Penerapan Teori Struktur Kota

Baru kecuali Kelurahan Darat dan Petisah Hulu, seluruh kelurahan di Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor. 9 Medan Timur yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdaganganbisnis, pusat pelayanan transportasi TOD, dan pusat kegiatan sosial-budaya, serta pusat pelayanan pertahanan keamanan, ditetapkan di Kecamatan Medan Timur tepatnya disekitar jembatan layang Pulo Brayan, meliputi Kecamatan Medan Deli, seluruh kelurahan di Kecamatan Medan Timur kecuali Kelurahan Persiapan Perintis dan Gang Buntu, seluruh kelurahan di Kecamatan Medan Barat kecuali Kelurahan Kesawan dan Silalas. Konsep multiple nuclei menyatakan bahwa kota tidak selalu terbentuk dari satu pusat saja, akan tetapi dari berbagai pusat lainnya dalam satu kawasan. Konsep ini sekarang cenderung digunakan sebagai konsep perkembangan kota dibandingkan dengan konsep konsentris. Salah satu yang berpengaruh dalam menentukan penempatan pusat kegiatan adalah ketergantungan beberapa macam kegiatan kota dan kebutuhan yang dirasakan dapat menghasilkan keuntungan, seperti pusat perdagangan dekat pemukiman, industri berdekatan dengan transportasi dan sebagainya.

IV.1.2 Penerapan Teori Struktur Kota

Pola keruangan yang terbentuk pada kota yang sudah berkembang lama kota modern seperti kota Medan, menganggap bahwa struktur kota tidak selalu konsentris, tetapi juga dalam sektor ruang dengan guna lahan sejenis, dalam arti bahwa daerah perumahan dapat berkembang keluar zona konsentris mengikuti jalur transportasi, unsur topografi dan kepentingan-kepentingan lainnya. Pada akhirnya berkembanglah sub-sub pusat secara lebih formal, seperti bentuk dalam teori banyak Universitas Sumatera Utara pusat atau yang dikenal dengan multiple nuclei. Umumnya kota-kota yang telah cukup lama berkembang akan memiliki ketiga pola pertumbuhan diatas secara bervariasi. Haris dan Ullman dalam Yunus menyatakan bahwa pertumbuhan kota yang bermula dari satu pusat akan berkembang dan muncul pusat-pusat tambahan yang bersambungan yang masing-masing menjadi pusat pertumbuhan seperti pendidikan kampusuniversitas, industri, transportasi pelabuhan, stasiun dan terminal. Pengelompokan-pengelompokan pusat pertumbuhan dalam suatu tata guna lahan dengan perhitungan-perhitungan ekonomis sperti industri mencari lokasi dekat sarana transportasi dan perumahan dekat dengan sarana perbelanjaan. Kebanyakan kota-kota besar seperti kota Medan tidak tumbuh dalam ekspresi keruangan yang sederhana, yang hanya ditandai oleh satu pusat kegiatan saja unicentered theory namun terbentuk sebagai suatu produk perkembangan dan integrasi yang berlanjut terus-menerus dari sejumlah pusat-pusat kegiatan yang terpisah satu sama lain dalam suatu sistem perkotaan multi centered theory. Pusat- pusat ini dan distrik-distrik sekitarnya didalam proses pertumbuhan selanjutnya kemudian ditandai oleh gejala spesialisasi dan diferensiasi ruang. Lokasi zona-zona keruangan yang terbentuk tidak ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor jarak dari CBD serta membentuk persebaran zona-zona ruang yang teratur, namun berasosiasi dengan sejumlah faktor dan pengaruh faktor-faktor ini akan menghasilkan pola-pola keruangan yang khas Yunus, 2000:45. Dalam perencanaan pembangunan perkotaan sekarang, struktur tata ruang adalah wujud struktural pola pemanfaatan baik yang direncanakan atau tidak. Wujud struktural pola pemanfaatan ruang adalah susunan unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan buatan yang secara hierarkis dan Universitas Sumatera Utara struktural berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk tata ruang. Secara konseptual, tata ruang haruslah mengintegrasikan rencana-rencana wilayah, rencana wilayah pada gilirannya mengintegrasikan rencana-rencana kota dan rencana-rencana desa dan rencana perkotaan merupakan perpaduan seluruh daerah perkotaan Soefaat, 1999. Karena begitu luasnya unsur dari struktur kota, maka dalam penelitian analisis dilakukan pembatasan-pembatsan. Analisis struktur kota yang dilakukan adalah analisis kependudukan, guna lahan dan sistem transportasi dengan pembatasan-pembatasan variabelnya yang berkaitan dengan pola pergerakan. IV.2. Struktur Kota Medan IV.2.1 Kependudukan