Kekerasan LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

kepentingan instansi produksi dan instansi penerima sehingga hak akan informasi dan sekaligus kebebasan berekspresi dijamin. 31 1. Teori-Teori Kekerasan 32 Menurut Thomas Santoso, teori kekerasan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu sebagai berikut : a. Teori Kekerasan Sebagai Tindakan Aktor Individu atau Kelompok Para ahli teori kekerasan kolektif ini berpendapat bahwa manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan seperti kelainan genetik atau fisiologis. Menurut para ahli teori ini, agretivitas perilaku seseorang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan, seperti kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh pasangan suami istri. Wujud kekerasan yang dilakukan oleh individu tersebut dapat berupa pemukulan, penganiayaan ataupun kekerasan verbal berupa kata-kata kasar yang merendahkan martabat seseorang. Sedangkan kekerasan kolektif merupakan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa orang atau sekelompok orang crowd. Munculnya tindak kekerasan kolektif ini biasanya karena adanya benturan identitas suatu kelompok dengan kelompok lain seperti identitas berdasarkan agama atau etnik. b. Teori Kekerasan Struktural Menurut teori ini kekerasan struktural bukan berasal dari orang tertentu, melainkan terbentuk dalam suatusi stemsosial. Para ahli teori ini memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor individu 31 Haryatm oko, Etika Komunikasi Yogyakart a: Kanisius, 2007, h. 124-126. 32 Academ ia, Kekerasan, artikel diakses pada 12 m aret 2015 dari ht t ps: w w w .academia.edu 6469488 Kekerasan atauk elompok semata, tetapi juga dipengaruhi oleh suatu struktur seperti aparatur negara. Pada umumnya bila seseorang atau kelompok memiliki harta kekayaan berlimpah, maka akan selalu ada kecenderungan untuk melakukan kekerasan kecuali ada hambatan yang jelas dan tegas . c. Teori Kekerasan Sebagai Kaitan Antara Aktor dan Struktur Menurut pendapat ahli teori ini, konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi kehidupan masyarakat. Menurut Thomas Santoso istilah kekerasan digunakan untuk mengembangkan perilaku, baik yang terbuka overt atau tertutup covert, dan yang bersifat menyerang offensive atau bertahan defensive yang disertai penggunaan kekuatan kepada orang lain. Oleh karena itu ada empat jenis kekerasan yang dapat diidentifikasi : 1 Kekerasan terbuka kekerasan yang dapat dilihat, seperti perkelahian 2 Kekerasan tertutup kekerasan tersembunyi atau yang secara tidak langsung dilakukan seperti pengancaman 3 Kekerasan agresif kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, seperti penjambretan 4 Kekerasan defensif kekerasan untuk melingdungi diri 2. Kekerasan Dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang dibuat oleh Komisi Penyiaran Indonesia. Dalam BAB III Pasal 33 Tentang Kekerasan, Kecelakaan, dan Bencana dalam program Faktual dijelaskan bahwa lembaga penyiaran harus memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan untuk memperlihatkan realitasdan pertimbangan tentang efek negatif yang dapat ditimbulkan. Karena itu, penyiaran adegan kekerasan, kecelakaan, dan bencana dalam program faktual harus mengikuti kebutuhan sebagai berikut: 33 a. Adegan kekerasan tidak boleh disajikan secara eksplisit b. Gambar luka-luka yang diderita korban kekerasan, kecelakaan, dan bencana tidak boleh disorot secara close up big close up, medium close up, extreme close up c. Gambar penggunaan senjata tajam dan senjata api tidak boleh disorot secara close up big close up, medium close up, extreme close up d. Gambar korban kekerasan tingkat berat, serta potongan organ tubuh korban dan genangan darah yang diakibatkan tindak kekerasan, kecelakaan dan bencana, harus disamarkan e. Durasi dan frekuensi penyorotan korban yang eksplisit harus dibatasi f. Dalam siaran adio, penggambaran kondisi korban kekerasan, kecelakaan, dan bencana tidak boleh disiarkan secara rinci g. Saat-saat kematian tidak boleh disiarkan h. Adegan eksekusi hukuman mati tidak boleh disiarkan 33 Sudirm an Tebba, Etika M edia M assa Indonesia Tangerang: Penerbit Pust aka irVan, 2008 h. 134-135.

E. Film

1. Jenis-Jenis Film

Marcel Danesi dalam buku Semiotik Media, menuliskan tiga jenis atau kategori utama film, yaitu film fitur, film dokumenter, dan film animasi, penjelasannya adalah sebagai berikut: 34 a. Film Fitur Film fitur merupaka karya fiksi, yang strukturnya selalu berupa narasi, yang dibuat dalam tiga tahap. Tahap praproduksi merupakan periode ketika skenario diperoleh. Skenario ini bisa berupa adaptasi dari novel, atau cerita pendek, cerita fiktif atau kisah nyata yang dimodifikasi, maupun karya cetakan lainnya, bisa juga yang ditulis secara khusus untuk dibuat filmnya. Tahap produksi merupakan masa berlangsungnya pembuatan film berdasarkan skenario itu. Tahap terakhir, post-produksi editing ketika semua bagian film yang pengambilan gambarnya tidak sesuai dengan urutan cerita, disusun menjadi suatu kisah yang menyatu. b. Film Dokumenter Film dokumenter merupakan film nonfiksi yang menggambarkan situasi kehidupan nyata dengan setiap individu menggambarkan perasaannya dan pengalamannya dalam situasi yang apa adanya, tanpa persiapan, langsung pada kamera atau pewawancara. Robert Claherty mendefinisikannya sebagai “karya ciptaan mengenai kenyataan”, creative treatment of actuality. 35 34 M arcel Danesi, Pengantar M emahami Semiot ika M edia Yogyakart a: Jalasut ra, 2010 h. 134- 135. 35 Elvinaro Ardiant o dan Lukiati Kom ala, Komunikasi M assa: Suatu Pengantar Bandung: Sim biosa Rekat am a M edia, 2007, h. 139. Dokumenter seringkali diambil tanpa skrip dan jarang sekali ditampilkan di gedung bioskop yang menampilkan film-film fitur. Akan tetapi, film jenis ini sering tampil di televisi. Dokumenter dapat diambil pada lokasi pengambilan apa adanya, atau disusun secara sederhana dari bahan-bahan yang sudah diarsipkan. Dalam kategori dokumenter, selain mengandung fakta, film dokumenter mengandung subjektivitas pembuatnya. Dalam hal ini pemikiran-pemikiran, ide-ide, dan sudut pandang idealisme mereka. Dokumenter merekam adegan nyata dan faktual tidak boleh merekayasanya sedikitpun untuk kemudian diubah menjadi sefiksi mungkin menjadi sebuah cerita yang menarik. c. Film Animasi Animasi adalah teknik pemakaian film untuk menciptakan ilusi gerakan dari serangkaian gambaran benda dua atau tiga dimensi. Penciptaan tradisional dari animasi gambar-bergerak selalu diawali hampir bersamaan dengan penyusunan storyboard, yaitu serangkaian sketsa yang menggambarkan bagian penting dari cerita. Sketsa tambahan dipersiapkan kemudian untuk memberikan ilustrasi latar belakang, dekorasi serta tampilan dan karakter tokohnya. Pada masa kini, hampir semua film animasi dibuat secara digital dengan komputer. Salah satu tokohnya yang legendaris adalah Walt Disney dengan film-film kartunnya seperti Donald Duck, Snow White, dan Mickey Mouse.

2. Unsur-Unsur Pembentuk Film