Alur Kerja Data yang Dikumpulkan Identifikasi Variabel Definisi Operasional

3.8 Alur Kerja

Gambar 10. Alur Kerja

3.9 Data yang Dikumpulkan

Kuesioner dan data klinis dikumpulkan oleh dokter terlatih untuk mengisi data demografiklinis subjek. Rekam medis subjek SNRS dan SNSS dikumpulkan dan ditelaah secara retrospektif untuk mendapatkan data klinis dan laboratoris pada saat diagnosis dan tindak lanjut. Data yang dikumpulkan melalui rekam medis meliputi: identitas subjek nama, umur, jenis kelamin, suku, alamat, anamnesis gejala pada awal masuk, ureum dan kreatinin darah, pengobatan yang diterima, dan luaran. Data pada saat penelitian meliputi pemeriksaan fisis umur saat penelitian, Subjek terpilih PCR-RFLP Variabel kategorikal Analisis statistik ELISA MIF Variabel numerik EIA Angiotensin II Variabel numerik Hasil Informed consent Anamnesis, pemeriksaan fisis, dan urinalisis Universitas Sumatera Utara berat badan, tinggi badan, tekanan darah, proteinuria kuantitatif UACR, genotip polimorfisme -173 G ke C gen MIF, kadar angiotensin II plasma, dan MIF serum. 3.10 Pemeriksaan 3.10.1 Pemeriksaan Antropometris Pengukuran berat badan menggunakan timbangan berat badan digital merek AND dengan kapasitas 150 kg dan ketelitian 50 gram. Pada waktu ditimbang anak hanya menggunakan baju yang tipis dan tidak menggunakan sepatu. Tinggi badan diukur dengan Statumeter. Pada waktu diukur anak berdiri dengan kedua tumit bertemu dan bagian belakang kepala menyentuh dinding pengukur dengan batas ketelitian pengukuran 0,1 cm dan batas pengukuran terpanjang 200 cm. Untuk anak yang belum bisa berdiri, pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan bayi sedangkan pengukuran panjang badan dengan microtoise. Evaluasi ukuran antropometri tersebut menggunakan rekomendasi NCHS CDC 2000. Z score standar deviasi digunakan sebagai ambang batas. 3.10.2 Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam suasana tenang. Anak berusia tiga tahun atau lebih diposisikan berbaring atau duduk tenang lebih kurang lima menit sebelum prosedur pemeriksaan. Manset dipasang pada lengan atas kanan, sehingga panjang manset melingkupi minimal 80 lingkar lengan atas dan lebar manset lebih dari 40 lingkar lengan Pemeriksaan Fisis Tekanan Darah Universitas Sumatera Utara atas. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali berjarak 30 menit dengan sphygmomanometer air raksa merek Riester buatan Jerman dengan ketelitian 2 mmHg. Hasil pengukuran adalah rerata ketiga pengukuran tersebut. Cara pengukuran: manset dibalutkan kuat pada lengan atas dengan batas bawah lebih kurang 3 cm dari fosa kubiti dan dipompa kira- kira 20-30 mmHg di atas tekanan yang diperlukan untuk menimbulkan sumbatan pada arteri brakhialis. Tekanan dalam manset kemudian diturunkan perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHgdetik sampai terdengar bunyi suara lembut. Bunyi ini merupakan fase-1 Korotkof dan merupakan petanda tekanan darah sistolik. Fase-1 ini kemudian disusul fase-2 yang ditandai dengan suara bising murmur, dan disusul pula dengan fase-3 berupa suara yang keras. Setelah itu, suara mulai menjadi lemah fase-4 dan akhirnya menghilang fase-5. Fase-5 merupakan petanda tekanan darah diastolik, tetapi pada beberapa anak, jika fase-5 sulit didengar, fase-4 digunakan sebagai petunjuk tekanan darah diastolik NHBPEP., 2004. Batasan tekanan darah normal adalah tekanan darah sistolik dan diastolik kurang dari 90 persentil menurut jenis kelamin, usia, dan tinggi badan Lampiran 1 dan 2.

3.10.3 Pemeriksaan Proteinuria Kuantitatif

Pengukuran proteinuria kuantitatif sebagai indeks perjalanan klinis penyakit ginjal Hogg et al., 2000 dipakai metode rasio albumin kreatinin urin sewaktu UACR. Sampel urin diambil oleh subjek atau dibantu orang tua subjek pada urin pertama atau kedua pada pagi hari dan dikumpulkan di laboratorium bersertifikasi. Albumin urin diukur dengan nephelometri. Universitas Sumatera Utara Koefisien variasi interpemeriksaan adalah 4,4 dan intrapemeriksaan adalah 4,3. Konsentrasi kreatinin urin diukur dengan metode standar Jaffe koefisien variasi inter dan intrapemeriksaan 3,3 . 3.10.4 Pengambilan sampel darah untuk isolasi DNA dilakukan di laboratorium sebanyak 1 ml dan disesuaikan dengan waktu pemeriksaan darah lainnya pukul 08.00-10.00 pagi. Proses isolasi DNA dilakukan dengan menggunakan kit buatan Amerika Promega. Sampel darah diproses oleh penelitiasisten sampai tahap pembentukan isolat DNA, PCR, pelaksanaan restriksi, dan elektroforesis di Laboratorium terpadu FK USU. Empat puluh isolat dikirim ke Laboratorium Biokimia Universitas Gadjah Mada Jogjakarta untuk proses optimasi suhu. Analisis Genotip Polimorfisme -173 G ke C Gen MIF Pemeriksaan genotif polimorfisme -173 G ke C gen MIF telah diterangkan oleh Donn et al. Donn et al., 2002. Polymerase Chain Reaction dengan metode Restriction Fragment Length Polymorphism PCR-RFLP digunakan untuk mengamplifikasi fragment 366 bp. Metode ini dipilih karena mudah dan sederhana dalam menentukan lokasi kromosom spesifik Read dan Donnai, 2007. Forward primer adalah 5’- ACT- AAG-AAA-GAC-CCGAGGC-3’ dan reverse primer adalah 5’-GGG- GCA-CGT-TGG-TGT-TTA-C-3’.Untuk pencernaan produk PCR digunakan enzim restriksi Alu I, pada suhu 37 ° C semalaman. Hasil PCR DNA dianalisis pada gel agarose 2,5 dengan pewarnaan 10 etidium bromide sehingga dapat divisualisasi dengan kamera ultraviolet. Genotip GG ditandai dengan 2 pita, yaitu pada 98 bp dan 268 bp. Genotip CC Universitas Sumatera Utara ditandai dengan 3 pita, yaitu pada 205 bp, 98 bp, dan 63 bp. Genotip GC ditandai dengan 4 pita, yaitu pada 268 bp, 205 bp, 98 bp dan 63 bp Lampiran 7. Validitas pemeriksaan dilakukan dengan duplikasi sampel.

3.10.5 Analisis Angiotensin II Plasma

Subjek berpuasa pada malam hari sebelum pengambilan darah pada hari berikutnya. Kelompok SNRS dan SNSS dalam fase remisi dilakukan pengambilan sampel darah setelah minimal dua minggu selesai dari dosis penuh prednison. Pengambilan sampel darah dilakukan pada pagi hari 08.00-10.00 sebanyak 2 ml dan dianalisis di laboratorium bersertifikasi. Angiotensin II plasma diukur dengan metode ELISA Calbreath,1992 dengan menggunakan kit merk Enzo katalog ADI-900- 204 lot 10191101. Sensitivitas pemeriksaan adalah 1 pgmL. Koefisien variasi inter dan intrapemeriksaan adalah 7. Reaksi imunologis antara angiotensin II dan antiangiotensin II diikat secara kovalen dengan glutaraldehid. Setelah pencucian dan denaturasi, angiotensin II bereaksi kembali dengan acetylcholinesterase antibodi yang digunakan sebagai tracer. Selanjutnya, sumuran dicuci kembali dan ditambahkan kromogen yang dapat menyebabkan perubahan warna. Intensitas warna diukur dengan spektrofotometri dan hal ini proporsional dengan kadar angiotensin II Lampiran 8. Validitas pengukuran dilakukan dengan duplikasi sampel dan pengulangan kadar angiotensin II dilakukan pada saat pengukuran yang berbeda. Universitas Sumatera Utara

