Tujuan Pemberian Bonus Pedoman Pemberian Bonus

Pengertian bonus merupakan suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang dimaksudkan untuk memberikan upah dan gaji yang berbeda, tetapi bukan didasarkan pada evaluasi jabatan, namun ditentukan oleh prestasi kerja. Dari pengertian mengenai bonus di atas, dapat dikatakan bahwa bonus merupakan salah satu rangsangan agar dapat mendorong seseorang untuk berprestasi lebih baik, karena pada dasarnya pengupahan bonus tersebut dibayarkan berdasarkan kelebihan prestasi.

2.1.2.5 Tujuan Pemberian Bonus

Tujuan Pemberian bonus menurut Hani Handoko 1996:176 adalah: Tujuan pemberian bonus hakekatnya adalah untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam berupaya mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan menawarkan perangsang finansial dan melebihi upah dan gaji dasar. Menurut Werther dan Davis 1996:301 bahwa tujuan pemberian bonus adalah untuk memenuhi kepentingan dari berbagai pihak antara lain: 1. Tujuan bagi masyarakat Dewasa ini, bonus memberikan jaminan keuangan pada waktu sakit dan tidak mampu karena tua. Jadi bonus merupakan suatu andil yang tidak kecil bagi setiap karyawan dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Tujuan bagi organisasi Organisasi mempunyai berbagai tujuan ketika menawarkan bonus, antara lain: a. Mengurangi biaya lembur b. Mengurangi jumlah karyawan yang absent dan berhenti c. Menguntungkan dalam pengadaan tenaga kerja d. Memuaskan tujuan karyawan 3. Tujuan Karyawan Karyawan biasanya mencari perusahaan yang menyediakan bonus karena mengurangi biaya asuransi mereka. Universitas Sumatera Utara

2.1.2.6 Pedoman Pemberian Bonus

Pemberian bonus adalah untuk menambah penghasilan karyawan dalam memenuhi kebutuhan mereka dan dengan terpenuhinya kebutuhan mereka maka para karyawan dapat bekerja lebih baik dan produktif. Menurut Garry Dessler 1995:322 terdapat 6 pedoman pertimbangan khusus dalam mengembangkan suatu rencana bonus yang efektif, yaitu: a. Pastikanlah bahwa usaha dan imbalan saling berkaitan secara langsung. Rencana bonus hendaknya memberikan imbalan pada karyawan dalam proporsi yang langsung terhadap peningkatan produkstivitas, namun karyawan harus pula memahami tugas-tugas yang dituntutkan kepada mereka. b. Rencana pemberian bonus yang harus dipahami dan mudah dikalkulasi oleh karyawan, karyawan hendaknya mampu mengkalkulasi dengan mudah imbalan yang akan diterima untuk berbagai tingkat usaha. c. Susunan standar yang efektif. Standar yang ditetapkan hendaknya dinilai adil dan wajar oleh karyawan. Standar sebaiknya ditetapkan tinggi, namun cukup nalar untuk dicapai oleh karyawan dengan peluang sebesar 50-50. d. Standar yang ada harus terjamin. Standar yang mendasari pemberian bonus hendaknya ditetapkan tidak sepihak, sebaliknya karyawan perlu mengetahui standar output yang ditetapkan perusahaan. e. Tarif pokok karyawan sebaiknya dijamin, agar mereka akan tahu bahwa apapun yang terjadi mereka dapat sekurang-kurangnya memperoleh suatu upah pokok minimum yang dijamin. f. Dapatkan dukungan untuk rencana bonus tersebut. Keterbatasan kelompok kerja dapat merusak suatu rencana bonus. Oleh sebab itu, dukungan kelompok kerja sangatlah penting sebelum rencana tersebut mulai dilaksanakan. Rencana bonus individu bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar prestasi tertentu. Menurut Panggabean 2002 : 90-91 bonus akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka juga melebihi standar yang telah ditetapkan. Menurut Pangabean 2002 : 91 Pemberian bonus terhadap kelompok dapat diberikan dengan cara: Universitas Sumatera Utara 1. Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan yang diterima oleh mereka yang paling tinggi prestasi kerjanya. 2. Semua anggota kelompok menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh karyawan yang paling rendah prestasinya. 3. Semua anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata pembayaran yang diterima oleh kelompok. 2.1.3 Cuti 2.1.3.1 Pengertian Cuti Kompensasi tidak langsung meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercakup dalam kompensasi langsung. Kompensasi tidak langsung menurut Nawawi 2001:316 bahwa program pemberian penghargaan atau ganjaran dengan variasi yang luas, sebagai bagian keuntungan organisasi atau perusahaan. Sedangkan menurut Handoko 2001:183 kompensasi tidak langsung adalah balas jasa pelengkap atau tunjangan yang diberikan pada karyawan berdasarkan kemampuan perusahaan. Jadi kompensasi tidak langsung merupakan balas jasa yang diberikan dalam bentuk pelayanan karyawan, karena diperlakukan sebagai upaya penciptaan kondisi dan lingkungan kerja yang menyenangkan.

2.1.3.2 Jenis – Jenis Cuti