Peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa pada operasi hitung campuran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TGT siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

(1)

1 ABSTRAK

Asri Senja Sihsujati. 2013. “Peningkatan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa pada Operasi Hitung Campuran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TGT Siswa Kelas IV SD BOPKRI WONOSARI Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Kata Kunci: Prestasi belajar matematika, Motivasi belajar siswa, Model pembelajaran kooperatif teknik TGT (team game tournament). Hasil ulangan harian materi operasi hitung campuran bilangan bulat pada siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari tahun pelajaran 2010/2011 masih rendah. Diperkirakan salah satu penyebabnya adalah siswa kurang terlibat dalam membangun kemampuan melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat. Diharapkan masalah tersebut dapat diatasi dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik TGT. Berdasarkan hal tersebut, ditetapkan judul penelitian “Peningkatan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa pada Operasi Hitung Campuran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TGT Siswa Kelas IV SD BOPKRI WONOSARI Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif teknik TGT dapat meningkatkan prestasi belajar dan motivasi belajar operasi hitung campuran pada siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan tanggal 16, 20 dan 21 Februari 2012 sedangkan siklus 2 dilaksanakan tanggal 27 dan 28 Februari 2012. Subyek adalah 12 anak siswa kelas VI semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Data yang diperlukan adalah nilai tes tertulis dan kondisi motivasi belajar siswa, dilaksanakan setiap akhir siklus. Nilai tes tertulis dianalisis menggunakan analisis data kuantitatif. Indikator keberhasilan prestasi belajar adalah apabila persentase siswa mencapai KKM ≥ 65% dan nilai rata-rata kelas ≥ 70,10 dan, indikator keberhasilan motivasi belajar adalah kriteria rata-rata kelas ≥“Tinggi”.

Hasil analisis menunjukkan terjadi kenaikan persentase siswa mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas di setiap siklus. Kondisi awal nilai rata-rata kelas 54,23, siklus 1 menjadi 55,42 dan siklus 2 menjadi 72,08. Kondisi awal persentase siswa mencapai KKM 30,76%, siklus 1 menjadi 50%, dan siklus 2 menjadi 75%. Persentase rata-rata motivasi kelas pra siklus 56,67%, siklus 1 menjadi 75,28% dan siklus 2 menjadi 76,67%. Kriteria motivasi rata-rata kelas yang diperoleh siswa di pra siklus “Cukup”, siklus 1 dan siklus 2 menjadi “Tinggi”. Hasil analisis tersebut menunjukkan indikator telah terpenuhi pada siklus 2 sehingga disimpulkan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik TGT dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa pada operasi hitung campuran bilangan bulat siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2011/2012.


(2)

2

ABSTRACT

Asri Senja Sihsujati. 2013. "Improving Student Achievement and Motivation in Operation of Mixed Calculation Using Cooperative Learning Techniques (TGT) Gtade IV BOPKRI Elementary School,Wonosari Even Semester Academic Year 2011/2012".

Keywords: Achievement of learning mathematics, students' learning motivation, cooperative learning TGT’s model (team game tournament).

The results of the daily tests on the material mix integer arithmetic operations on fourth grade students BOPKRI Wonosari academic year 2010/2011 is still low. One of reasons is students are less involved in building the ability to mix integer arithmetic operations. It is expected that these problems can be overcome by the use of cooperative learning techniques TGT. Based on this problem, the writer decided the title "Improving Student Achievement and Motivation in Operation of Mixed Calculation Using Cooperative Learning Techniques (TGT) Gtade IV BOPKRI Elementary School, Wonosari Even Semester Academic Year 2011/2012".

Objective of the research is to determine to what extent TGT cooperative learning techniques can improve learning achievement and enhance learning motivation in operation of mixed calculation on fourth grade second semester students of BOPKRI Wonosari, academic year 2011/2012.

