h. Zona 8 : Zona Tempat Tinggal Daerah Pinggiran Suburban
Zona ini membentuk komunitas tersendiri dalam artian lokasinya. Penduduk disini sebagian besar bekerja di pusat-pusat kota dan zona ini digunakan
untuk tempat tinggal semata. Proses perkembangannya akan serupa dengan kota lama.
i. Zona 9 : Zona Industri Daerah Pinggiran Suburban
Sebagaimana perkembangan industri-industri lainnya, unsur transportasi selalu menjadi persyaratan untuk hidupnya fungsi ini. Walaupun terletak di
daerah pinggiran, zona ini dijangkau oleh jalur transportasi yang memadai. Sebagai salah satu pusat pada perkembangan selanjutnya dapat menciptakan
pola-pola persebaran keruangan tersendiri dengan proses yang serupa.
II.3.2 Pola Jaringan Jalan
Struktur tata ruang kota pada dasarnya dibentuk oleh dua elemen utama, yaitu link dan node. Kedua elemen tersebut sekaligus merupakan elemen utama
transportasi Morlok, 1978:89. Link jalur adalah suatu garis yang mewakili suatu panjang tertentu dari suatu jalan, rel atau rute kenderaan. Sedangkan node adalah
suatu titik tempat suatu jaringan jalan bertemu. Pola jaringan jalan merupakan salah satu unsur dari morfologi kota Yunus, 2000:114. Dari berbagai komponen
morfologi kota, pola jalan merupakan komponen yang paling nyata manifestasinya dalam pembentukan periodeisasi pembentukan kota. Ada tiga sistem pola jalan yang
dikenal, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Pola Jalan Tidak Teratur Irregular System
Pada sistem ini terlihat tidak adanya ketidak teraturan sistem jalan baiak di tinjau dari segi lebar maupun arahnya. Ketidakteraturan ini terlihat pada pola
jaringan jalannya yang melingkar dengan lebar yang bervariasi. Begitu pula perletakan antar rumahnya. Hal ini menunjukkan tidak adanya peraturan atau
perencanaan kotanya. Pada umumnya kota-kota pada awal pertumbuhan selalu di tandai dengan sistem ini.
2. Pola Jalan Radial Konsentris Radial Concentric System
Tipe ini akan memusatkan pergerakan pada satu lokasi, biasanya berupa pusat kota. Sistem radial biasanya dimiliki oleh suatu kota denfan konsentrasi
kegiatan pada pusat kota. Sistem pola jalan ini mempunyai beberdapa pusat khusus, antara lain :
a. Mempunyai pola jalan konsentris b. Mempunyai pola jalan radial
c. Bagian pusatnya merupakan daerah kegiatan utama d. Secara keselruhan membentuk jaringan sarang laba-laba
e. Mempunyai keteraturan geometris f. Jalan besar menjari dari titik pusat
3. Pola Jalan Bersiku atau Sistem Grid
Grid adalah bentuk paling sederhana dari sistem jaringan. Sistem ini mampu mendistribusikan pergerakan secara merata ke seluruh bagian kota, dengan
demikian pergerakan tidak memusat pada beberapa fasilitas saja. Kota-kota dengan sistem jaringan ini pada umumnya memiliki topografi yang datar.
Bentuk grid ini dikenal sebagai pola jaringan pada kota-kota benteng
Universitas Sumatera Utara
bastides cities. Bagian-bagian kotanya dibagi-bagi sedemikian rupa menjadi blok-blok empat persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel yang
membentuk sudut siku. Jalan-jalan utamanya membentang dari pintu gerbang utama kota sampai alun-alun utama pada bagian pusat kota. Sistem ini
merupakan sistem yang sangat cocok untuk pembagian lahannya dan untuk daerah luar kota yang masih banyak tersedia lahan kosong. Pengembangan
kotanya akan tampak teratur dengan mengikuti pola yang telah terbentuk Yunus, 2000:150.
II.4 Teori Penggunaan Lahan Kota