Konsep Dasar Kompetensi Perawat Supervisor

Jenis supervisi lainya adalah supervisi kelompok, yaitu suatu cara dalam melakukan supervisi perorangan. Dalam supervisi ini setiap anggota kelompok memberikan sesuatu yang saling melengkapi namun memiliki peluang pembelajaran yang berbeda. Dalam hal ini seorang supervisor dapat memimpin 2 orang yan disupervisi atau lebih dalam sebuah kelompoki. Keterampilan- keterampilan supervisor dalam mengarahkan dan menfasilitasi kelompok menjadi pengalaman-pengalaman saat supervisi kelompok Borders dan Brown, 2005. 2.2.2. Pengertian Perawat Supervisor Menurut Bactiar dan Suarly 2009, yang bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi adalah atasan yang memiliki kelebihan dalam organisasi. Idealnya kelebihan tersebut tidak hanya aspek status dan kedudukan, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan. Triwibowo 2013 menyebutkan ada 3 jabatan manajer perawat yang dapat menjadi perawat yang melakukan supervisi, yaitu kepala ruangan, pengawas perawatan supervisor dan kepala bidang keperawatan Supervisor adalah seorang pelaksana kegiatan supervisi dalam sebuah organisasi. Salah satu peran pentingnya adalah memberi dukungan kepada staf dalam bekerja. Sebuah penelitian di Negara Turki mencatat dukungan sosial dari supervisor pada pekerja dapat menurunkan kelelahan emosional dan berdampak pada peningkatan prestasi kerja individu sesuai tujuan. Namun dukungan supervisor tidak berdampak secara langsung pada personalitas pekerja melainkan dari hasil kinerja secara keseluruhan Yürür, 2012. Supervisor adalah manajer lini pertama yang bertanggung jawab langsung untuk mengawasi para pekerja. Supervisor adalah seorang manajer yang berinteraksi langsung dengan memberi perintah, dan menvevaluasi kinerja para pekerja. Manager ini mempunyai berbagai perbedaan sebutan gelar tergantung pada dimana mereka bekerja. Sebagai contoh adalah assistant supervisor for dan shift supervisor Triwibowo, 2013. Menurut Suarli dan Bahtiar 2009, seorang supervisor keperawatan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari harus memiliki kemampuan dalam memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas. Sehingga setiap tujuan dapat dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan. Seorang supervisor keperawatan harus dapat memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf atau perawat pelaksana. Kemampuan lain yang diharapkan dimiliki perawat supervisor adalah kemampuan memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaksana keperawatan, mampu memahami proses kelompok dinamika kelompok, memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksana keperawatan. Aktivitas terakhir yang dilakukan yaitu membuat penilaian terhadap penampilan kinerja perawat dan mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan yang diberikan lebih baik. 2.2.3. Kompetensi Perawat Supervisor Kompetensi merupakan suatu karakteristik yang mendasar dari seseorang individu, yaitu penyebab yang terkait dengan acuan kriteria tentang kinerja yang efektif. Makna yang lain menyebutkan kompetensi adalah sebuah klaster gugus yang saling berhubungan antara pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dibutuhkan oleh seorang individu dalam efektifitas organisasi Slocum Hellriegel, 2009. Dengan demikian kompetensi merupakan sejumlah karakteristik yang mendasari seseorang dan menunjukkan indicate cara-cara bertindak, berpikir, atau menggeneralisasikan situasi secara layak dalam jangka panjang. Kompetensi merupakan bagian dari kepribadian seseorang yang telah tertanam dan berlangsung lama dan dapat memprediksi perilaku dalam berbagai tugas dan situasi kerja. Kompetensi menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja performance. Kompetensi secara aktual memprediksi siapa yang mengerjakan sesuatu dengan baik atau buruk, sebagaimana diukur oleh kriteria spesifik atau standar. Level kompetensi seseorang terdiri dari dua bagian. Bagian yang dapat dilihat dan dikembangkan, disebut permukaan surface seperti pengetahuan dan