The Classroom Action Research was used in this research. The experiment was conducted in two cycles. Cycle 1 was held on 1, 20 and February 21, 2012 while the second cycle was conducted on 27 and 28 February 2012. The subjects of this research were 12 students of grade fourth second semester of academic year 2011/2012. The data required is a written test scores and student motivation condition were carried out each end of the cycle. Written test scores were analyzed using analysis of quantitative data. The students would be considered successful in this research if the students’ score attain ≥ 65 % for the KKM and the class average could attain ≥ 70 % and the indicator of the successful learning motivation is "High".

The analysis showed that the percentage of students KKM achievement and the class average score increased in each cycle. At first cycle, the average class score is 54.23 became 55.42 , and the second cycle became 72.08. The percentage of students achieving KKM was 30.76 %, first cycle became 50 %, and second cycle became 75 %. Besides, the results of the analysis also showed the improvement in the average percentage of class motivation 56.67 % pre-cycle, first cycle became 75.28 % and the second cycle became 76.67 %. The criteria that the average grade obtained by students from pre-cycle "Enough", became "High" on first cycle and second cycle. The results of this research analysis indicated that the performance indicators have been accomplished in cycle 2. From the results of this research can be concluded that the use of cooperative learning model TGT technique can increase students' motivation and achievement in operation of mixed calculation for Gtade IV BOPKRI Elementary School,Wonosari Even Semester Academic Year 2011/2012.


(3)

PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG CAMPURAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TGT SISWA KELAS IV SD BOPKRI WONOSARI SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Disusun oleh :

Nama : Asri Senja Sihsujati

NIM : 101134257

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(4)

i

PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG CAMPURAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TGT SISWA KELAS IV SD BOPKRI WONOSARI SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Disusun oleh :

Nama : Asri Senja Sihsujati

NIM : 101134257

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Hasil karyaku ini kupersembahkan untuk:

 Puji syukur kepada Tuhanku Yesus Kristus yang selalu menyertai dan membimbingku hingga laporan PTK ini dapat terselesaikan.

 Bapak Petrus Sugiyanto dan Ibu Sutariningsih yang terkasih yang selalu mendukung dan membiayai kuliahku.

 Adikku yang terkasih Bagas Sinungging Rahmat.

 Ignasius Hartono yang terkasih.

 Sahabat-sahabatku dan para rekan guru dan karyawan di SD BOPKRI WONOSARI, serta teman-teman yang belum sempat penulis sebutkan namanya. Terimakasih.


(8)

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Asri Senja Sihsujati

Nomor Mahasiswa : 101134257

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Peningkatan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa pada Operasi Hitung Campuran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TGT Siswa Kelas IV SD

BOPKRI WONOSARI Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 April 2014


(10)

vii ABSTRAK

Asri Senja Sihsujati. 2013. “Peningkatan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa pada Operasi Hitung Campuran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TGT Siswa Kelas IV SD BOPKRI WONOSARI Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Kata Kunci: Prestasi belajar matematika, Motivasi belajar siswa, Model pembelajaran kooperatif teknik TGT (team game tournament). Hasil ulangan harian materi operasi hitung campuran bilangan bulat pada siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari tahun pelajaran 2010/2011 masih rendah. Diperkirakan salah satu penyebabnya adalah siswa kurang terlibat dalam membangun kemampuan melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat. Diharapkan masalah tersebut dapat diatasi dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik TGT. Berdasarkan hal tersebut, ditetapkan judul

penelitian “Peningkatan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa pada Operasi Hitung

Campuran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TGT Siswa Kelas IV SD BOPKRI WONOSARI Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif teknik TGT dapat meningkatkan prestasi belajar dan motivasi belajar operasi hitung campuran pada siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan tanggal 16, 20 dan 21 Februari 2012 sedangkan siklus 2 dilaksanakan tanggal 27 dan 28 Februari 2012. Subyek adalah 12 anak siswa kelas VI semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Data yang diperlukan adalah nilai tes tertulis dan kondisi motivasi belajar siswa, dilaksanakan setiap akhir siklus. Nilai tes tertulis dianalisis menggunakan analisis data kuantitatif. Indikator keberhasilan prestasi belajar adalah apabila persentase

siswa mencapai KKM ≥ 65% dan nilai rata-rata kelas ≥ 70,10 dan, indikator

keberhasilan motivasi belajar adalah kriteria rata-rata kelas ≥“Tinggi”.

