Pengaruh Pola Guna Lahan

transportasi. Dilihat dari pelayanan angkutan umum menunjukkan wilayah yang mempunyai konsentrasi penduduk yang besar, maka pelayanan angkutan umum yang dibutuhkan juga besar dan sebaliknya konsentrasi penduduk yang kecil, maka pelayanan angkutan umum juga kecil.

4.5.2 Pengaruh Pola Guna Lahan

Pola guna lahan di daerah perkotaan mempunyai hubungan yang erat dengan pola pergerakan penduduk. Setiap bidang tanah yang digunakan untuk kegiatan tertentu akan menunjukkan potensinya sebagai pembangkit atau penarik pergerakan. Pola guna lahan dan sistem transportasi merupakan dua hal yang saling mendukung. Pola sebaran tata guna lahan suatu kota akan sangat mempengaruhi pola perjalanan orang. Pola sebaran guna lahan yang sangat mempengaruhi pola perjalanan adalah pemukiman sebagai basis pergerakan, dan fasislitas sebagai penarik pergerakan yaitu perkantoran, pendidikan, industri dan perdagangan,dan jasa. A.Basis Bangkitan Pergerakan Pemukiman merupakan basis bangkitan pergerakan, lebih dari 90 pergerakan perkotaan berawal dan berakhir di tempat tinggal Tamin,2000:15. Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan lahan pemukiman di kota. Kota Medan seperti kota-kota besar lainnya sebagian pertumbuhan pemukiman melebar ke kawsan pinggiran. Permasalahan yang mendasari pengembangan pemukiman di wilayah pinggiran kota antara lain lahan pemukiman di kawasan pusat kota semakin berkurang dengan harga yang sangat tinggi dan kebutuhan lahan yang luas untuk fasilitas perumahan. Akibat pengaruh pemukiman yang berkembang di wilayah pinggiran menyebabkan wilayah pinggiran menjadi salah satu penyebab bangkitan terbesar di kota Medan. Kota Medan seperti Universitas Sumatera Utara kota-kota besar lainnya memiliki pertumbuhan pemukiman yang melebar ke kawasan pinggiran, hal ini disebabkan oleh tingginya harga lahan apabila ingin mendirikan suatu bangunan. Perkembangan pemukiman di daerah pinggiran juga disebabkan oleh pembangunan perumahan terencana oleh developerpengembang. Perkembangan pemukiman pinggiran di kota Medan masih dalam administrasi wilayah kotanya. Kota Medan memiliki bangkitan terbesar di wilayah-wilayah yang banyak berkembang pemukiman terencana seperti kecamatan Medan Timur, Medan Area, dan Medan Barat. B.Sebaran Aktivitas Penarik Pergerakan Bangkitan dan tarikan tergantung pada 2 dua aspek yaitu jenis tata guna lahan dan jumlah aktivitas intensitas pada tata guna lahan. Bangkitan perjalanan bervariasi untuk setiap tata guna lahan. Semakin tinggi tingkat penggunaan lahan akan semakin tinggi tingkat pergerakan yang dihasilkan. Struktur ruang kota Medan menunjukkan pola pengaturan lokasi sebaran aktivitas pusat-pusat pelayanan dan kegiatan yang mempengaruhi tarikan untuk orang seperti fasilitas industri, komersil, perkantoran, pertokoan dan pendidikan tidak terkonsentrasi di wilayah pusat kota saja, akan tetapi tersebar di tiap kecamatan di kota Medan. Struktur tata ruang kota Medan dapat dikatakan memiliki pusat-pusat kegiatan yang menyebar mengikuti jalur transportasi dengan pola grid yang menyebarkan kegiatan ke segala arah yang menyebabkan fungsi pusat kegiatan dan aktivitas tidak hanya terbatas pada kawasan pusat kota saja, akan tetapi ke berbagai kecamatan lain seperti wilayah kecamatan Medan Maimun, Medan Polonia, kawasan kelurahan kesawan, Petisah dan Sekip. Berkembangnya lokasi-lokasi pusat kegiatan dan pusat pelayanan dengan berbagai aktivitas pemukiman, perdagangan, jasa dan perkantoran di wilayah Medan Petisah, Universitas Sumatera Utara Medan Medan Area dan Medan Perjuangan menguntungkan dari jarak total pergerakan penduduk yang harus ditempuh untuk memenuhi kebutuhannya dan tidak harus ke wilayah pusat kota kelurahan pusat pasar, pasar baru dan kelurahan Mesjid. Fungsi wilayah pusat kota sendiri lebih berkembang hanya sebagai fungsi komersial dan perkantoran. Fungsi-fungsi lain banyak dikembangkan di luar wilayah pusat kota.

IV.5.3 Pengaruh Jaringan Jalan