Hipotesis Manfaat penelitian PENDAHULUAN

pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Karakteristik- karakteristik kepribadian tertentu seperti otoriter atau dogmatis juga dapat menimbulkan konflik. Dalam penelitian Hariyono, Suryani, dan Wulandari, 2009, konflik yang terjadi di rumah sakit disebabkan oleh karena adanya perbedaan persepsi, perbedaan cara merealisasikan tujuan, persaingan yang kurang sehat di antara perawat, adanya permasalahan pribadi yang terbawa saat bekerja dan perasaan sedih saat bertengkar dengan sesama perawat yang muncul saat perawat bekerja di rumah sakit. Konflik dapat dikelola dengan baik apabila diketahui penyebab utamanya sehingga dapat dilakukan identifikasi orientasi pengelolaan konflik primernya. Menurut Lynne Irvine 1998, manajemen konflik merupakan strategi yang memperkerjakan organisasi dan individu untuk mengidentifikasi dan mengelola perbedaan, sehingga mengurangi beban dan pengeluaran dari konflik yang tidak terkelola, sementara manfaat konflik sebagai sumber inovasi dan perbaikan. Selain itu, manajemen konflik dapat juga dikatakan sebagai proses pihak yang terlibat konflik atau pihak ketiga menyusun strategi konflik dan menerapkannya untuk mengendalikan konflik agar manghasilkan resolusi yang diinginkan Wirawan, 2010. Gaya manajemen konflik adalah strategi-strategi atau cara-cara yang digunakan oleh setiap individu untuk menghadapi situasi konflik. Strategi-strategi ini terdiri dari gaya akomodator, kolaborator, kompromiser, penghindar, dan pendominasi. Tidak ada satu pun pendekatan yang efektif untuk semua situasi. Karena itu, individu perlu mengembangkan kemampuan menggunakan setiap gaya sesuai dengan situasi. Ada gaya yang tepat dan adaptif bagi seseorang, ada yang tidak, gaya yang tepat dan adaptif itu cocok dengan kepribadian orang tersebut. Kita dapat mengidentifikasi situasi mana yang cocok untuk gaya yang mana, dan situasi yang tidak cocok, serta menilai kekuatan dan kelemahan dari gaya manajemen konflik kita sendiri Anastasia, 2007. Dalam penelitian Lamia 2011 ditemuka adanya hubungan antara jumlah penggunaan gaya manajemen konflik dengan efektifitas penanganan konflik sepenuhnya dimediasi oleh komponen karakteristik individu yaitu kognitif, cara mengatasi konflik dan kontek kesadaran. Sedangkan komponen rasa empati dan keterampilan politik tidak menunjukkan adanya hubungan Lamia, 2011. 2.1.2. Tujuan Manajemen Konflik Tujuan terbaik menyelesaikan konflik adalah menciptakan penyelesaian menang-menang win-win solution untuk semua pihak terkait. Tujuan itu tidak selalu tercapai dalam setiap situasi dan sering kali tujuan manajer adalah mengelola konflik dengan cara yang menggurangi perbedaan persepsi antara kedua pihak yang terlibat. Seorang pemimpin bertugas mengenali manajemen konflik atau strategi penyelesaian masalah yang paling tepat untuk setiap situasi. Pilihan strategi yang paling tepat bergantung pada banyak variabel, misalnya situasi itu sendiri, urgrnsi keputusan, kekuatan dan status pemain, pentingnya isu dan kedewasaan orang yan terlibat dalam konflik Marquis Huston, 2010.