Hasil analisis menunjukkan terjadi kenaikan persentase siswa mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas di setiap siklus. Kondisi awal nilai rata-rata kelas 54,23, siklus 1 menjadi 55,42 dan siklus 2 menjadi 72,08. Kondisi awal persentase siswa mencapai KKM 30,76%, siklus 1 menjadi 50%, dan siklus 2 menjadi 75%. Persentase rata-rata motivasi kelas pra siklus 56,67%, siklus 1 menjadi 75,28% dan siklus 2 menjadi 76,67%. Kriteria motivasi rata-rata kelas yang diperoleh

siswa di pra siklus “Cukup”, siklus 1 dan siklus 2 menjadi “Tinggi”. Hasil analisis

tersebut menunjukkan indikator telah terpenuhi pada siklus 2 sehingga disimpulkan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik TGT dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa pada operasi hitung campuran bilangan bulat siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2011/2012.


(11)

viii ABSTRACT

Asri Senja Sihsujati. 2013. "Improving Student Achievement and Motivation in Operation of Mixed Calculation Using Cooperative Learning Techniques (TGT) Gtade IV BOPKRI Elementary School,Wonosari Even Semester Academic Year 2011/2012".

Keywords : Achievement of learning mathematics, students' learning motivation,

cooperative learning TGT’s model (team game tournament).

The results of the daily tests on the material mix integer arithmetic operations on fourth grade students BOPKRI Wonosari academic year 2010/2011 is still low. One of reasons is students are less involved in building the ability to mix integer arithmetic operations. It is expected that these problems can be overcome by the use of cooperative learning techniques TGT. Based on this problem, the writer decided the title "Improving Student Achievement and Motivation in Operation of Mixed Calculation Using Cooperative Learning Techniques (TGT) Gtade IV BOPKRI Elementary School, Wonosari Even Semester Academic Year 2011/2012".

Objective of the research is to determine to what extent TGT cooperative learning techniques can improve learning achievement and enhance learning motivation in operation of mixed calculation on fourth grade second semester students of BOPKRI Wonosari, academic year 2011/2012.

The Classroom Action Research was used in this research. The experiment was conducted in two cycles. Cycle 1 was held on 1, 20 and February 21, 2012 while the second cycle was conducted on 27 and 28 February 2012. The subjects of this research were 12 students of grade fourth second semester of academic year 2011/2012. The data required is a written test scores and student motivation condition were carried out each end of the cycle. Written test scores were analyzed using analysis of quantitative data. The students would be

considered successful in this research if the students’ score attain ≥ 65 %

for the KKM and the class average could attain ≥ 70 % and the indicator of the successful learning motivation is "High".

The analysis showed that the percentage of students KKM achievement and the class average score increased in each cycle. At first cycle, the average class score is 54.23 became 55.42 , and the second cycle became 72.08. The percentage of students achieving KKM was 30.76 %, first cycle became 50 %, and second cycle became 75 %. Besides, the results of the analysis also showed the improvement in the average percentage of class motivation 56.67 % pre-cycle, first cycle became 75.28 % and the second cycle became 76.67 %. The criteria that the average grade obtained by students from pre-cycle "Enough", became "High" on first cycle and second cycle. The results of this research analysis indicated that the performance indicators have been accomplished in cycle 2. From the results of this research can be concluded that the use of cooperative learning model TGT technique can increase students' motivation and

achievement in operation of mixed calculation for Gtade IV BOPKRI Elementary School,Wonosari Even Semester Academic Year 2011/2012.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan pertolongan-Nya serta kerja keras, maka Penelitian ini dapat terselesaikan dan tersusun dengan baik.