keterampilan, dan bagian yang tidak dapat dilihat dan sulit dikembangkan disebut sebagai sentral atau inti kepribadian core personality, seperti sifat-sifat, motif, sikap dan nilai-nilai Spencer Spencer, 1993. Ada perbedaan antara konsep kompetensi dengan kompeten yang dapat diukur. Dalam sebuah studi McConnell 2001 mengungkapkan bahwa kompeten mengacu pada sebuah kapasitas individu dalam menjalankan tanggungjawab kerja. sedangkan kompetensi berfocus pada sebuah kinerja actual seorang individu dalam sebuah situasi tertentu. Pencapaian kompeten tergantung dari domain kognitif, afektif dan psikomotor Menurut kriteria kinerja pekerjaan job performance criterion yang diprediksi, kompetensi dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu kompetensi permulaan atau ambang threshold competencies dan kompetensi yang membedakan differentiating competencies. Threshold competencies merupakan karakteristik esensial minimal biasanya adalah pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi efektif dalam pekerjaannya akan tetapi tidak membedakan kinerja pekerja yang superior dan kinerja pekerja yang biasa saja. Sedangkan kompetensi yang membedakan differentiating competencies yaitu faktor-faktor yang membedakan antara pekerja yang memiliki kinerja superior dan biasa-biasa saja rata-rata Palan, 2008. Secara umum kompetensi utama dalam sebuah organisasi agar organisasi tersebut efektif terdiri dari kompetensi diri self competency, komunikasi communication competency, keberagaman diversity competency, etika ethics competency, lintas budaya across culture competency, tim team competency dan perubahan change competency Pelaksanaan supervisi yang sukses diperlukan kompetensi yang yang baik. Menurut Bittel 1996 ada lima kompetensi supervisi yang harus dimiliki pelaksana supervisi meliputi kompetensi pengetahuan knowledge competencies, kompetensi kewirausahaan enterpreneurial competencies. Kompetensi intelektual intelectual competencies, sosio-emotional competencies dan interpersonal competencies. Slocum Hellriegel, 2009. Dalam penerapan supervisi keperawatan dapat diperlukan kompetensi dasar seorang supervisor agar supervisi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Borders dan Leddick 1987 dalam Falender dan Shafranske 2004 telah menyediakan daftar kompetensi supervisor secara komprehensif dalam sebuah kerangka kerja yang dapat disesuaikan dengan berbagai situasi untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi parameter dari kinerja supervisor. Daftar kompetensi supervior ini dibagi menjadi konseptual ketrampilan dan pengetahuan conceptual skill and knowledge, ketrampilan intervensi langsung direct intervention skill dan ketrampilan yang berhubungan dengan individumanusia human skill. Seorang supervisor keperawatan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari harus memiliki kemampuan dalam memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan, memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksanan keperawatan, memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja kepada staf dan pelaksanan keperawatan, mampu memahami proses kelompok dinamika kelompok, memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksana keperawatan, melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat, dan mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan yang diberikan lebih baik Suyanto, 2008. Berdasarkan konsep kompetensi diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi supervisor perawat dapat diartikan sebagai karakteristik mendasar supervisor yang secara kausal berhubungan dengan efektivitas atau kinerja yang sangat baik. Untuk mencapai kompetensi tertentu, seorang supervisor perawat perlu memiliki sejumlah kapabilitas. Kapabilitas biasanya merupakan kombinasi dari dimensi sifat pribadi, ketrampilan dan pengetahuan perawat supervisor. 