Analisis Semiotika Pada Adegan Penyerangan Kepada Brigjen D.N

Medium Shoot Long Shoot Close Up Close Up tersungkur bersimbah darah Anak perempuannya berlari tak kuasa menahan tangis menuju lokasi penembakan. Lalu ia memegang darah sisa penembakan tersebut. sambil menagis histeris mengusapkan darah Brigjen D.N. Pandjaitan ke mukanya Anak D.N. Pandjaitan: Papiiiiiiiii...... Dengan berlari kencang sambil berteriak , anak perempuan Brigjen D.N. Pandjaitan mendatangi tempat tertembaknya sang ayah yang hanya dipenuhi sisa-sisa darah dan kemudian sambil menangis histeris ia mengambil darah itu lalu mengoleskannya ke bagian mukanya. Kejahatan kembali digambarkan dalam adegan ini pada saat terjadi penculikan terhadap Brigjen D.N. Pandjaitan di kediamannya, dalam adegan ini digambarkan bahwa para penculik memiliki watak tidak sabar dan kejam. Mereka yang tidak sabar menunggu Brigjen D.N. Pandjaitan sedang berdoa malah langsung menembakinya tanpa kompromi, hal ini memunculkan respon yang sangat emosional bagi para penonton karena tidak adanya belas kasihan dan rasa hormat sama sekali dari penculikan Brigjen D.N. Pandjaitan yang tidak diberikan waktu walaupun hanya untuk sekedar berdoa kepada Tuhannya. Adegan ini kemudian lebih didramatisir lagi dengan penggambaran anak perempuannya yang menjerit sambil berlari keluar rumah hanya untuk menemukan genangan darah ayahnya. Seketika ia mengambil darah tersebut dengan kedua tangannya dan menyapukannya ke wajahnya sendiri sambil menjerit histeris.

4. Analisis Semiotika Pada Adegan Penganiayaan di Lubang Buaya

Sinopsis: Para Jenderal yang dibawa ke Lubang Buaya kemudian mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh anggota Partai Komunis Indonesia PKI. Penyiksaan ini sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan yang membuat para jenderal sangat tersiksa dan bahkan sampai meninggal dunia. Silet dan benda tajam lainnya digunakan untuk menyiksa para jenderal agar mau meneken surat pernyataan yang diberikan oleh anggota Partai Komunis Indonesia PKI. Para jenderal yang sudah meninggal karena penyiksaan ini kemudian diseret ke Lubang Buaya dan dimasukkan ke dalamnya. PETANDA SIGNIFIER PENANDA SIGNIFIED Shoot Size Visualisasi Pesan Non- Verbal Visualisasi Pesan Verbal Close Up Medium Shoot Group Shoot Medium Shoot Medium Shoot Salah seorang anggota mengambil silet Menggoreskan silet ke muka salah satu Jenderal Para anggota Partai Komunis Indonesia PKI menyiksa salah satu jenderal Salah seorang sedang anggota Partai Komunis Indonesia PKI berkomunikasi dengan jenderal. Wajah jenderal yang sedang disiksa Anggota Gerwani: Penderitaan itu pedih jenderal, pedih sekarang coba rasakan sayatan silet ini juga pedih tapi tidak sepedih penderitaan rakyat. belum juga mau bicara, ayo bicara Anggota PKI: siksaan neraka ini belum dimulai jenderal kecuali jenderal mau menuruti apa kata saya. Bukan main wanginya minyak wangi jenderal begitu harum sehingga mengalahkan bau amis darah sendiri. Mana nasution? manaa? jawab ayo jawab masih terus bungkam? Penyiksaan di Lubang Buaya dengan menggunakan senjata tajam seperti silet dan pisau membuat para jenderal semakin tersiksa, sayatan dan tusukan yang dilakukan oleh para anggota Partai Komunis Indonesia PKI ini adalah hal yang sangat kejam dan sangat brutal. Bahkan mereka menyebut bahwa penyiksaan itu bagaikan siksaan di neraka yang mana pasti akan sangat pedih dan sakit seperti di neraka. Sampai muka para jenderal sudah penuh dengan luka dan darah yang menandakan bahwa mereka tidak segan untuk menganiaya tanpa belas kasih. Medium Shoot Close Up Close Up Medium Shoot Medium Shoot Long Shoot Penyiksaan dengan mengikat ditiang lalu dipukul dengan gagang senjata api. Mematikan api rokok ke tangan Lenan Tendean. Menusuk bagian belakang badan jenderal dengan senjata tajam. Lalu melakukan penginjakan terhadap salah satu jenderal. Para anggota Partai Komunis Indonesia PKI sedang menakut- nakuti akan memahat muka jenderal Memasukkan para jenderal yang telah tewas ke Lubang Buaya bungkam? Bicara Anggota PKI: saya bisa injek sampe mampus jenderal. Anggota PKI: saya pemahat jenderal, sekarang saya akan memahat muka jenderal Dengan sadis penganiayaan ini pun diakhiri dengan dimasukannya para jasad jenderal ke dalam Lubang Buaya dengan cara menyeret jasad tesebut hingga