BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan pada umumnya, baik perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan industri, dalam melaksanakan aktivitasnya menginginkan suatu
tingkat pertumbuhan yang baik. Pertumbuhan tersebut tercermin dengan pencapaian tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan sebagai tujuan utama bagi perusahaan.
PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan yang seterusnya disingkat menjadi PTPN IV Persero Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak dalam bidang perkebunan dan berkedudukan di Sumatera Utara. Salah satu tujuan utama PTPN IV Persero Medan adalah menjalankan usaha dan
menghasilkan laba dari hasil agri bisnis perkebunan yang berkualitas untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut setiap Bagian
di dalam PTPN IV Persero Medan harus memberikan kontribusi dengan kinerja yang baik. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan berbagai faktor
produksi yang digunakan. Dalam melaksanakan proses produksinya, perusahaan membutuhkan faktor-faktor produksi yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah bahan baku, modal, dan manusia. Faktor produksi yang memiliki kelebihan dibanding dengan faktor produksi
lainnya adalah tenaga manusia karyawan. Faktor produksi ini dapat berfungsi sebagai perencanaan kerja, pelaksana, pengatur, dan pengendali faktor – faktor
Universitas Sumatera Utara
produksi lainnya. Oleh karena itu, pihak perusahaan harus selalu memperhatikan faktor manusia atau tenaga kerja yang dapat menentukan keberhasilan perusahaan
dalam mencapai tujuannya. Namun, untuk mencapai tingkat produktivitas yang maksimal dari tiap karyawan, tergantung pada diri karyawan itu sendiri.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif tentunya tidak dengan begitu saja dapat diwujudkan oleh perusahaan. Perusahaan harus mampu memberikan
motivasi kepada para karyawannya agar karyawan terdorong untuk melaksanakan tugasnya dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Salah satu jalan untuk memotivasi karyawan agar dapat diberdayakan seefektif dan seefisien mungkin guna meningkatkan produktivitas perusahaan adalah
dengan jalan pemberian kompensasi kepada mereka. Hal ini diharapkan dapat membentuk suatu pola hubungan baik antara para karyawan dan perusahaan dimana
para karyawan akan berpikir bahwa perusahaan tempat dimana mereka bekerja bisa memahami serta mengetahui kebutuhan hidup yang menjadi pemicu mengapa mereka
bekerja. Kepentingan karyawan sering tidak sejalan dengan kepentingan perusahaan.
Karyawan harus bekerja sesuai dengan tuntutan pimpinan perusahaan dan pimpinan perusahaan perlu menetapkan kebijakan bagi perusahaan. Untuk menyatukan
kepentingan tersebut, maka perusahaan harus melakukan rangsangan bagi karyawan melalui kebijakan perusahaan. Kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan harus
lebih diperhatikan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Sedangkan apabila dilihat dari sudut pandang karyawan, kompensasi dipandang sebagai alat untuk
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan kelangsungan hidupnya secara ekonomis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal
bahwa motivasi dasar bagi kebanyakan orang menjadi pegawai dalam suatu organisasi adalah untuk mencari nafkah.
Dari sudut pandang perusahaan, pemberian kompensasi atau balas jasa merupakan suatu biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan kepada para
karyawannya. Apabila perusahaan menuntut karyawan harus lembur sedangkan upah lembur dan bonus yang diberikan relatif kecil, maka produktivitas karyawan akan
menurun. Sebaliknya apabila perusahaan menetapkan upah lembur dan bonus bagi karyawan sesuai dengan prestasi karyawan, maka produktivitas karyawan akan
meningkat. Pihak perusahaan harus melakukan suatu penilaian yang teliti mengenai prestasi kerja yang dihasilkan oleh tiap-tiap karyawan tersebut. Hal tersebut
dilaksanakan oleh pihak perusahaan karena perusahaan tersebut menghendaki adanya suatu prestasi kerja yang maksimal dari biaya kompensasi yang mereka keluarkan.
Perusahaan perlu meningkatkan produktivitas karyawan mereka melalui proses motivasi yang diwujudkan dengan pemberian kompensasi kepada para
karyawan mereka yang pada akhirnya nanti diharapkan dengan akumulasi peningkatan produktivitas karyawannya tersebut dapat pula meningkatkan kinerja
perusahaan secara keseluruhan yang dapat menjadi nilai tawar untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Oleh karena itu, peranan upah lembur dan bonus
berperan penting dalam menentukan produktivitas kerja.
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan lain yang menjadi perhatian perusahaan adalah pengambilan cuti oleh karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut. Karyawan yang telah bekerja
untuk waktu yang cukup lama lebih dari 1 tahun akan mengalami kejenuhan. Untuk mengatasi tingkat kejenuhan karyawan, maka mereka dapat beristirahat atau berlibur
beberapa hari. Apabila perusahaan tidak memberikan cuti kepada karyawan, maka karyawan tersebut akan tetap bekerja dalam kejenuhan dan dapat menurunkan tingkat
produktivitas karyawan. Oleh karena itu, pengambilan cuti oleh karyawan juga berperan dalam menentukan tingkat produktivitas kerja.
Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa produktivitas kerja merupakan suatu masalah yang harus mendapatkan perhatian serius dari pihak perusahaan,
karena peningkatan produktivitas kerja itu tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi harus ada usaha dan peran serta baik dari pihak perusahaan maupun dari pihak
karyawan itu sendiri. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan adalah dengan cara menetapkan upah lembur, bonus dan pemberian cuti
yang adil dan layak kepada karyawan tersebut atas prestasi kerja yang mereka capai. Mengingat pentingnya peranan upah lembur, bonus dan pengambilan cuti,
maka penulis tertarik untuk menelusuri lebih jauh peranan tersebut dalam menentukan produktivitas kerja perusahaan. Alasan tersebut di atas melatarbelakangi
penulis dalam memilih judul “Pengaruh Upah Lembur, Bonus, dan Pengambilan Cuti Terhadap Produktivitas Kerja pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan”.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah