2.3 Kerangka Konsep Penelitian
Risiko seorang anak penderita SN menjadi resistan steroid dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya faktor genetik, keberadaan
infeksiinflamasi gambaran patologi anatomi, usia, adatidaknya hematuria, dan keberadaan hipertensi. Faktor faktor tersebut saling berhubungan
sehingga tata laksana SNRS yang adekuat agar anak terhindar dari PGK stadium akhir, masih terus dikembangkan.
Glukokortikoid masih menjadi pengobatan utama SN dan keberadaan resistensi terhadap obat ini telah lama dikenal. Subjek
penderita SN yang memiliki alel C gen -173 MIF berisiko menjadi resisten steroid dibandingkan dengan alel G homozigot. Hal ini dikaitkan dengan
efek MIF sebagai antagonis glukokortikoid di dalam sel. Walaupun jumlah dosis steroid cukup besar, manfaat untuk mengatasi proteinuria terbatas.
Individu dengan alel C gen MIF menghasilkan kadar sitokin MIF yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu alel G homozigot.
Sepanjang pengetahuan peneliti, pada penderita SNRS belum ada data mengenai kadar sitokin MIF serum. Padahal, kadar ini penting karena
konsentrasi yang tinggi dapat menghambat kerja glukokortikoid di dalam sel. Keberadaan MIF menurunkan sensitivitas glukokortikoid, sedangkan
ketiadaan MIF meningkatkan sensitivitas terhadap glukokortikoid. Hal ini terjadi pada binatang percobaan, tetapi pada manusia belum diketahui.
Secara in vitro lebih dari 50 protein MIF akan dilepas pada sel kultur apabila terdapat peningkatan kadar angiotensin II. Artinya,
angiotensin II berhubungan terhadap pengeluaran sitokin MIF dari dalam
Universitas Sumatera Utara
sel ke luar sel. Pada tingkat yang lebih tinggi tingkat ekspresi gen angiotensin II mengatur regulasi gen MIF dan perkembangan hipertensi.
Penderita SNRS yang mengalami hipertensi akan terjadi peningkatan tekanan filtrasi kapiler glomerulus dan proteinuria menetap.
Proteinuria menetap dan hipertensi memengaruhi perjalanan penderita SNRS tubuloglomerular sklerosis hingga menuju tahap akhir PGK
Gambar 8. Keberadaan plasma angiotensin II dan serum MIF di sirkulasi
berkorelasi dengan hipertensi dan proteinuria menetap pada penderita SNRS. Kejadian ini telah dibuktikan pada hewan percobaan, tetapi pada
subjek manusia belum ada dilakukan penelitian.
2.4 Hipotesis Penelitian