Sebaran dan Hubungan Konsentrasi Angiotensin II Plasma dan MIF Serum Menurut Grup Korelasi Antara Angiotensin II dan MIF Analisis Multivariat

4.3 Sebaran dan Hubungan Konsentrasi Angiotensin II Plasma dan MIF Serum Menurut Grup

Sebaran konsentrasi angiotensin II plasma dan MIF serum dapat dilihat pada gambar 12 dan 13 berikut ini. Gambar 12. Boxplot Kadar Angiotensin II pada Setiap Grup Gambar 13. Boxplot Kadar MIF pada Setiap Grup Universitas Sumatera Utara Hubungan antara ketiga grup pada setiap parameter dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini. Tabel 9. Hubungan Angiotensin II dan MIF antara Grup Parameter SNRS n = 40 SNSS n=40 Anak sehat n = 40 p MIF median range, ngmL 31,9 14,3-117,2 25,7 10,4-64,8 27,4 11,4 -96 0,04 • Ang II median range, pgmL 22,7 3,1-153,4 15,7 1,7-139,5 13,2 5,2-72,7 0,01 • uji Kruskal Wallis

4.4 Korelasi Antara Angiotensin II dan MIF

Korelasi antara nilai MIF dan angiotensin II dapat dilihat pada Gambar 14. Korelasi Spearman digunakan karena data tidak berdistribusi normal. Korelasi ini menunjukkan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi sangat lemah. Gambar 14. Scatter Plot Kadar MIF dan Angiotensin II Universitas Sumatera Utara

4.5 Analisis Multivariat

Untuk mengetahui hubungan alel C, angiotensin II dan MIF secara bersama sama dengan hipertensi terhadap faktor risiko SNRS maka dilakukan uji multipel regresi logistik. Karena nilai MIF dan angiotensin II dikatakan tinggi belum ada batasan,yang diambil sebagai cut off adalah nilai perpotongan sensitivitas dan spesivisitas. Setiap variabel yang memiliki nilai p lebih kecil dari 0,25 pada analisis bivariat Tabel 10 akan dimasukkan ke dalam model regresi logistik. Tabel 10. Analisis Bivariat Faktor Risiko Resisten Steroid pada SN Variabel SNSS n=40 SNRS n=40 p Alel Alel G Alel C 28 12 14 26 0,002 TDS Hipertensi Normotensi 3 37 18 22 0,001 TDD Hipertensi Normotensi 3 37 17 23 0,000 MIF 27,9 ngmL ≤27,9 ngmL 23 17 16 24 0,117 Ang II 18,2 pgmL ≤18,2 pgmL 25 15 16 24 0,044 Variabel kelompok SNSS diberi kode 0, kelompok SNRS diberi kode 1. Variabel alel C, angiotensin II dan MIF yang tinggi, hipertensi sistolik dan diastolik diberi kode 1, sedangkan alel G, angiotensin II dan MIF yang normal, normotensi sistolik dan diastolik diberi nilai 0, sehingga didapat model persamaan keberadaan resisten steroid Tabel 11. Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Model Pertama Keberadaan Resisten Steroid Model Koefisien SE p OR IK 95 Konstanta -1,96 0,59 0,001 HTS 1,86 0,78 0,018 6,45 1,38-30,01 HTD 1,23 0,78 0,117 3,42 0,73-15,91 Alel C 1,36 0,55 0,013 3,91 1,33-11,50 MIF 27,9 ngmL 0,76 0,57 0,180 2,14 0,70-6,50 Ang II 18,2 pgmL 0,45 0,56 0,416 1,58 0,53-4,72 Selanjutnya dilakukan uji regresi logistik dengan metode forward stepwise Wald untuk menemukan model sesuai dengan data yang ada Tabel 12. Tabel 12. Model Kedua Keberadaan Resisten Steroid Model Koefisien SE p OR IK 95 Konstanta -1,3 0,4 0,001 HTS 1,8 0,7 0,020 5,84 1,3-25,7 HTD 1,5 0,7 0,057 4,30 1,0-19,3 Alel C 1,4 0,5 0,012 3,90 1,4-11,1 Model pada T abel 11 dan Tabel 12 di atas menunjukkan adanya perubahan nilai OR untuk hipertensi sistolik dan hipertensi diastolik, sedangkan untuk alel C tidak terjadi. Walaupun variabel angiotensin II dan MIF tidak signifikan Tabel 11, ternyata mampu menyebabkan perubahan nilai OR pada hipertensi sistolik dan diastolik, apabila kedua variabel tersebut tidak dimasukkan ke dalam model Tabel 12. Hal ini menunjukkan pentingnya mengambil Tabel 11 sebagai model terbaik, Universitas Sumatera Utara sekaligus menunjukkan peran kedua variabel ini pada keberadaan resisten steroid. Sehingga didapat nilai probabilitas yaitu: p = dimana: p = nilai probabilitas untuk risiko SNRS pada individu, e = bilangan alamiah, TDS = tekanan darah sistolik,1= hipertensi sitolik HTS, TDD = tekanan darah diastolik,1= hipertensi diastolik HTD, 0= normotensi Alel = alel G atau C, 1 = alel C , 0 = alel G , Kadar MIF dan angiotensin II , 1= kadar di atas nilai cut off, 0 = kadar di bawah atau sama dengan nilai cut off. Berdasarkan perhitungan di atas bahwa interaksi variabel dengan probabilitas di atas 50 adalah Tabel 13: Tabel 13. Nilai Kekuatan Interaksi Variabel Pada Model Interaksi variabel Probabilitas HTS+HTD+Alel C+ MIF+Ang II 97,7 HTS+HTD+Alel C 91,7 HTS+HTD+MIF+AngII 91,2 HTS+HTD 74 Alel C+MIF+AngII 67 Interaksi variabel HTS+HTD+MIF+Ang II memiliki probabilitas 91,2 sedangkan HTS+HTS saja memiliki probabilitas 74. Interaksi variabel ini penting dan memiliki aplikasi klinis, oleh karena variabel MIF dan angiotensin II memengaruhi secara nyata variabel hipertensi. 1 1 + e – -1,96 + 1,8 x HTS + 1,2 x HTD + 1.4 x alel C + 0,8 x MIF + 0,5 x angII Universitas Sumatera Utara 4.6 Pengujian Hipotesis 4.6.1 Hipotesis I