Penelitian Tindakan Kelas berjudul ”Peningkatan Prestasi Dan Motivasi

Belajar Siswa Pada Operasi Hitung Campuran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TGT Siswa Kelas IV SD BOPKRI WONOSARI Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012” ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan program studi pendidikan guru sekolah dasar S1 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Laporan penelitian ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selakku Ketua Program studi PGSD Universitas Sanata Dharma,

3. Catur Rismiati, S.Pd.,M.A.,Ed.D. selaku Wakaprodi PGSD, 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing 1,

5. Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc. selaku dosen pembimbing 2, 6. F. Haryati selaku Kepala SD BOPKRI WONOSARI,

7. teman-teman PGSD S1 (sore) yang memberi dukungan dan semangat, 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah


(13)

(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Penjelasan Istilah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Prestasi Belajar ... 7


(15)

xii

C. Model Pembelajaran Kooperatif teknik TGT ... 13

D. Hakekat Matematika ... 19

E. Media Pembelajaran ... 25

F. Kerangka Berpikir ... 29

G. Hipotesis Tindakan ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 30

B. Disain Penelitian ... 31

C. Rencana Tindakan ... 32

D. Pengumpulan data dan Instrumennya ... 41

E. Analisis data ... 44

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian Siklus 1 ... 47

B. Pelaksanaan Penelitian Siklus 2 ... 65

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Rekapitulasi Penelitian ... 81

B. Pembahasan ... 86

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(16)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Silabus ... 99

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ...105

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ...110

4. Kunci Jawaban Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ...114

5. Soal Game Tournament Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ...115

6. Kunci Jawaban Soal Game Tournament Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ...117

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ...119

8. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 1 Ppertemuan Ke-2 ...124

9. Kunci Jawaban Ssiklus 1 Pertemuan Ke-2 ...127

10. Soal Game Tournament Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ...128

11. Kunci Jawaban Soal Game Tournament Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ...130

12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan Ke-3 ...132

13. Kisi-Kisi Soal Tes Tertulis Siklus 1 ...136

14. Soal Tes Tertulis Siklus 1 ...138

15. Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis Siklus 1 ...142

16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan Ke-1 ...143

17. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 2 Pertemuan Ke-1 ...148

18. Kunci Jawaban Siklus 2 Pertemuan Ke-1 ...151

19. Soal Game Tournament Siklus 2 ...152

20. Kunci Jawaban Soal Game Tournament Siklus 2 ...154


(17)

xiv

22. Kisi-Kisi Soal Tes Tertulis Siklus 2 ...160

23. Soal Tes Tertulis Siklus 2 ... 162

24. Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis Siklus 2 ... 165

25. Lembar Kuesioner Motivasi Belajar Siswa SD kelas IV ... 166

26. Peraturan Game Tournament ... 167

27. Contoh Lembar-Lembar Pembelajaran Tim Game Tournament ... 169

28. Contoh Penghargaan Berupa Sertifikat Game Tournament ... 181

29. Contoh Lembar-Lembar Pengamatan ... 184

30. Contoh Pekerjaan Soal Tes Tertulis Siklus 1 Siswa ... 190

31. Contoh Pekerjaan Soal Tes Tertulis Siklus 2 Siswa ... 195

32. Contoh Pengisian Kuesioner Motivasi Belajar Pra Siklus ... 199

33. Contoh Pengisian Kuesioner Motivasi Belajar Siklus 1 ... 201

34. Contoh Pengisian Kuesioner Motivasi Belajar Siklus 2 ... 203

35. Foto-Foto Kegiatan Penelitian ... 205

36. Daftar Nama Siswa Kelas VI ... 212

37. Validitas Butir Soal Siklus 1 ... 213

38. Reliabilitas Soal Siklus 1 ... 222

39. Validitas Butir Soal Siklus 2 ... 224

40. Reliabilitas Soal Siklus 2 ... 234

41. Surat Permohonan Izin Uji Coba Soal Matematika ... 236

42. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 237


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.2 Cara pengumpulan data, dan instrument yang digunakan ... 41