2.2.4. Ketrampilan dan Pengetahuan Konseptual Conceptual Skill and Knowledge Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan dibagi menjadi tingkatan tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi Kompetensi pengetahuan adalah kemampuan pengetahuan yang merupakan pintu masuk seseorang untuk bekerja dengan baik. Seorang manager akan lebih sukses apabila dilandasi dengan ilmu pengetahuan yang cukup Bittel, 1996. Berdasarkan kompetensi, seorang supervisor keperawatan harus mengetahui area yang akan disupervisi dan memiliki pengetahuan tentang metode supervisi CAHM, 2008. Selain itu, s Notoatmodjo, 2007. Sedangkan ketrampilan menurut Conley 2004 diartikan sebagai kemampuan memahami masalah, kemampuan bekerja dalam berbagai situasi, kemampuan mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi, kemmpuan menyelesaikan masalah berdasarkan informasi yang ada, kemampuan memberi nilai lebih pada hasil pekerjaan, kemampuan membangun hubungan kerjasama dan kemampuan berkomunikasi untuk mengembangkan ide-ide yang dimiliki. ebagai seorang perawat supervisor harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang teori keperawatan profesional, teknik, praktik dan prosedur; pengetahuan yang cukup tentang istilah medis, proses penyakit dan sistem tubuh, prosedur diagnostik klinis saat ini dan perawatannya, keterampilan dalam menerapkan pengetahuan, pengetahuan tentang peraturan umum negara dan peraturan mengatur keuangan, pengetahuan umum praktek asuhan keperawatan profesional dan prinsip-prinsip dikontinum keperawatan Menurut Borders dan leddick 1987 dalam Falender 2004, salah satu unsur kompetensi supervisor adalah pengetahuan tentang program manajemen supervisi. Sedangkan Swansburg 2000 menjelaskan manajemen dalam keperawatan adalah manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan. Lingkup manajemen operasional dalam manajemen keperawatan yaitu: merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengawasi sumber daya manusia keperawatan, metode, fasilitas dan dana untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Selanjutnya Falender dan Shafranske 2004 menyebutkn bahwa perawat supervisor diharapkan mampu memahami dan menunjukkan kemampuan secara konseptual tentang teori manajemen dasar, model pengembangan program, teori pengambilan keputusan, teori pengembangan organisasi, tehnik penyelesaian konflik, gaya kepemimpinan, system informasi computer dan tehnik manajemen waktu. Triwibowo, 2013. Berpedoman pada kompetensi supervisor yang dikemukakan oleh Borders dan Leddick 1987 dalam Falender dan Shafranske 2004, bahwa kompetensi perawat supervisor dapat dibagi kedalam konseptual ketrampilan dan pengetahuan dengan menilai ketrampilan umum, praktek konselor dalam supervisi, supervisi dalam pelatihan, dan program manajemensupervisi. Ketrampilan intervensi langsung mencakup penilaian ketrampilan dasar dan program manajemen. Sedangkan ketrampilan yang berhubungan dengan individu manusia mencakup penilaian terhadap ketrampilan umum, sifat dan mutu. Para supervisor sebaiknya menggunakan keahlian dalam melakukan intervensi-intervensi yang bisa membuat mereka mendapatkan pengetahuan langsung tentang pekerjaannya. Salah satu keahlian adalah dalam membuat laporan mandiri self report. Laporan mandiri dimaksudkan untuk membuat laporan secara verbal tentang apa yang terjadi dalam tahap-tahap supervise. Laporan pribadi ini memiliki sifat obyektif yang bisa melaporkan apa yang mereka amati atau mereka simpulkan berdasarkan kerangka rujukan mereka sendiri tentang diri klien, diri mereka sendiri dan tentang proses konseling Borders Leddick, 1987 . Ada beberapa jenis intervensi langsung yang dapat dilakukan perawat supervisor, seperti mengamati rekaman audio dan video terhadap sesi-sesi konseling. Disamping itu intervensi langsung juga dapat dilakukan dengan cara mengamati secra langsung tindakan yang dilakukan. Microtraining, role-play, dan modeling juga termasuk dalam kompetensi supervise ini Falender Shafranske, 2004. Borders dan Brown 2005 juga mengklasifikasikan isu-isu etik kedalam kompetensi supervisor. Sehingga seorang perawat supervisor diharapkan memiliki tanggungjawab etik pada perawat yang disupervisinya. Supervisor harus mempertimbangkan