1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Sekolah Dasar SD merupakan awal penerimaan dasar- dasar dari berbagai ilmu pengetahuan dan penerapannya. Salah satu ilmu
yang penting untuk dipelajari adalah ilmu matematika. Di sekolah dasar, siswa diperkenalkan apa itu matematika dan apa saja yang dipelajari dalam
mata pelajaran matematika. Ilmu dasar matematika akan diperoleh secara berkesinambungan mulai kelas I SD sampai dengan kelas VI SD.
Konsep-konsep dasar matematika yang dipelajari di kelas I SD sampai dengan kelas III SD, meliputi penerapan dasar dari operasi hitung bilangan
cacah dimulai dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Konsep-konsep tersebut mulai sedikit demi sedikit diterapkan dalam
penggunaan pemecahan masalah pada materi pengukuran dan pada materi bangun-bangun datar yang belum kompleks. Sebagian besar materi bilangan
dan penerapannya yang telah didapat tersebut akan dipakai untuk belajar di kelas IV SD hingga kelas selanjutnya Tim Pengembang KTSP SD
BOPKRI Wonosari, 2011. Materi-materi baru pun akan dijumpai pada waktu siswa berada di kelas IV SD. Jadi, seharusnya siswa kelas IV SD
sudah terampil dalam memecahkan operasi hitung campuran sederhana sehingga lebih siap menerima materi baru.
2
Berdasarkan observasi di SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 20102011, operasi hitung campuran bilangan bulat yang
merupakan materi baru di kelas IV SD, terkadang sulit bagi siswa. Siswa menganggap hal itu membingungkan untuk dipecahkan dalam operasi
hitung karena siswa belum paham betul. Dalam kenyataannya, siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 20102011 masih
belum terampil dalam melakukan operasi hitung tersebut. Hal itu ditunjukkan dari hasil pengerjaan soal operasi hitung campuran
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 20102011, sebagian besar siswa
membuat kesalahan dalam pengerjaannya. Nilai rata-rata ulangan matermatika dari soal-soal yang berkaitan dengan operasi hitung campuran
tersebut adalah 54,23. Nilai rata-rata tersebut masih dibawah KKM, yaitu 64. Sedangkan siswa yang mencapai nilai KKM hanya 4 orang 30,76.
Kemungkinan penyebab hal tersebut antara lain, yaitu: motivasi siswa untuk menyukai mata pelajaran matematika kurang, adanya anggapan pada
diri siswa bahwa matematika sangat susah dipelajari, kurangnya keterampilan berhitung operasi penjumlahan dan pengurangan sederhana,
kemampuan penalaran siswa masih kurang, lebih sering bekerja secara individual dalam memecahkan masalah saat kegiatan belajar matematika
daripada secara berkelompok, siswa kurang terlibat dalam membangun kemampuan melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat, dan belajar
3
matematika tanpa bantuan media pembelajaran. Akibatnya, suasana belajar terasa tegang dan siswa kurang bersemangat untuk belajar
matematika. Berdasarkan hal-hal tersebut, masalah yang harus dipecahkan adalah
memilih strategi pembelajaran yang akan diterapkan pada mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tanpa membuat diri siswa merasa terbebani dan makin
termotivasi untuk belajar mata pelajaran matematika, dengan demikian diharapkan prestasi belajar siswa meningkat. Untuk itu, peneliti ingin
mencoba meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Team Game
Tournament TGT.
B. Pembatasan Masalah