bagi pembangunan, dan berdampak negatif apabila jumlah penduduk membebani kota itu sendiri.
2 Faktor aktivitas kota, kegiatan yang ada di dalam kota tersebut, terutama
kegiatan perekonomian. Perkembangan kegiatan perekonomian ditentukan oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam kota itu sendiri faktor internal yang
meliputi faktor-faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, modal serta faktor- faktor yang berasal dari luar daerah faktor eksternal yaitu tingkat permintaan
dari daerah-daerah lain terhadap komoditi yang dihasilkan oleh daerah yang bersangkutan.
II.2 Bentuk Pemekaran Kota
Dari waktu ke waktu, sejalan dengan selalu meingkatnya jumlah penduduk perkotaan serta meningkatnya jumlah kebutuhan kehidupan mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan ruang kekotaan yang besar. Karena ketersediaan ruang di dalam kota tetap dan terbatas, maka meningkatnya kebutuhan akan mengambil ruang
di pinggiran kota. Gejala pengambil alihan lahan ke arah luar disebut “urban sprawl
”Yunus, 2000:125. Secara garis besar ada 3 tiga macam proses perluasan areal kekotaan Urban Sprawl, yaitu :
1 Perembetan Konsentris Concentric Developmant Low Density Continous
Development. Merupakan jenis perembetan areal kekotaan yang paling lambat. Perembetan berjalan prlahan-lahan terbatas pada semua bagian-bagian
luar kenampakan fisik kota. Peran transportasi terhadap perembetan tidak terlalu besar.
Universitas Sumatera Utara
2 Perembetan Memanjang Ribbon Development Linier Development Axial
Development. Tipe ini menunjukkan ketidamerataan perembetan areal kekotaan di semua bagian sisi-sisi luar darpada daerah kota utama. Perembetan
paling cepat terlihat di sepanjang jalur transportasi yang ada, khususnya yang bersifat menjari radial dari pusat kota. Daerah sepanjang rute transportasi
utama merupakan tekanan paling berat dari perkembangan. Membumbungnya harga lahan pada kawasan ini telah memojokkan lahan pertanian, dengan
makin banyaknya konversi lahan pertanian ke lahan non pertanian. 3
Perembetan Yang Meloncat Leap Frog Developmemt Checkerboard Developmemt. Tipe ini dianggap paling merugikan, tidak efisien dalam arti
ekonomi, maupun estetika. Perkenbangan lahan kekotaanya terjadi berpencar secara sporadis. Keadaan ini sangat menyulitkan dalam membangun prasarana-
prasaranafasilitas. Pembiayaan untuk pembangunan jaringan-jaringannya sangat tidak sebanding dengan penduduk yang diberi fasilitas. Khusunya
apabila dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di areal kekotaan yang kompak.
II.3 Struktur Kota