Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
                                                                                sosial politik. Wakil-wakil partai itu duduk di kabinet, dalam  Dewan Perwakilan Rakyat  dan  Majelis  Permusyawaratan    Rakyat.  Di  samping  ke  dalam  bidang
politik, jalur partai pun merembes ke bidang ekonomi, pendidikan, kesenian, dan kesusasteraan.
2
Operasi  1  Oktober  1965  di  ibukota  oleh  “Gerakan  30  September” direncanakan  dalam  serentetan  pertemuan  yang  dihadiri  para  pemimpin  Biro
Khusus  PKI  dan  para  simpatisan  yang  ada  dalam  Angkatan  Bersenjata,  yang mendapat tugas menjalankan apa yang telah direncanakan.
3
Pada pukul 2.30 pagi dini hari tanggal 1 Oktober 1965, Letnan Satu Dul Arief selaku  pimpinan  Kesatuan  Pasopati  dari  “Gerakan  30  September”,  memeriksa
barisannya  di  Lubang  Buaya  pada  sebidang  lapangan  di  pinggiran  Pangkalan Udara Halim, sebelah tenggara Jakarta. Kesatuan Pasopati dibagi dalam tujuh sub-
kesatuan. Setiap Kesatuan bertanggung  jawab untuk menculik serta membawa ke pangkalan  Lubang  Buaya masing masing satu Jenderal dalam daftar yang dibuat
para pengkhianat.
4
Sesuai  dengan  perintah    Letnan    Dul  Arief,    pemimpin  kesatuan  Pasopati, para  korban  penculikan  dan  pembunuhan  dibawa  ke  Lubang  Buaya.  Meskipun
sampai  pada  dini  hari  itu  belum  jelas  benar  apa  yang  terjadi  pada  tanggal  1 Oktober  1965,  namun  telah  menjadi  kenyataan  bahwa  para  korban  mengalami
penganiayaan  yang  dilakukan  oleh  anggota  kesatuan-kesatuan  Pasopati  dan Pringgodani, termasuk beberapa oknum  Tjakabirawa dan Pasukan Para Angkatan
2
Nugroho Not osusant o dan Ism ail Saleh, Tragedi Nasional Percobaan KUP G 30 S PKI di Indonesia
, Jakart a:  PT. Pembim bing M asa 1968, h. 1.
3
Nugroho Not osusant o dan Ism ail Saleh, Tragedi Nasional Percobaan KUP G 30 S PKI di Indonesia
, h. 9.
4
Nugroho Not osusant o dan Ism ail Saleh, Tragedi Nasional Percobaan KUP G 30 S PKI di Indonesia
, h. 14.
Udara, para anggota Pemuda Rakyat serta Gerwani.
5
Tidak  dapat  disangkal  lagi  bahwa  media  sangat  berperan  dalam  kegiatan propaganda.  Mengingat  propaganda  merupakan  kegiatan  komunikasi  untuk
mempengaruhi  massa,  media  yang paling tepat digunakan  sebagai wahana untuk mencapai  tujuan  propaganda  adalah  media  massa.  Dalam  hal  ini,  pemilihan
bentuk  media  massa  perlu  disesuaikan  dengan  target  massa  yang  hendak  dituju oleh propaganda.
6
Media  juga  mampu  memperluas  kemampuan  seseorang  atau  institusi  dalam menyebarkan  pesan.  Penyebaran  pesan  yang  dilakukan  dalam  bidang  politik,
sosial, dan ekonomi disebut propaganda. Menurut  Comstock,  ada  tiga  aspek  yang  mempengaruhi  propaganda  yang
dilakukan  melalui  media  massa,  yakni:  pertama,  pengaruh  sosial.  Dalam  aspek pengaruh perubahan sosial, terdapat teori dasar yang dapat digunakan yakni teori
perbandingan  sosial.  Teori  ini  menggambarkan  kecenderungan  seorang  individu jika sedang membandingkan dirinya dengan orang lain dan apa yang ia dapatkan
dalam perbandingan itu refleksi. Kedua, perilaku konsumen. Perilaku konsumen, menurut McCarthy, dapat dipahami berdasarkan model 4P Price, Product, Place,
Promotion,  yakni  model  perilaku  konsumen  dalam  memutuskan  untuk  memilih barang  atau  jasa  yang  ingin  dibeli.  Model  tersebut  mempengaruhi  konsumen
dalam mekanisme transaksi. Propaganda mempengaruhi massa dalam mekanisme hubungan sosial. Ketiga, sosialisasi, yakni memperkenalkan konsep kepada massa
atau  publik,  melalui  berbagai  cara,  antara  lain  memanfaatkan  peran  kelompok
5
Nugroho Not osusant o dan Ism ail Saleh, Tragedi Nasional Percobaan KUP G 30 S PKI di Indonesia
, h. 20.
6
M ohamm ad Shoelhi, Propaganda Dalam Komunikasi Int ernasional, Bandung: Sim biosa Rekat am a M edia, 2012, h. 117.
rujukan reference group.
7
Menarik untuk menelusuri tanda-tanda apa yang ada dalam film ini, terutama bagaimana  tanda-tanda  dalam  film  ini  yang  menandakan  propaganda  dalam
bentuk kekerasan terbuka. Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda- tanda  itu  dikolaborasikan  untuk  mencapai  efek  yang  diinginkan.  Karena  film
merupakan  produk  visual  dan  audio,  maka  tanda-tanda  ini  berupa  gambar  dan suara.
Dari  latar  belakang  inilah  peneliti  mencoba  untuk  meneliti  konstruksi propaganda  dalam  berbentuk  kekerasan  yang  terkandung  dalam  Film
Pengkhianatan  G  30  S  PKI.  Maka  peneliti  tertarik  menelitinya  dengan  judul “Propaganda  Media  Dalam  Bentuk  Kekerasan  Terbuka  Analisis  Semiotika
Terhadap Film Film Pengkhianatan G 30 S PKI”.
                