3.10.6 Analisis MIF serum

Pengambilan sampel darah sebanyak 2 ml dilakukan pada pukul 8- 10 pagi di laboratorium bersertifikasi. Pada kelompok SNRS dan SNSS dalam fase remisi dilakukan pengambilan sampel darah setelah minimal 2 minggu selesai dari dosis penuh prednison. Sampel darah kemudian disimpan pada suhu -20°C. Pengukuran kadar MIF serum dilakukan dengan metode sandwich ELISA Calbreath,1992 menggunakan Quantikine buatan RD Systems Amerika Serikat katalog DMF008 lot 294789. Batas kemampuan mendeteksi MIF serum dengan menggunakan ELISA adalah 1-2 ngmL. Koefisien variasi intrapemeriksaan adalah di bawah 5. Koefisien variasi interpemeriksaan adalah di bawah 7. Antibodi monoklonal spesifik untuk MIF dilapisi ke mikroplate. Standar dan sampel dipipet ke dalam sumuran dan setiap keberadaan MIF diikat dengan antibodi. Setelah dilakukan pencucian terhadap substansi yang tak terikat, ditambahkan antibodi poliklonal spesifik untuk MIF. Setelah pencucian reagen antibodi dan enzim yang tak terikat, ditambahkan larutan substrat ke dalam sumuran dan timbul warna yang proporsional dengan jumlah MIF yang terikat. Intensitas warna kemudian diukur Lampiran 9. Validitas pengukuran dilakukan dengan duplikasi sampel dan pengulangan kadar MIF dilakukan pada saat pengukuran yang berbeda .

3.11 Identifikasi Variabel

Variabel bebas adalah SN resisten steroid, SN sensitif steroid, dan anak sehat. Variabel tergantung adalah genotip MIF skala kategorikal, kadar Universitas Sumatera Utara angiotensin II plasma skala numerik, kadar MIF serum skala numerik, dan tekanan darah skala numerik.

3.12 Definisi Operasional

a Pasien SNRS ialah keadaan pasien SN tetap mengalami proteinuria masif di atas atau sama dengan +2 secara semikuantitatif pada 3 kali pemeriksaan berturut dalam 1 minggu setelah 4 minggu dosis penuh prednison 2 mgkghari. b Pasien SNSS adalah suatu keadaan pasien SN yang mengalami remisi proteinuria lebih kecil dari 4 mgm 2 c Anak sehat didefinisikan sebagai seseorang yang belum berusia 18 tahun UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak; UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan dan dikonfirmasi dengan fungsi ginjal normal kisaran eGFR normal sesuai umur, jenis kelamin dan ukuran tubuh serta rasio albumin kreatinin urin kurang 150 µgmg kreatinin. LPTjam dengan pemberian prednison pada 3 kali pemeriksaan berturut-turut dalam 1 minggu. Berdasarkan frekuensi dan waktu terjadinya relaps pasien SNSS diklasifikasikan atas relaps jarang, relaps sering dan dependen steroid. Karena itu, dalam penelitian ini diambil sebagai panduan, yaitu SN remisi rasio albumin kreatinin urin di bawah 2 mgmg d Alel C sebagai faktor risiko SNRS adalah apabila mempunyai genotip GC atau CC -173 gen MIF. Genotip MIF merupakan variabel kategorikal dan dikelompokkan atas GG alel G,GC dan CC alel C. Universitas Sumatera Utara Pengelompokan atas alel ini penting oleh karena analisis data yang akan dipresentasikan, lebih bersifat hubungan yang multiplikatif. e Angiotensin II plasma: angiotensin II yang diukur kadar pada plasma. Angiotensin II plasma merupakan variabel numerik. Nilai cut off diambil dari perpotongan sensitivitas dan spesifisitas dan nilai tinggi bila di atas 18,2 pgmL. f MIF serum ialah kadar MIF yang diukur pada serum. MIF serum merupakan variabel numerik. Nilai cut off diambil dari perpotongan sensitivitas dan spesifisitas dan nilai tinggi bila di atas 27,9 ngmL g Tekanan darah: diukur dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa merek Riester buatan Jerman dengan ketelitian 2 mmHg. Tekanan darah diukur dengan variabel numerik dan dikelompokkan atas dua kelompok, yaitu hipertensi dan normotensi. Hipertensi ialah rata-rata tekanan darah sistolik TDS dan atau diastolik TDD lebih dari atau sama dengan persentil ke 95 untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Normotensi ialah rata-rata TDS dan atau TDD kurang dari persentil 95. h Proteinuria adalah ditemukan protein dalam urin secara kuantitatif berdasarkan rasio albumin kreatinin. Rasio albumin kreatinin urin yang lebih besar dari 2000 µgmg kreatinin disebut sebagai proteinuria nefrotik. Remisi adalah apabila lebih kecil dari 2000 µgmg kreatinin dan pada anak sehat adalah apabila lebih kecil dari 150 µgmg kreatinin. Universitas Sumatera Utara

3.13 Pengolahan dan Analisis Data