Analisis Propaganda Pada Adegan Pemberitaan Kekerasan Yang

ikut dengan pasukan Partai Komunis Indonesia PKI namun ketika sudah keluar rumah D.N. Pandjaitan berdoa sejenak sebelum meninggalkan rumahnya, lalu para anggota Partai Komunis Indonesia PKI menunjukan sikap ketidaksabarannya dan langsung menghabisi nyawa D.N. Pandjaitan dengan tembakan. Kemudian hal ini diperparah dengan adegan anak perempuan D.N. Pandjaitan yang berlari sambil menangis histeris menghampiri lokasi penembakan sambil mengambil sisa-sisa darah D.N. Pandjaitan dan mengoleskannya ke mukanya. Dalam adegan ini menimbulkan kekerasan terbuka yaitu melakukan penembakan secara langsung dan memeperlihatkan darah segar akibat tertembaknya D.N. Pandjaitan yang langsung meninggal di lokasi kejadian. Hal ini membuat rasa benci dalam benak masyarakat sebagai penonton dan membuat persepsi bahwa kekerasan yang dilakukan oleh para anggota Partai Komunis Indonesia PKI sudah keterlaluan dan sudah tidak bisa dimaafkan karena sudah berani membunuh dalam setiap aksinya.

4. Analisis Propaganda Pada Adegan Penganiayaan di Lubang Buaya

Dalam adegan ini teknik propaganda yang dilakukan adalah teknik Fear Arousing membangkitkan ketakutan. Teknik ini adalah sebuah cara untuk mendapatkan dukungan dari target massa agar semakin membenci gerakan gerakan komunis dengan menimbulkan emosi negatif dalam hal ini melihat kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh para anggota Partai Komunis Indonesia dalam menyiksa para Jenderal di Lubang Buaya hingga meninggal dunia. Dalam adegan penganiayaan di Lubang Buaya ini memperlihatkan sebuah kekejaman yang sangat tidak bisa dimaafkan, dikarenakan penyiksaan dan penganiayaan yang dilakukan oleh anggota Partai Komunis Indinesia PKI sangat melewati batas, selain itu setelah melakukan penganiayaan tersebut, para jenderal kemudian dimasukan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya dan dikubur di dalamnya secara bersamaan yang membuat penganiayaan ini semakin membuat para penonton murka. Dalam adegan ini menampilkan kekerasan terbuka yaitu pemukukan, penganiayaan dan penyiksaan yang membuat para penonton akan terpacing emosinya karena melihat kekejaman tersebut.

5. Analisis Propaganda Pada Adegan Perampasan Radio Republik

Indonesia RRI oleh Partai Komunis Indonesia PKI Dalam adegan ini teknik propaganda yang dilakukan adalah teknik Fear Arousing membangkitkan ketakutan. Teknik ini adalah sebuah cara untuk mendapatkan dukungan dari target massa agar semakin membenci gerakan gerakan komunis dengan menimbulkan emosi negatif. Dalam adegan ini memperlihatkan ketika para anggota Partai Komunis Indonesia PKI berupaya pendudukan Radio Republik Indonesia RRI dan TELKOM. Setelah mereka menguasai tempat tersebut, kemudian mereka menyebarkan berita palsu yang disiarkan oleh Radio Republik Indonesia RRI melalui penyiar yang memberitakan kepada masyarakat Indonesia bahwa telah ada KUP dari Dewan Jenderal. Adegan ini pun menimbulkan kesan negatif bahwa Partai Komunis Indonesia PKI melakukan cara kotor dengan