kesejahteraan dan mengambil tindakan apapun yang perlu untuk melindungi mereka. Jelasnya, para supervisor juga harus sadartahu semua isu-isu etik yang berkaitan dengan proses konseling dan yakin bahwa para konselor mematuhi standar-standar etika. Selain itu para klien harus menyetujui istilah atau hal-hal yang berkaitan dengan supervisi. Terutama pada awal konseling sebagai bagian dari prosedur informed consent. Dengan kata lain supervisor bertanggungjawab untuk tindakan-tindakan yang dilakukan perawat pelaksana dan oleh karena itu dapat menjadi pegangan secara legal mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan tersebut. Kemampuan supervisor yang terakhir adalah harus mampu menunjukkan adanya pengetahuan serta pemahaman konseptual terhadap tanggung jawab atau makna akuntabilitas perawat supervisor, mengetahui sistem kredensial, standar perawatan dan etika praktek keperawatan. Setiyowati, 2012, 2.2.4. Ketrampilan Intervensi Langsung Direct Intervention Skill Intervensi lansung adalah salah satu model supervisi yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung individu yang disupervisi. Supervisi lansung dilakukan dengan cara terlibat langsung dalam kegiatan sehingga pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah Swamburg, 2000. Ada dua hal yang perlu di ukur terhadap kompetensi ini meliputi ketrampilan umum dan program manajemen atau supervisi. Dalam ketrampilan secara umum, seorang supervisor diharapkan mampu menyiapkan struktur untuk sesi supervisi yang berkenaan dengan memulai tujuan supervisi, mengklasifikasikan tujuan dan arah supervisi, mengklasifikasikan peran diri sendiri dalam supervisi, dan menjelaskan prosedur yang harus diikuti dalam supervisi Borders Brown, 2005. Mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran perawat yang disupervisi dapat menentukan sejauh mana perawat yang disupervisi telah mengembangkan dan menerapkan teori konseling yang dikuasainya. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya menyiapkan feedback spesifik yang terkonsep terhadap keprihatinan klien, proses konseling dan terhadap personalisasi konseling. Falender dan Shafranske, 2004. Maka dari itulah seorang supervisor harus memilki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter. Sebab, jika situasi kerja menunjukkan rasa aman dan nyaman, maka kegiatan supervisi akan terjadi lebih efektif Suarli Bahtiar, 2009. Kompetensi ini juga menilai bagaimana bernegosiasi terhadap keputusan bersama tentang kebutuhan pengalaman pembelajaran, kemampuan menggunakan alat bantu media pembelajaran yang merupakan suatu usaha dalam mengembangkan evaluasi kegiatan supervisi untuk mencapai tujuan supervisi. Menguji perawat pelaksana dengan tes dan membuat interprestasi hasil tes juga termasuk bagian evaluasi. Hal lainnya yaitu membantu proses rujukan pasien pada saat yang tepat dan memfasilitasi serta memantau adanya penelitian untuk menentukan efektifitas program, pelayanan dan tehnik. Berdasarkan program manajemensupervisi, hal-hal yang diukur pada supervisor meliputi cara mengembangkan gambaran peran untuk semua posisi staf, mengkaji kebutuhan perawat yang disupervisi, merumuskan tujuan dan sasaran supervisi yang ingin dicapai, memantau kemajuan aktivitas program supervisi dan rasa tanggungjawaban staff. Dengan memanfaatkan tehnik membuat keputusan, mengaplikasikan tehnik penyelesain masalah, menjalankan dan mengkoordinasikan pelatihan pengembangan staf, mengimplimentasikan system informasi manajemen, yang dapat membuat program supervisi berjalan sesuai yang diharapkan. Selain itu tugas supervisor adalah menjalankan strategi grup manajemen dan membuat skedul tugas dengan mengembangkan batas waktu berdasarkan kebutuhan perawat yang disupervisi dan program, memelihara kesesuaian forms dan rekaman untuk membantu tugas supervisi, memonitor laporan perawat yang disupervisi dan rekaman ketrampilan, mendiagnosa masalah organisasi, menjalankan tehnik observasi sistemik, merencanakan dan merancang anggaran biaya, menjalankan pembelajaran follow-up dan aplikasi penelitian, menegakkan secara konsisten dan berkualitas kinerja serta praktek tindakan yang disetui oleh klien serta mampu mendelegasikan tanggung jawab Falender dan Shafranske, 2004. 