36 3
Ratna Indriyati 2008
Kajian Knowledge
Management Dan
Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Karyawan Kajian yang dapat disimpulkan
Dalam prakteknya
knowledgemanagement dapat
menjadi guidancetentang
pengelolaan intangible asset yang
menjadi pilar organisasi dalam menciptakan nilai. Organisasi perlu
mengetahui sejauh mana knowledge
management berperan di dalam
meningkatkan kinerja karyawan. Maka dari itu,
kinerja karyawan
dapat diukur
melalui 5
kriteria penilaian
karyawan,yaitu: quality, quantity,
timeliness, need for supervision, dan interpersonal impact
Sumber: Data sekunder, 2014
2.4 Kerangka Konseptual
Pembentukan suatu perusahaan bukanlah tanpa alasan. Ada tujuan tertentu dibalik pendirian perusahaan tersebut. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka
diperlukan kinerja karyawan yang baik, karena dengan baiknya kinerja karyawan maka kinerja perusahaan juga akan terus meningkat. Sehingga tujuan yang tekah
ditetapkan oleh suatu perusahaan dapat tercapai. Untuk mencapai kinerja tersebut maka perusahaan membutuhkan suatu metode.
Pada saat ini era ekonomi telah berubah menjadi era pengetahuan, dimana ekonomi bukan hanya mengandalkan sumber daya alam, tetapi juga
mengandalkan pengetahuan, ide dan kreativitas. Oleh karena itu muncul manajemen pengetahuan sebagai salah satu metode agar karyawan didalamnya
dapat lebih berinovasi dan berkreasi. Perusahaan selain membutuhkan orang- orang yang mampu menjalankan pekerjaannya dengan baik juga membutuhkan
orang-orang yang lebih berinisiatif.
Universitas Sumatera Utara
37 Ada 2 dua jenis pengetahuan, yaitu
tacit knowledge dimana pengetahuan ini adalah pengetahuan yang berasal dari pengalaman
experience orang itu sendiri. Pengetahuan ini cenderung lebih sulit disampaikan sehingga pengetahuan
tersebut hanya tersimpan untuk diri sendiri. Tidak untuk orang lain atau sesama karyawan ataupun bahkan untuk perusahaan. Jika salah satu karyawan memiliki
pengetahuan atau ide yang sangat berpengaruh bagi perusahaan tetapi itu tidak bisa tersampaikan, maka alangkah meruginya perusahaan dengan ketidak-tahuan
ide baru tersebut. Pengetahuan yang kedua adalah
explixit knowledge dimana pengetahuan ini sangat mudah untuk di sampaikan. Pengetahuan ini dapat dibagi baik dengan
kata-kata ataupun data. Salah satu bagian dari pengetahuan ini adalah SOP atau
Standard Operational Procedure, dimana melalui SOP karyawan mengetahui apa- apa saja yang harus dilakukan sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik. Membicarakan manajemen pengetahuan juga membicarakan Teknologi
technology sebagai media dalam penyampaian pengetahuan. Teknologi dengan mudahnya menjadi sarana pembagian pengetahuan. Sehingga, jika para
knowledge worker tidak dapat berpapasan tetapi ingin membagi suatu pengetahuan, maka dengan teknologi para
knowledge worker dapat berbagi pengetahuan yang mereka miliki.
Pada penelitian yang sebelumnya, Kosasih 2007 dan Indriyati 2008 menggunakan variabel yaitu
personal knowledge bagian dari tacit knowledge, Standard Operational Procedure atau SOP bagian dari eksplicit knowledge dan
Universitas Sumatera Utara
38 technology sebagai aplikasi dalam memfasilitasi proses manajemen pengatahuan.
Untuk penelitian kali ini, penulis menggunakan variabel dari 4 empat dimensi yang dipaparkan oleh Ron Youung 2010 dalam website
www.knowledge-management-online.com , yaitu Manajemen Pengetahuan
Personal Personal Knowledge Management, Manajemen pengetahuan tim Tim
Knowledge Management, Manajemen pengetahuan organisasi Organization knowledge management dan Manajemen pengetahuan inter-organisasi.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Di mana Manajemen
Pengatahuan adalah variabel independen dan Kinerja Karyawan adalah variabel dependen. Hal ini dapat dilihat melalui bagan sebagai berikut:
Sumber: Hasil Olahan Data Penelitian
Gambar 2.6 Kerangka Konseptual
2.5 Hipotesis