3.3 Harapan kondisi prestasi siswa ... 44

3.4 Penskoran nilai ulangan tes tertulis akhir siklus ... 45

3.5 Harapan kondisi motivasi belajar siswa ... 46

3.6 Kriteria motivasi belajar ... 46

4.1 Prestasi siswa selama proses belajar mengajar siklus 1... 54

4.2 Pengamatan belajar kelompok siklus 1... 55

4.3 Rangkuman poin meja tournament siklus 1... 56

4.4 Rangkuman poin tim game tournament siklus 1 ... 57

4.5 Nilai ulangan tes tertulis siklus 1 ... 57

4.6 Kondisi motivasi belajar siswa di siklus 1 ... 58

4.7 Nilai ulangan tes tertulis semester genap tahun pelajaran 2010/2011 ... 62

4.8 Perbandingan nilai ulangan harian kondisi awal dengan siklus 1 ... 62

4.9 Keadaan awal motivasi belajar siswa kelas IV ... 63

4.10 Perbandingan kondisi awal tingkat motivasi belajar dengan kondisi siklus 1 ... 64

4.11 Partisipasi siswa selama proses belajar mengajar siklus 2 ... 71

4.12 Pengamatan belajar kelompok siklus 2 ... 72

4.13 Rangkuman poin meja tournament siklus 2... 73

4.14 Rangkuman poin tim game tournament siklus 2 ... 74


(19)

xvi

4.16 Kondisi motivasi belajar siswa di siklus 2 ... 75

4.17 Perbandingan nilai ulangan harian siklus 1 dengan siklus 2 ... 78

4.18 Perbandingan kondisi siklus 1 tingkat motivasi belajar dengan kondisi siklus 2 ... 79

5.1 Rekapitulasi data nilai ulangan harian tiap siklus... 81

5.2 Rekapitulasi data tingkat motivasi belajar siswa ... 83


(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Diagram ilustrasi untuk bilangan bulat ... 22

2.2 Contoh diagram ilustrasi operasi hitung bilangan bulat ... 23

3.1 Disain penelitian ... 31

5.1 Diagram pencapaian KKM dan rata-rata nilai ulangan harian ... 82

5.2 Diagram peningkatan kriteria motivasi belajar siswa ... 84


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan awal penerimaan dasar-dasar dari berbagai ilmu pengetahuan dan penerapannya. Salah satu ilmu yang penting untuk dipelajari adalah ilmu matematika. Di sekolah dasar, siswa diperkenalkan apa itu matematika dan apa saja yang dipelajari dalam mata pelajaran matematika. Ilmu dasar matematika akan diperoleh secara berkesinambungan mulai kelas I SD sampai dengan kelas VI SD.

Konsep-konsep dasar matematika yang dipelajari di kelas I SD sampai dengan kelas III SD, meliputi penerapan dasar dari operasi hitung bilangan cacah dimulai dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Konsep-konsep tersebut mulai sedikit demi sedikit diterapkan dalam penggunaan pemecahan masalah pada materi pengukuran dan pada materi bangun-bangun datar yang belum kompleks. Sebagian besar materi bilangan dan penerapannya yang telah didapat tersebut akan dipakai untuk belajar di kelas IV SD hingga kelas selanjutnya (Tim Pengembang KTSP SD BOPKRI Wonosari, 2011). Materi-materi baru pun akan dijumpai pada waktu siswa berada di kelas IV SD. Jadi, seharusnya siswa kelas IV SD sudah terampil dalam memecahkan operasi hitung campuran sederhana sehingga lebih siap menerima materi baru.


