Metode Pengumpulan Data. Variabel dan Definisi Operasional.

N o. Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Variabel Dependen c. compromi- sing. d. Avoiding. e. Obliging DZA dan BLUDRSJ Banda Aceh dimana bersama - sama mencari solusi konflik untuk memenuhi tujuan pera- wat yang terlibat kon- flik.. Gaya managemen kon- flik yang digunakan pe- rawat supervisor RSU- DZA dan BLUDRSJ Banda Aceh dengan ca- ra memenuhi sebagian tujuan kedua pihak pe- rawat yang terlibat kon- flik tanpa memaksi- malkan hasilnya. Gaya managemen kon- flik yang digunakan pe- rawat supervisor RSU- DZA dan BLUDRSJ Banda Aceh dengan ca- ra mengabaikan masa- lah konflik di ruangan. Gaya managemen kon- flik yang digunakan pe- rawat supervisor RSU- DZA dan BLUDRSJ Banda Aceh dengan ca- ra memberikan perhati- an yang tinggi kepada perawat dengan me- menuhi kebutuhannya. Kuisioner B: 4 per- nyataan Kuisioner B: 6 per- nyataan Kuisioner B: 6 per- nyataan Persentase Jumlah skor: - Tidak sering: ≤ 50 - Sering : 50 Persentase Jumlah skor: - Tidak sering: ≤ 50 - Sering : 50 Persentase Jumlah skor: - Tidak sering: ≤ 50 - Sering : 50 Ordinal Ordinal Ordinal

3.6. Metode Pengukuran

Dalam penelitian ini pengukuran diawali dengan memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan dan manfaat penelitian, petunjuk dan cara pengisian, waktu yang diperlukan untuk mengisi kuisioner, serta kesediaan responden terlibat dalam penelitian untuk mengisi kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu kuisioner A dan Kuisioner B. Kuisioner A dibuat sendiri oleh peneliti berpedoman pada konsep Borders dan Leddick 1987. Kuisioner A terdiri dari subvariabel Konseptual ketrampilan dan pengetahuan 12 pernyataan, ketrampilan intervensi langsung 11 pernyataan, dan ketrampilan berhubungan dengan individu sebanyak 10 pernyataan untuk mengukur variabel kompetensi perawat supervisor. Setiap pernyataan berisi 10 alternatif pilihan jawaban, yaitu angka 10 = mahir, 9 = sangat baik, 8 = baik, 7 = rata-ratacukup, 6 = hampir cukup, 5 = kurangtidak cukup, 4 = lemahrendah, 3 = sangat lemah, 2 = memliki sedikit pengalaman relevan, namun pengalamannya lemah, dan 1 = tidak memiliki pengalaman relevan, belum mulai membangun pengetahuanketrampilankemampuan. Selanjutnya nilai total jawaban perawat supervisor akan dibagi 2 katagori, yaitu 80 = kompeten dan 80 = tidak kompeten. Sebelum dilakukan penelitian kuisioner ini telah dilakukan uji validitas pada 3 orang ahli expert yang sesuai dan telah dilakukan uji reliabilitas pada 15 orang perawat rumah sakit umum Meuraksa Banda Aceh. Kuisioner B diadopsi dari teori Rahim yang disebut The Rahim Organizational Conflict Inventory-II ROCI-II. Kuisioner ini berjumlah 28 pernyataan untuk mengukur variabel gaya manajemen konflik. Kuisioner terdiri dari 5 pernyataan untuk mengukur gaya dominating nomor 3,8,13,18 dan 23, 6 pernyataan untuk mengukur gaya integrating nomor 1,6,11,16,21,25 dan 28, 4 pernyataan untuk mengukur gaya compromising nomor 5,10,15 dan 20, 6 pernyataan untuk mengukur gaya avoiding nomor 2,7,12,17,22 dan 26 dan 6 pernyataan untuk mengukur gaya obliging nomor 4,9,14,19,24,27. Untuk setiap pernyataan berisi 5 pilihan jawaban, yaitu sangat sesuai SS, sesuai S, ragu-ragu RG, tidak sesuai TS, dan sangat tidak sesuai STS. Setiap jawaban pernyataan dihitung dengan menggunakan 5 poin, yakni nilai SS=5, S=4, RG=3, TS=2 dan STS=1. Nilai total masing-masing jawaban tentang gaya manajemen konflik dibagi 2 kategori, yaitu 50 = sering dan 50 = tidak sering. Instrumen tersebut telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan berpedoman pada cara pengadopsian instrumen lintas budaya oleh Silaban 2013.

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum dilakukan pengambilan data, terhadap kuisioner A dilakukan uji validitas dengan melibatkan 3 orang ahli expert yang berasal dari institusi pendidikan dan rumah sakit di Kota Banda Aceh. Para ahli memberikan koreksi agar merubah kuisioner yang bermakna ganda agar diuraikan menjadi beberapa pernyataan baru. Bagi pernyataan yang sulit dipahami atau tidak ada jawaban di lokasi penelitian disarankan para ahli agar dikoreksi atau dihapus. Penilaian ini didasari pada item kuisioner tidak relevan, tidak jelas dan tidak sederhana sehingga dari 36 item pernyataan yang dirumuskan dan diusulkan sebelumnya menjadi 33 pernyataan. Selanjutnya dengan menjumlahkan persilangan nilai dari expert 1, 2, dan 3, maka menghasilkan nilai Content validity Index CVI sebesar 0,98. Hal ini berarti semua item pertanyaan telah valid digunakan sebagai instrument penelitian. Pengambilan data untuk Uji reliabilitas dilakukan pada tanggal 2 sampai dengan 5 Juni 2014 terhadap 15 orang perawat supervisor dari Rumah Sakit Umum Meuraksa di Banda Aceh. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen ini dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus uji Alpha Cronbach. Kriteria pengujian : Jika r r tabel, berarti item pernyataan valid, Jika r ≤ r tabel, berarti item pernyataan adalah tidak valid Dahlan, 2011. Uji reliabilitas kuisioner dengan 33 pernyataan menunjukkan nilai cronbach’s alpha = 0,967 dan nilai r tabel 0,344 tingkat kemaknaan 5. Sehingga r alpha lebih besar dari r tabel maka semua pernyataan dikatakan reliabel. Pada kuisioner B tidak dilakukan uji karena menurut Rahim 1983, kuisioner ini merupakan instrumen yang sudah valid dan reliabel dimana hasil uji validitas konstruksi menunjukkan faktor loading yang dicapai adalah 0,4 dan hasil uji reabilitas dengan Chronbach’s alpha adalah 0,77. Kuisioner ini telah dipakai pada penelitian sebelumnya di Rumah Sakit Medan, yang memiliki kemiripan budaya dengan tempat penelitian ini oleh Silaban 2013.

3.8. Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul melalui kuisioner dianalisa dengan tehnik statistik. Nilai variabel independen dihitung berdasarkan jumlah nilai skala dan interpretasi tingkatan kompetensi. Perhitungan nilai skor skala likert dihitung berdasarkan jawaban responden dengan tingkatan nilai skor tertinggi. Selanjutnya