Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Bonus. Dalam pemberian bonus sebagai bonus ini setiap orang akan

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah upah lembur berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan? 2. Apakah bonus berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan? 3. Apakah pengambilan cuti berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan? 4. Apakah upah lembur, bonus dan pengambilan cuti berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas kerja PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh upah lembur terhadap produktivitas kerja pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan. 2. Untuk mengetahui pengaruh bonus terhadap produktivitas kerja pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan. 3. Untuk mengetahui pengaruh pengambilan cuti terhadap produktivitas kerja pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan. Universitas Sumatera Utara 4. Untuk mengetahui pengaruh upah lembur, bonus dan pengambilan cuti terhadap produktivitas kerja pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, untuk memperoleh pengetahuan mengenai hal – hal yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. 2. Bagi perusahaan, agar dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi manajemen perusahaan untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan perusahaan. 3. Bagi pembaca, sebagai bahan rujukan atau bahan referensi untuk melaksanakan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh upah lembur, bonus dan pengambilan cuti terhadap produktivitas kerja. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Upah Lembur

2.1.1.1 Pengertian Upah

Upah sebenarnya merupakan salah satu syarat perjanjian kerja yang diatur oleh pengusaha dan buruh atau karyawan serta pemerintah. Upah merupakan masalah yang menarik dan penting bagi suatu perusahaan, karena upah mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pekerja. Apabila upah yang diberikan oleh suatu perusahaan dirasa sudah sesuai dengan jasa atau pengorbanan yang diberikan maka karyawan akan tetap bekerja dan lebih giat dalam bekerja. Namun, tingkat upah hanya merupakan dorongan utama hingga pada tarif dimana upah itu mampu mencukupi kebutuhan hidup para karyawan sepantasnya. Diharapkan dengan tingkat upah yang diperoleh dapat meningkatkan produktivitas seorang tenaga kerja. Menurut Edwin B. Flippo 1992:58 upah adalah harga untuk jasa yang telah diterima atau diberikan oleh orang lain bagi kepentingan seseorang atau badan hukum. Dalam PP No. 8 tahun 1981 mengenai upah dijelaskan bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja untuk suatu Universitas Sumatera Utara pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja, termasuk tunjangan, baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya Upah dinyatakan dalam bentuk uang. Nilai dan bentuk ditetapkan atas persetujuan lebih dulu atau ditetapkan oleh Peraturan Perundangan. Jumlah, tempat dan syarat pembayaran sesuai dengan perjanjiannya. Tunjangan yang dimasukkan dalam upah tidak hanya yang diperuntukkan bagi pekerja tetapi juga bagi keluarganya seperti tunjangan isteri, anak dan lain lain. Pada waktu sekarang di bidang usaha perindustrian, pengupahan tersebut telah dikaitkan dengan produktivitas kerja. Artinya dengan kemampuan pekerja itu menghasilkan produk - produk, maka semakin banyak pekerja itu berproduksi atau berprestasi, sehingga semakin besar pula upah yang bakal diterimanya. Dari pengertian di atas mengenai upah ini dapat diartikan bahwa upah merupakan penghargaan dari tenaga karyawan atau karyawan yang dimanifestasikan sebagai hasil produksi yang berwujud uang, atau suatu jasa yang dianggap sama dengan itu, tanpa suatu jaminan yang pasti dalam tiap-tiap minggu atau bulan.

