Analisis Semiotika Pada Adegan Ucapan Terimakasih Oleh

Medium Shoot meninggalkan lokasi Lubang Buaya. sodara sodara sekalian terimakasih. Adegan ini menjadi puncak dari semua upaya yang dilakukan oleh Soeharto dan pasukannya. Dalam adegan ini Soeharto digambarkan sebagai sosok yang sangat mengapresiasi semua upaya yang telah dilakukan oleh kesatuan dan rakyat dalam mencari jasad para Jenderal yang hilang. Ucapan terima kasih nya menandakan bahwa ia senang dengan ditemukannya semua jasad para Jenderal dan mengakhiri gerakan kudeta yang dilakukan oleh pihak Partai Komunis Indonesia PKI.

B. Analisis Propaganda Film Pengkhianatan G 30 S PKI

Analisis propaganda yang pertama yaitu pada adegan-adegan dengan tema yang menggambarkan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok dan simpatisan Partai Komunis Indonesia PKI, yaitu:

1. Analisis Propaganda Pada Adegan Penyerbuan Terhadap Tempat

Training Center Pelajar Islam Indonesia Dalam adegan ini teknik propaganda yang digunakan adalah teknik Name Calling penjulukan. Dalam teknik ini propagandis memberikan label buruk kepada yang ingin dituju dalam hal ini media yang mempropagandakan bahwa Partai Komunis Indonesia PKI adalah kejam dan cerdas dalam melaksanakan aksinya. Dalam adegan ini diawali ketika para anggota Partai Komunis Indonesia PKI melakukan penyerangan pada waktu umat muslim sedang melaksanakan ibadah Solat Subuh dan melakukan perusakan terhadap kitab suci Al-Qur’an. Begitu terkena terpaan propaganda ini, target propaganda dalam hal ini masyarakat sebagai penonton film ini akan menolak atau mengutuk Partai Komunis Indonesia PKI tanpa harus melihat fakta-fakta dan bukti-bukti lagi, dikarenakan dengan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam membuat adegan ini sangat berpengaruh terhadap pandangan masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Islam terhadap gerakan komunis yang sangat radikal dan merupakan musuh bagi agama Islam itu sendiri. Dalam adegan penyerbuan terhadap tempat training center pelajar Islam Indonesia ini terdapat bentuk kekerasan terbuka yang ditampilkan dalam bentuk pemukulan, pengeroyokan baik dengan tangan hampa maupun dengan senjata tajam. Hal ini menunjukan bahwa dalam adegan ini menampilkan sosok Partai Komunis Indonesia PKI yang tidak mengenal ampun dalam melakukan aksinya. Mereka tidak segan memukuli dan menghabisi para musuh mereka baik dengan tangan kosong maupun dengan menggunakan senjata tajam yang semakin memperkuat kebencian para masyarakat khususnya umat Islam yang menonton film ini dan melihat para saudaranya dikeroyok oleh anggota Partai Komunis Indonesia PKI.

2. Analisis Propaganda Pada Adegan Pemberitaan Kekerasan Yang

Dilakukan Partai Komunis Indonesia PKI Dalam adegan ini teknik propaganda yang dilakukan adalah teknik Testimony kesaksian. Dalam penerapan teknik propagandis biasanya menggunakan pribadi atau lembaga yang dapat dipercaya untuk mendukung atau mengkritik sebuah gagasan atau kesatuan politik. Dalam adegan ini menampilkan beberapa surat kabar yang memperlihatkan kekejaman anggota Partai Komunis Indonesia PKI di berbagai daerah di tanah air. Adegan yang menjadi pelengkap setelah adegan pengeroyokan terhadap pelajar Islam Indonesia ini seakan memberikan penguatan terhadap adegan tersebut dengan berbagai berita yang ditampilkan. Pemberitaan ini pun akan membuat dampak negatif terhadap citra Partai Komunis Indonesia PKI, dimana kekejaman yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia PKI bukan hanya sebatas kepada umat muslim saja melainkan kepada seluruh rakyat Indonesia yang membuat semua rakyat indonesia ikut membenci para anggota Partai Komunis Indonesia PKI. Pemberitaan ini pun sudah menyebar luas keseluruh negeri, dan dengan banyaknya pemberitaan tersebut yang membuat para masyarakat yang menjadi penonton semakin percaya dengan adanya bukti- bukti pemberitaan yang sah dari beberapa media cetak pada saat itu. Dalam adegan ini pun diselipkan adegan kekerasan terbuka dengan menampilkan pemberontakan yang terjadi di Madiun pada tahun 1948 yang kemudian semakin mempertegas pemberitaan tersebut dengan adanya bukti kekerasan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia PKI. Kekerasan yang ditampilkan dalam adegan ini menjadi pelengkap dengan berbagai berita yang ditampilkan seakan ingin membuat kesan bahwa berita ini tidak dibuat- buat dan memang benar adanya yang kembali memperkuat adegan tersebut dan membuat persepsi masyarakat yang menjadi penonton semakin percaya bahwa gerakan Partai Komunis Indonesia PKI ini sudah tidak bisa dimaafkan.

3. Analisis Propaganda Pada Adegan Penyerangan kepada Brigjen D.N

Pandjaitan Dalam adegan ini teknik propaganda yang dilakukan adalah teknik Fear Arousing membangkitkan ketakutan. Teknik ini adalah sebuah cara untuk mendapatkan dukungan dari target massa agar semakin membenci gerakan gerakan komunis dengan menimbulkan emosi negatif. Dalam adegan ini memperlihatkan pembunukan D.N. Pandjaitan yang dilakukan oleh anggota Partai Komunis Indonesia PKI dalam penculikan di rumahnya. Adegan yang membangkitkan ketakutan ialah ketika para anggota Partai Komunis Indonesia PKI diperlihatkan sebagai sosok yag sangat tidak sabar dan kasar. Puncaknya ialah ketika D.N. Pandjaitan sudah bersedia untuk