, sedang bersantai
menunggu pukul 18.00 WIB untuk berangkat kursus bahasa Inggris kembali. Responden memiliki tinggi badan sekitar 140 cm, berat 35 kg dengan kulit kuning
langsat. Peneliti dan responden duduk sejajar di sebuah kursi sepanjang satu meter di dekat pintu masuk toko, walaupun wawancara di laksanakan dalam toko,
namun suasana di toko tidak ramai, hanya ada dua orang penjaga toko yang posisi nya juga jauh dari peneliti dan responden. Pada saat wawancara, responden tidak
terlihat kaku atau malu, subjek tidak terlihat defense dengan perbedaan keyakinan antara responden dan peneliti yang langsung dapat dilihat oleh gaya berbusana
peneliti. Namun responden memang merupakan seseorang yang tidak begitu aktif berbicara, sehingga hanya memberikan jawaban-jawaban yang relatif singkat.
Wawancara ini berlangsung sekitar 50 menit. Wawancara kedua juga dilakukan di tempat yang sama yaitu di toko,
setelah sebelumnya peneliti menanyakan kesediaan responden untuk wawancara kembali melalui pesan sms, dan responden langsung menyatakan setuju pada hari
itu juga. Sesampainya peneliti di toko, ternyata subjek telah terlebih dahulu berada disana sambil memainkan salah satu komputer yang ada di toko. Ketika
melihat kehadiran peneliti, responden langsung mengambil posisi di tempat wawancara sebelumnya. Pada saat wawancara kedua responden mengenakan baju
kaos dan celana ponggol dengan bahan katun. Wawancara kedua berlangsung
Universitas Sumatera Utara
selama lebih kurang 50 menit. Observasi berikutnya dilakukan di sekolah subjek, namun peneliti baru
dapat memasuki gedung sekolah pada pukul 11.00 WIB, bertepatan pada jam istirahat siswa dan jam pulang sekolah siswa kelas satu dan kelas dua, pada saat
itulah gerbang sekolah mulai di buka, demikian juga yang dialami seluruh orangtua siswa yang hendak menjemput anaknya. Peneliti langsung menuju
kantor kepala sekolah untuk meminta izin observasi pada hari itu, setelah mendapatkan izin peneliti langsung mengambil tempat duduk di sebelah ruang
kepala sekolah tersebut, karena letaknya yang bertepatan di garis tengah lapangan sekolah yang luas.
Lapangan sekolah memiliki luas sekitar 24 x 24 m², pada saat jam istirahat lapangan sangat ramai dipenuhi oleh siswa yang berlari kesana-kemari. Peneliti
sangat kesulitan mencari responden dalam kerumunan siswa-siswa lainnya yang ada di lapangan, namun akhirnya peneliti berhasil mendapati responden yang tiba-
tiba melintas di depan peneliti, responden langsung menyapa peneliti dengan menyebutkan “kak” sambil mengangguk dan tersenyum.
Responden sama seperti anak lainnya berlari kesana kemari bersama dua orang temannya, sesekali responden berlomba lari dengan temannya untuk
menuju satu tempat. Sesaat kemudian responden berjalan di tengah lapangan, diikuti oleh seorang temannya yang kemudian merangkul pundaknya sambil terus
berjalan. Mayoritas aktifitas responden ketika istirahat adalah berlari, dan ketika bel berakhirnya istirahat berbunyi, responden berlomba lari kembali dengan kedua
temannya menuju kelasnya yang terletak di lantai dua gedung sekolah.
Universitas Sumatera Utara
Setelah bel istirahat berakhir, semua murid masuk kembali ke kelasnya masing-masing, dan belajar kembali dengan tertib, sementara sebagian anak kelas
satu dan kelas dua mendatangi suster yang sedang berjalan di lapangan untuk sekedar bersalaman. Pada pukul 12.30 WIB terdengar suara seorang guru yang
berbicara di mikrofon dengan volume yang memenuhi seluruh gedung sekolah, yang mengucapkan doa tanda berakhirnya sekolah, yang diakhiri dengan kata
“amin” dan diikuti para siswa. Sebelum responden keluar dari kelas, Ibu responden telah sampai terlebih
dahulu untuk menjemput responden. Ibu responden mencari subjek di tengah kerumunan dan mengambil posisi duduk di bangku yang sejajar dengan peneliti
yaitu di sebelah ruang kepala sekolah, dan duduk di sebelah kepala sekolah yang kebetulan juga sedang duduk di kursi tersebut. Ibu responden dan kepala sekolah
yang seorang biarawati terlihat sangat akrab berbicara satu sama lainnya. Sesaat kemudian responden menghampiri ibunya, namun hanya untuk meletakkan tas
kepangkuan ibunya, kemudian berjalan kembali ke lantai dua dan meminta ibunya untuk menuggu.
Observasi pada hari kedua di sekolah subjek, peneliti mengambil tempat duduk yang berbeda yaitu tempat menunggu para orangtua yang juga terletak
menghadap ke lapangan, namun peneliti tidak berhasil menemukan sosok responden pada jam istirahat. Peneliti baru menemukan responden pada saat
pulang sekolah, peneliti mendapati responden sedang berjalan bersama ayah responden keluar dari lapangan sekolah menuju ke gerbang sekolah, yang berarti
ayah responden juga menjemput subjek sampai ke dalam gedung sekolah sama
Universitas Sumatera Utara
seperti ibu responden. Sepanjang perjalanan responden hanya berjalan tanpa berbicara dengan sang ayah menuju mobil.
Peneliti tidak dapat mengeksplor banyak hal dari proses observasi di sekolah responden, karena keterbatasan ruang peneliti untuk mengamati perilaku
dan interaksi subjek di sekolah yang berukuran cukup luas dengan jumlah murid yang hampir mencapai seribu orang.
c. Data Hasil Wawancara 1 Mapping Spititual Parenting pada Orangtua Responden