2.2.5. Ketrampilan yang Berhubungan dengan IndividuManusia Human Skill Ketrampilan kemanusiaan Human Skills adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasi orang lain, baik sebagai individu ataupun kelompok. Manajer membutuhkan keterampilan ini agar dapat memperoleh partisipasi dan mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian tujuan Robert L. kaatz, 1979. Ketrampilan manusia terdiri dari ketrampilan umum, sifat dan mutu. Ketrampilan umum berkenaan dengan kemampuan seorang supervisor menjadi pengajar, konselor, konsultan dan evaluator. Kompetensi ini juga menggambarka pola yang berhubungan dengan hubungan interpersonal, mampu memadukan pengetahuan kedalam hubungan interpersonal, menciptakan situasi empati, konkrit, respek, harmoni, tulus dan siap siaga. Hal ini ditempuh dengan cara menjalin hubungan terpeutik bersama orang yang disupervisi Falender dan Shafranske, 2004. Lynch 2008 menjelaskan bahwa supervisor klinik yang baik atau efektif harus memiliki ketrampilan interpersonal. Contoh ketrampilan interpersonal yang baik adalah bersifat terbuka, ramah, hangat, insight full, refleksi diri, dan respek pada perubahan atau pertanyaan orang lain tanpa melihat sebagai kritikan. Dalam penelitian Mataiti 2008, mengklasifikasikan keterampilan hubungan interpersonal bermakna bahwa seorang supervisor memiliki wawasan ilmu dan kemampuan dalam membinamenjalin hubungan dengan orang lain. Karakteristik ini mencakup pengetahuan khusus tentang perilaku manusia. Lebih lanjut dibahas bahwa supervisor merupakan seorang komunikator yang efektif, supervisor dapat berkomunikasi dengan singkat dan jelas, mendapat hal-hal yang baik selama berinteraksi dengan berbagai orang, dan supervisor dapat menggunakan teknik yang tepat untuk mendukung dan memfasilitasi bawahan yang disupervisi untuk melakukan perubahan. Ada kekuatan dan kelemahan supervisi yang harus diidentifikasi. Disamping itu menggali persepsi dan perasaan orang yang disupervisi dilakukan selama sesi konsultasi. Supervisor dapat menggunakan keahlian konfrontasi dalam menhadapi staf yang tidak konsisten. Mencari solusi, tehnik dan respon untuk alternative baru, memperagakan ketrampilan dalm aplikasi tehnik konseling. Membantu perawat yang disupervisi menyusun pola supervisi sendiri. Melakukan evaluasi diri dianggap sebagai sarana dalam pertumbuhan model professional yang sesuai. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan supervisor mengharapkan munculnya model prilaku yang sesuai dan menunjukkan penerapan etika atau standar profesional Kompetensi ketrampilan manusia ini juga mengukur sifat dan mutu yang meliputi komitmen terhadap peran supervisor, kenyamanan dan kewenangan yang melekat dalam peran supervisor. supervisor harus memiliki rasa humor yang tinggi. Kemudian dapat mendorong, optimis dan motivasional berharap perawat yang disupervisi konsekwen dengan tindakan mereka, sensitif terhadap perbedaan setiap individu. Seorang supervisor harus peka terhadap kebutuhan perawat, berkomitmen mempengaruhi ketrampilan konseling sehingga dapat mengakui baha tujuan akhir dari pengawasan adalah membantu perawat yang disupervisi. Falender dan Shafranske, 2004. Borders dan Leddick, 1987. Mempertahankan komunikasi terbuka merupakan kompetensi lain yang diharapkan disamping memantau kemampuan yang disupervisi untuk mengidentifikasi tanda kemungkinan munculnya kelelahan kerja, mengenali batas-batas diri dengan cara memunculkan evaluasi diri dan umpan balik dari yang lainnya serta menikmati dan menghargai peran pengawas. Kemampuan komunikasi manajer yang mengetahui persepsi bawahan akan mampu menciptakan kondisi kerja dengan produktifitas tinggi. Disamping itu, hubungan supervisor dengan perawat yang baik, akan menciptakan kemampuan pertimbangan-pertimbangan putusan perawat sehingga mengurangi ketergantungan pada atasan