Analisis Propaganda Pada Adegan Penyerangan kepada Brigjen D.N

sebuah kekejaman yang sangat tidak bisa dimaafkan, dikarenakan penyiksaan dan penganiayaan yang dilakukan oleh anggota Partai Komunis Indinesia PKI sangat melewati batas, selain itu setelah melakukan penganiayaan tersebut, para jenderal kemudian dimasukan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya dan dikubur di dalamnya secara bersamaan yang membuat penganiayaan ini semakin membuat para penonton murka. Dalam adegan ini menampilkan kekerasan terbuka yaitu pemukukan, penganiayaan dan penyiksaan yang membuat para penonton akan terpacing emosinya karena melihat kekejaman tersebut.

5. Analisis Propaganda Pada Adegan Perampasan Radio Republik

Indonesia RRI oleh Partai Komunis Indonesia PKI Dalam adegan ini teknik propaganda yang dilakukan adalah teknik Fear Arousing membangkitkan ketakutan. Teknik ini adalah sebuah cara untuk mendapatkan dukungan dari target massa agar semakin membenci gerakan gerakan komunis dengan menimbulkan emosi negatif. Dalam adegan ini memperlihatkan ketika para anggota Partai Komunis Indonesia PKI berupaya pendudukan Radio Republik Indonesia RRI dan TELKOM. Setelah mereka menguasai tempat tersebut, kemudian mereka menyebarkan berita palsu yang disiarkan oleh Radio Republik Indonesia RRI melalui penyiar yang memberitakan kepada masyarakat Indonesia bahwa telah ada KUP dari Dewan Jenderal. Adegan ini pun menimbulkan kesan negatif bahwa Partai Komunis Indonesia PKI melakukan cara kotor dengan menyampaikan berita palsu kepada seluruh rakyat yang semakin mempertegas watak negatif para anggota Partai Komunis Indonesia PKI dalam melancarkan aksi kudeta yang dilakukannya. Dalam adegan ini terdapat kekerasan terbuka yaitu ketika melakukan penyerbuan terhadap Radio Republik Indonesia RRI, para anggota Partai Komunis Indonesia PKI menggunakan senjata tajam dan senjata api demi menaklukan tempat yang sangat strategis pada wakti itu. kemudian ditambah dengan adanya adegan penodongan senjata di kepala penyiar yang sedang melakukan penyiaran agar mau memberitakan berita yang dipesan oleh Partai Komunis Indonesia PKI ini membuat aksi ini semakin menakutkan, karena jika tidak mau mengikuti arahan dari para anggota Partai Komunis Indonesia PKI maka si penyiar tidak segan akan dibunuh.