Proses Konversi Pengetahuan Manfaat Penelitian

19 sumber pengetahuan suatu perusahaan, seperti jaringan LANWAN, file, server, network, Intranet, PC, dan aplikasinya. Pendek kata, semua infrastruktur teknologi informasi dapat dikatakan sebagai bagian dari infrastructure capital juga mencakup struktur organisasi, pembukuan atau pemberkasan, peran pertanggungjawaban, dan lokasi kantor secara geografis yang menyediakan sarana fisik dalam berbagai

2.1.3 Proses Konversi Pengetahuan

Perpaduan seluruh tacit knowledge dan explicit knowledge merupakan bagian dari proses yang tercipta dalam manajemen pengetahaun. Interaksi yang terjadi antara 2 dua tipe pengetahuan ini disebut Nonaka dan Takeuchi 1995 dalam Nonaka dan Teece 2001:16 sebagai “ knowledge conversion”. Ada 4 empat model dari proses perubahan pengetahuan yang dipaparkan oleh Nonaka dan Takeuchi, yaitu: 1. Socialization yaitu proses perubahan dari Tacit Knowledge ke Tacit Knowledge. Sosialisasi merupakan proses sharing dan penciptaan Tacit Knowledge melalui interaksi dan pengalaman langsung. 2. Externalization merupakan proses konversi tacit knowledge menjadi explicit knowledge. Konversi ini menjadi dasar pengetahuan ketika tacit berubah menjadi explicit yang dapat dibagi kepada orang lain. Penciptaan konsep dalam pengembangan produk baru adalah contoh dari proses konversi ini. 3. Combination, merupakan proses konversi explicit knowledge menjadi explicit knowledge proses mengkombinasikan explicit knowledge yang berbeda menjadi explicit knowledge yang baru melalui analisis,pengelompokkan, dan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 21 Definisi manajemen pengetahuan sendiri sangat beragam, tergantung dari segi mana para pakar memandang pengetahuan tersebut. Begitu juga dalam organisasi bisnis, yang memiliki pendekatan tersendiri mengenai manajemen pengetahuan. Seperti menurut Davidson dan Voss 2002 dalam Sangkala 2007:7, menyatakan bahwa manajemen pengetahuan merupakan sebagai sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya untuk perbaikan kinerja perusahaan. Davidson dan Voss juga menyatakan bahwa manajemen pengetahuan meupakan suatu proses yang menyediakan cara sehingga perusahaan dapat mengenali di mana aset intelektual kunci berada, menangkap ukuran aset intelektual yang relevan untuk dikembangkan. Pandangan umum yang dipaparkan oleh Srikantaiah 2000:7 mengenai manajemen pengetahuan adalah: “Knowledge management is the reamalgamation of earlier experiments, such as management information systems, business process reenginering, and information resources management, and has benefited from the lessons learned in those earlier, more limited initiatives”, yaitu merupakan penggabungan ulang dari beberapa percobaan sebelumnya, seperti sistem informasi manajemen, proses bisnis rekayasa ulang, dan manajemen sumber daya informasi, dan telah memetik manfaat dari pelajaran pada mereka sebelumnya, dan juga inisiatif yang lebih terbatas. Sedangkan Regina Yu 2002 dalam Widayana 2005:7, yang menyebutkan bahwa: “Knowledge management is an integrated systematic approach to identifying, managing and sharing all of an enterprise’s information Universitas Sumatera Utara 22 assets, including databases, documents, policies and procedures, as well as previously unarticulated expertise and experience held by individual workers. Fundamentally is about making the collective information and experience of an enterprise available to individual worker.” Dimana manajemen pengetahuan merupakan suatu pendekatan sistematis terpadu untuk mengidentifikasi, mengelola dan berbagi semua aset informasi suatu perusahaan, termasuk database, dokumen, kebijakan dan prosedur, serta keahlian sebelumnya yang tidak dapat diucapkan dan pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing pekerja. Pada dasarnya adalah tentang membuat informasi kolektif dan pengalaman dari suatu perusahaan yang tersedia untuk masing-masing pekerja. Secara singkat www.knowledgeclicks.com menyatakan “Knowledge management can be defined as a way to create a continuous earning organization by means of increasing the chances of knowledge capturing and sharing, this facilitating correct interpretation, decision making and forecasting”. Yaitu manajemen pengetahuan didefinisikan sebagai cara untuk menciptakan organisasi produktif terus menerus dengan cara meningkatkan kemungkinan menangkap pengetahuan dan berbagi, sehingga memudahkan interpretasi yang benar, membuat keputusan dan peramalan. Widayana, 2005:9 Lendy Widayana 2005:9 sendiri menyimpulkan bahwa manajemen pengetahuan merupakan sistem yang dibuat untuk menciptakan, mendokumentasikan, menggolongkan, dan menyebarkan knowledge atau pengetahuan dalam organisasi. Sehingga, pengetahuan mudah digunakan kapanpun diperlukan, oleh siapa saja sesuai dengan tingkat otoritas dan Universitas Sumatera Utara 23 kompetensinya. Lebih lanjut lagi Widayana menyatakan bahwa seluruh sistem berupa dokumen, basis data, kebijakan, dan prosedur lengkap, beserta informasi tentang pengalaman, keahlian, dan kecakapan sumber daya manusia secara individu maupun kolektif, yang dimiliki organisasi dengan bantuan teknologi informasi. Pengelolaan elemen manajemen pengetahuan ditujukan agar perusahaan menjadi selalu kreatif, inovatif serta efisien. Sehingga,mempunyai daya saing tinggi untuk jangka waktu yang panjang. Jadi, secara umum manajemen pengetahuan dalam organisasi merupakan teknik yang kegiatan di dalamnya meliputi proses penciptaan pengetahuan, distribusi pengetahuan dan aplikasi pengetahuan guna untuk menciptakan nilai dan meningkatkan competitive advantage organisasi. Teknik ini akan membangun suatu lingkungan pembelajaran sehingga orang-orang yang terkait di dalamnya terus termotivasi untuk terus belajar dan memanfaatkan informasi yang ada, serta pada akhirnya mau berbagi pengetahuan yang baru didapatnya kepada anggota lain yang memerlukannya.

2.1.5 Elemen Pokok Manajemen Pengetahuan