Iglesias Vallejo, 2012. Hasil riset Kaushal Janjhua 2010 menunjukkan bahwa nilai-nilai personal didominasi oleh hampir semua kelompok profesional untuk menjadi maju, berprestasi dan bekerjasama. Tidak peduli apa pun profesi yang di sandang. Setiap Individu percaya dalam mencapai hasil dan merasa berenergi maka setiap kegiatan yang ditugaskan kepada mereka akan selesai. Mereka juga percaya pada pembelajaran yang berkelanjutan untuk memperbaiki diri. Namun faktanya adalah bahwa nilai-nilai personal dalam prestasi, menjadi maju dan bekerjasama diperlukan agar sukses dalam setiap profesi. Dalam penelitian juga menyebutkan adanya hubungan positif antara nilai-nilai pribadi dan nilai-nilai kinerja menandakan bahwa semakin tinggi nilai-nilai pribadi yang lebih tinggi akan nilai- nilai kinerja yang individu yang cenderung menghargai pribadi nilai-nilai seperti kemajuan, prestasi, kerja sama, tantangan, kreativitas, dan lain-lain, akan patuh, tepat waktu, pekerja tim yang baik, akan sangat berhati-hati sehingga kualitas kerja dilakukan, cenderung etis sehingga yang tidak hanya tujuan organisasi, tetapi pribadi juga tercapai.

2.4. Teori Keperawatan yang Terkait Penelitian

Teori keperawatan yang terkait dengan hubungan kompetensi perawat supervisor dengan gaya manajemen konflik yaitu Theory of Goal Attainment 1971 dalam Tomey dan Alligood 2006 yang diperkenalkan oleh Imogene M. King. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual conceptual framework sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya human being sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual conceptual framework terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan dynamic interacting systems, meliputi: personal systems individuals, interpersonal systems groups dan social systems. Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya human being meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Berdasarkan kerangka kerja konseptual conceptual framework dan asumsi dasar tentang human being, King menderivatnya menjadi teori pencapaian tujuan theory of goal attainment. Menurut King intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan, meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang Tomey Alligood, 2006.

2.5. Landasan Teori Penelitian

Kompetensi adalah sebuah klaster gugus yang saling berhubungan antara pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dibutuhkan oleh seorang individu dalam efektifitas organisasi. Kompetensi utama sebuah organisasi menurut Slocum Hellriegel 2009 dibagi menjadi kompetensi diri self competency, komunikasi communication competency, keberagaman diversity competency, etika ethics competency, lintas budaya across culture competency, timteam competency dan Perubahan change competency. Jika dikaitkan dengan supervisi perawat supervisor maka Bittel 1996 mengklasifikasikan kompetensi supervisi menjadi Dalam theory of goal attainment 1971, Imogene M. King kompetensi pengetahuan knowledge competencies, kompetensi kewirausahaan enterpreneurial competencies, kompetensi intelektual intelectual competencies, sosio-emotional competencies dan interpersonal competencies. Dalam penerapannya, berpedoman pada rancangan kompetensi supervisor oleh Borders dan Leddick 1987 maka kompetensi perawat supervior dibagi menjadi konseptual ketrampilan dan pengetahuan conceptual skill and knowledge, ketrampilan intervensi langsung direct intervention skill dan ketrampilan yang berhubungan dengan individumanusia human skill. menjelaskan bahwa ada Dalam landasan teori penelitian ini ingin menghubungkan keterkaitan kompetensi perawat supervisor dengan gaya manajemen konflik yang didasari tiga sistem interaksi. Interaksi tersebut membentuk sebuah sistem hubungan interpersonal dimana didalamnya terdapat unsur-unsur interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stres, tumbuh kembang waktu dan ruang yang merupakan karakteristik seseorang. Konflik terjadi sebagai dampak dari hubungan interpersonal yang tidak sejalan antara individu Tomey Alligood, 2006.