(22)

2

Berdasarkan observasi di SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2010/2011, operasi hitung campuran bilangan bulat yang merupakan materi baru di kelas IV SD, terkadang sulit bagi siswa. Siswa menganggap hal itu membingungkan untuk dipecahkan dalam operasi hitung karena siswa belum paham betul. Dalam kenyataannya, siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2010/2011 masih belum terampil dalam melakukan operasi hitung tersebut. Hal itu ditunjukkan dari hasil pengerjaan soal operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2010/2011, sebagian besar siswa membuat kesalahan dalam pengerjaannya. Nilai rata-rata ulangan matermatika dari soal-soal yang berkaitan dengan operasi hitung campuran tersebut adalah 54,23. Nilai rata-rata tersebut masih dibawah KKM, yaitu 64. Sedangkan siswa yang mencapai nilai KKM hanya 4 orang (30,76%).

Kemungkinan penyebab hal tersebut antara lain, yaitu: motivasi siswa untuk menyukai mata pelajaran matematika kurang, adanya anggapan pada diri siswa bahwa matematika sangat susah dipelajari, kurangnya keterampilan berhitung operasi penjumlahan dan pengurangan sederhana, kemampuan penalaran siswa masih kurang, lebih sering bekerja secara individual dalam memecahkan masalah saat kegiatan belajar matematika daripada secara berkelompok, siswa kurang terlibat dalam membangun kemampuan melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat, dan belajar


(23)

3

matematika tanpa bantuan media pembelajaran. Akibatnya, suasana belajar terasa tegang dan siswa kurang bersemangat untuk belajar matematika.

Berdasarkan hal-hal tersebut, masalah yang harus dipecahkan adalah memilih strategi pembelajaran yang akan diterapkan pada mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tanpa membuat diri siswa merasa terbebani dan makin termotivasi untuk belajar mata pelajaran matematika, dengan demikian diharapkan prestasi belajar siswa meningkat. Untuk itu, peneliti ingin mencoba meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Team Game Tournament (TGT).

B. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi masalah yang akan diteliti mengenai mata pelajaran matematika di kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2011/2012, khususnya pada standar kompetensi yang ke-5, yaitu menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat, pada kompetensi dasar yang ke-4, yaitu melakukan operasi hitung campuran. Pembatasan masalah ini hanya sampai pada tahap kemampuan hitung campuran bilangan bulat dengan melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan saja.


(24)

4 C. Perumusan Masalah

Dilandasi latar belakang masalah dan pembatasannya, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik team game tournament dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung campuran pada siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik team game tournament dapat meningkatkan motivasi belajar operasi hitung campuran siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2011/2012?

D. Penjelasan Istilah

1. Prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar seseorang.

2. Motivasi belajar adalah dorongan untuk usaha menguasai ilmu pengetahuan.

3. Operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan lebih dari satu operasi hitungan dalam langkah-langkah menyelesaikanya. 4. Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat positif

(bilangan asli), bilangan nol (0) dan bilangan bulat negatif.

5. Team game tournament (TGT) adalah teknik pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan ras yang berbeda, kemudian siswa mewakili kelompok melakukan game tournament.


(25)

5

6. Lintasan bilangan adalah media pembelajaran untuk mempelajari operasi hitung penjumlahan dan atau pengurangan bilangan bulat.

E. Tujuan Penelitian

Dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahuai apakah pembelajaran kooperatif teknik team game tournament dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung campuran pada siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik team game tournament dapat meningkatkan motivasi belajar operasi hitung campuran siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Secara teoritis: Hasil penelitian dapat menambah wawasan tentang model pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran matematika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.


(26)

6 2. Secara praktis:

a. Untuk penulis: menambah pengalaman memakai model pembelajaran kooperatif teknik team game tournament dalam pembelajaran matematika di kelas IV SD.

b. Untuk para guru: sebagai penambah wawasan mengenai model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mata pelajaran matematika di SD.

c. Untuk perpustakaan sekolah: sebagai penambah bahan bacaan para guru dalam meningkatkan pembelajaran matematika di kelasnya.

d. Untuk siswa: mendapatkan pengalaman belajar dengan model pembelajaran kooperatif teknik team game tournament dengan menggunakan media lintasan bilangan pada mata pelajaran matematika kelas IV SD semester genap, yang diharapkan dapat memupuk rasa saling menghargai teman dalam kelompok serta rasa menyenangkan belajar matematika.


