-Fasilitas penunjang transportasi Terminal, halte, pom bensin Sumber : Maziah 2002
Tabel II.2 Fasilitas Kegiatan Pada Sub Pusat Kota
II.5.2 Pusat Kota
Perkembangan suatu kota biasanya diawali dari pertumbuhan pusat kotanya, semakin tinggi aktivitas yang terjadi di pusat kota, semakin cepat pertumbuhan kota
yang akan terjadi. Pusat kota merupakan pusat aktivitas yang terjadi pada kota tersebut. Pusat kota ini ditandai dengan adanya pusat perekonomian, pusat
pemerintahan, maupun pusat aktivitas campuran yang membentuk CBD. Dalam pertumbuhan kota, pusat kota menempati lokasi sentral dengan jarak jangkau yang
relatif mudah dari semua bagian kota, dan mempunyai intensitas bangunan yang tinggi atau padat Branch, 1996. Menurut Yeates 1980 pusat kota adalah Central
Bussines District CBD yang terdiri dari satu atau lebih sistem pada suatu pusat bagian kota yang mempunyai nilai lahan tinggi. Daerah CBD ditandai dengan
tingginya konsentrasi kegiatan perkotaan di sektor komersialperdagangan, perkantoran, bioskop, hotel, jasa dan mempunyai arus lalu-lintas tinggi. Pusat kota
biasanya memiliki ciri fisik vertikal dan memiliki integrasi kegiatan yang cukup tinggi, serta adanya efektivitas penggunaan lahan, semakin jauh pusat kota, maka
bangunan tinggi akan semakin berkurang.
II.5.3 Wilayah Pinggiran
Kegiatan pembangunan kota merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembangunan secara keseluruhan dalam kerangka ruang
dan waktu. Hal ini terjadi karena adanya tuntutan kebutuhan yang selalu timbul berupa perkembangan kota yang berhubungan dengan perkembangan penduduk serta
Universitas Sumatera Utara
aktivitas atau kegiatan yang dilakukannyaserta hubungannya dengan perkembangan daerah lainnya. Kota dipandang sebagai suatu obyek studi dimana didalamnya
terdapat masyarakat manusia yang sangat komplek Yunus, 2000. Untuk mendapatkan tempat tinggal di pusat kota saat ini sangatlah sulit terutama karena
faktor harga yang relatif mahal. Maka bagi penduduk golongan menengah kebawah solusinya adalah mencari tempat tinggal di daerah pinggiran kota dengan
konsekuensi jauh dari tempat kerja atau tempat pendidikannya. Teori model Harris –
Ullman menyebutkan bahwa zone tempat tinggal di daerah pinggiran membentuk komunitas tersendiri dalam artian lokasinya. Penduduk di daerah pinggiran sebagian
besar bekerja di pusat – pusat kota dan zone ini semata – mata digunakan untuk
tempat tinggal. Walaupun demikian daerah pinggiran semakin lama akan semakin berkembang dan menarik fungsi
– fungsi lain juga, seperti pusat perbelanjaan, perkantoran dan sebagainya dan proses pekermbangannya akan serupa dengan kota
yang sudah ada. Daerah pinggiran adalah daerah yang letaknya berbatasan dengan daerah lain, baik itu merupakan daerah pusat kota maupun daerah sub pusat kota
Bambang Sugiarto, 2008.
II.6 Sistem Jaringan Jalan