2.1.1.2 Jenis - Jenis Upah

Jenis - jenis upah menurut Kartasapoetra 1992 dikemukakan sebagai berikut : a. Upah Nominal Yang dimaksud dengan upah nominal adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada para buruh yang berhak secara tunai sebagai imbalan atas jasa Universitas Sumatera Utara atau pelayanannya sesuai dengan ketentuan - ketentuan yang terdapat dalam perjanjian kerja di bidang industri atau perusahaan ataupun dalam suatu organisasi kerja, dimana ke dalam upah tersebut tidak ada tambahan atau keuntungan yang lain. Upah nominal ini sering pula disebut upah uang money wages. b. Upah Nyata Yang dimaksud dengan upah nyata ini adalah upah uang yang nyata yang benar benar harus diterima oleh seseorang yang berhak. Upah nyata ini ditentukan oleh daya beli upah tersebut, tergantung dari besar atau kecilnya jumlah uang yang diterima serta besar atau kecilnya biaya hidup yang diperlukan. c. Upah Hidup Hidup yang lebih luas, yang tidak hanya kebutuhan pokoknya saja yang dapat dipenuhi melainkan juga sebagian dari kebutuhan sosial keluarganya, misalnya pendidikan, bahan pangan yang memiliki nilai - nilai gizi yang lebih baik, iuran asuransi jiwa dan sebagainya. d. Upah Wajar Upah wajar dimaksudkan sebagai upah yang secara relatif ditandai cukup wajar oleh pengusaha dan para buruhnya sebagai uang imbalan atas jasa jasa yang diberikan buruh kepada pengusaha atau perusahaan, sesuai dengan Perjanjian Kerja di antara mereka. Selain gaji dan upah, karyawan juga menerima jenis kompensasi lainnya, misalnya tunjangan – tunjangan. Beberapa jenis tunjangan yang penting adalah :

1. Libur. Setiap tahun, untuk hari – hari libur tertentu bagi kebanyakan

perusahaan membayar karyawan yang berlibur dimana mereka mendapat upah sebagaimana pada hari kerja biasa.

2. Asuransi. Banyak perusahaan membayar semua atau sebagian premi

asuransi karyawan untuk kesehatan, perawatan gigi, atau asuransi jiwa.

3. Pensiun. Ini merupakan tunjangan yang disediakan hampir semua

perusahaan, akan tetapi karyawan biasanya baru akan menikmatinya dalam waktu lama setelah hal itu dihasilkan. Program ini sangat berbeda – beda antar perusahaan. Universitas Sumatera Utara

4. Premi Lembur Overtime Premium Pay. Merupakan tambahan tarif

per jam apabila karyawan bekerja melampaui jam kerja normal.

5. Cuti. Hampir semua perusahaan memberikan cuti kepada karyawannya,

dan selama cuti mereka tetap mendapat gaji. Lamanya cuti dikaitkan dengan masa dinas. Misalnya cuti dua minggu per tahun untuk karyawan yang masa dinasnya sampai lima tahun. Jika di atas lima tahun cuti yang diberikan selama tiga minggu,

6. Bonus. Biasanya bonus dihitung pada akhir tahun. Besarnya bonus

tergantung kesepakatan antara pimpinan dan karyawan dan bisa didasarkan pada seberapa jauh laba perusahaan, divisi, atau pabrik melampaui target yang telah ditentukan. Dari beberapa jenis upah di atas, telah ditetapkan bahwa Upah Lembur, Bonus dan Cuti akan dibahas lebih jauh mengenai hubungannya dengan produktivitas kerja suatu perusahaan.

2.1.1.3 Pengertian Upah Lembur

Lembur atau sering disebut dengan overtime merupakan istilah yang dipakai untuk bekerja melebihi waktu kerja yang telah ditentukan oleh Undang-undang atau peraturan Pemerintah di negara bersangkutan. Kerja lembur merupakan pekerjaan yang dilakukan di luar hari kerja resmi dan jam kerja resmi, kecuali yang mendapat premi seperti tercantum dalam Pasal 20 Perjanjian Kerja Bersama PKB. Lembur atau overtime perlu direncanakan dengan Universitas Sumatera Utara baik sehingga tidak merugikan perusahaan, hal ini dikarenakan Biaya Lembur pasti lebih tinggi dari biaya waktu kerja biasanya. Upah kerja lembur adalah upah yang dibayarkan atas pekerjaan yang dilaksanakan pada waktu kerja lembur. Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara menghitung lembur menjadi sangat penting untuk membantu manajemen dalam merencanakan jadwal dan kapasitas produksi yang sesuai dengan anggaran operasional produksi dan untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan perusahaan dan karyawan. Penyebab terjadinya lembur overtime bisa dikarenakan oleh : 1. Adanya pesanan order yang melebihi kapasitas produksi pada waktu kerja normal, sehingga diperlukan jam tambahan. 2. Kurangnya tenaga kerja yang menyebabkan tenaga kerja lainnya harus mengerjakan pekerjaan yang lebih untuk menutupi kekurangan tersebut. 3. Adanya kerusakan mesin atau peralatan produksi maupun permasalahan lainnya yang mengganggu kelancaran produksi. 4. Kekurangan material pada saat waktu produksi sehingga diperlukan waktu kerja lebih untuk menutupi kekurangan jumlah produksi saat material tiba. 5. Rendahnya produktivitas kerja. Di Republik Indonesia, jam kerja seorang karyawan diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan khususnya pada pasal 77 ayat 1 dengan bunyi sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Tujuh jam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau 2. Delapan jam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Perhitungan lembur overtime juga diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan No. KEP.102MENVI2004 dalam pasal 8 yang mengatur perhitungan upah lembur mengatakan : 1. Perhitungan upah lembur didasarkan pada upah bulanan. 2. Cara menghitung upah sejam adalah 1173 kali upah sebulan. Cara perhitungan upah kerja lembur sebagai berikut : a Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja : 1. Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayarkan upah sebesar 1,5 kali upah sejam. 2. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayarkan upah sebesar 2 kali upah sejam. b Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan atau hari libur resmi untuk waktu kerja 6 hari kerja 40 jam seminggu maka : 1. Perhitungan upah kerja lembur untuk 7 jam pertama dibayar 2 kali upah sejam, dan jam kedelapan dibayar 3 kali upah sejam dan jam lembur kesembilan dan kesepuluh dibayar 4 kali upah sejam. 2. Apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek, perhitungan upah lembur 5 jam pertama dibayar 2 kali upah sejam, Universitas Sumatera Utara jam keenam 3 kali upah sejam dan jam lembur ketujuh dan kedelapan 4 kali upah sejam. c Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan atau hari libur resmi untuk waktu kerja 5 hari kerja dan 40 jam seminggu, maka: 1. Perhitungan upah kerja lembur untuk 8 jam pertama dibayar 2 kali upah sejam, jam kesembilan dibayar 3 kali upah sejam dan jam lembur kesepuluh dibayar 4 kali upah sejam. 2. Apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek, perhitungan upah lembur 6 jam pertama dibayar 2 kali upah sejam, jam ketujuh 3 kali upah sejam dan jam lembur kedelapan 4 kali upah sejam. d Apabila kerja lembur dilakukan pada hari libur resmi, yaitu: 1 Januari, 17 Agustus, Idul Fitri, Idul Adha dan Natal : 1. Perhitungan upah kerja lembur untuk 7 jam pertama dibayar 3 kali upah sejam. 2. Untuk setiap jam kerja berikutnya, harus dibayar upah sebesar 4 kali upah sejam. 2.1.2 Bonus 2.1.2.1 Pengertian Insentif Menurut Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan 1984 : 1 Insentif adalah pengupahan yang memberikan imbalan yang berbeda karena Universitas Sumatera Utara memang prestasi yang berbeda. Dua orang dengan jabatan yang sama dapat menerima insentif yang berbeda karena bergantung pada prestasi. Insentif adalah suatu bentuk dorongan finansial kepada karyawan sebagai balas jasa perusahaan kepada karyawan atas prestasi karyawan tersebut. Insentif merupakan sejumlah uang yang ditambahkan pada upah dasar yang di berikan perusahaan kepada karyawan. Menurut Pangabean 2002 : 93 insentif adalah kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktivitas. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan.

2.1.2.2 Tujuan Pemberian Insentif

Fungsi utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggungjawab dan dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Panggabean 2002 : 93 tujuan utama pemberian insentif adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok.

2.1.2.3 Jenis – Jenis Insentif

Bonus merupakan bagian dari insentif. Dalam pelaksanaanya, insentif dapat digolongkan menjadi tiga jenis yang dapat dipakai oleh berbagai macam organisasi menurut Gany Dessler 1995:411 yaitu terdiri dari: 1. Financial lncentive Universitas Sumatera Utara Setiap orang cenderung pada insentif finansial, karena uang merupakan alat utama yang dapat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka. Bentuk dari pemberian insentif ini adalah:

a. Bonus. Dalam pemberian bonus sebagai bonus ini setiap orang akan

memperolehnya berdasarkan hasil yang dicapai perusahaan tanpa memperhitungkan upah aktual seseorang.

b. Komisi. Adalah sejenis bonus yang dibayarkan pihak yang menghasilkan