(27)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang sangat penting bagi manusia, apalagi di masa anak-anak. Manusia perlu belajar kapanpun dan dimanapun. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar, akan dikemukakan beberapa pengertian belajar sebagai berikut.

a. Pengertian secara luas, belajar adalah kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, dan dalam pengertian secara sempit, belajar adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju ke kepribadian seutuhnya (belajar adalah penambahan pengetahuan) (Sardiman, 2007:20-21). b. Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang

menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian (Witherington, dalam Purwanto, 1984).

c. Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Muhibin Syah, 2009:68).


(28)

8

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan, belajar adalah suatu proses berdasarkan pengalaman dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan tingkah laku.

Adapun tipe-tipe kegiatan belajar (Sudijono, 2009:8-10) adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan

Kegiatan belajar paduan dari gerak, stimulus, dan respons yang menjadi kesatuan situasi belajar.

2. Pengetahuan

Kegiatan belajar mencakup pemahaman tentang pengetahuan, pengembangan kemampuan, dan keterampilan berpikir.

3. Informasi

Kegiatan belajar mengenal, mengulang dan mengingat pengetahuan atau fakta yang dipelajari.

4. Konsep

Kegiatan belajar memahami, membedakan benda-benda dan peristiwa yang ada di lingkungan sekitar.

5. Sikap

Kegiatan belajar memiliki dan mengembangkan perubahan sikap terhadap minat, nilai, pendapat, dan prasangka.

6. Pemecahan masalah

Kegiatan belajar yang melibatkan berbagai tugas, menentukan apa yang dicapai serta kegiatan untuk melakukan tugasnya.


(29)

9

2. Prestasi Belajar

Belajar yang berkesinambungan akan membuahkan suatu prestasi. Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang (Winkel, 1996:226). Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum (Djamarah, 1994:19). Jadi prestasi belajar adalah bukti keberhasilan dalam penilaian pendidikan berkaitan dengan perkembangan kemampuan siswa dalam penguasaan bahan ajar. Penilain dapat ditentukan melalui skor kegiatan belajar siswa dalam aktivitas dan dapat ditampilkan dalam bentuk angka atau huruf dengan kriteria tertentu.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar. Pada umumnya ada dua faktor yang mempengaruhi prstasi belajar siswa (Ahmadi dan Supriyono, 1991:130-131), yaitu sebagai berikut.

1. Faktor internal

a. Faktor fisiologis: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dsb. b. Faktor psikologis:

1) Faktor intelektif: faktor potensi (kecerdasan dan bakat), faktor kecakapan nyata (pestasi yang telah dimiliki).


(30)

10

2) Faktor non intelektif: unsur-unsur kepribadian (sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri).

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis. 2. Faktor eksternal

a. Faktor sosial: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok.

b. Faktor budaya: adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dsb.

c. Faktor lingkungan fisik: fasilitas belajar, iklim dsb.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam penelitian ini, meliputi: faktor intelektif (kecakapan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung sederhana kurang), faktor non intelektif (motivasi siswa untuk belajar matematika kurang), faktor sosial (kurang terlaksana lingkungan belajar secara berkelompok/kelas yang saling mendukung belajar, hanya individual) dan faktor lingkungan fisik (penerapan media pembelajaran masih kurang).

B. Motivasi

“Motif” berasal dari kata bahasa Latin yaitu “movere”, yang

memiliki arti “menggerakkan”, kata “motivasi”, kemudian diartikan sebagai


(31)

11

dimaksud dengan motivasi akan dikemukakan beberapa pengertian motivasi sebagai berikut.

a. Motif ialah suatu yang mendasari perbuatan atau tindakan seseorang, dasar pikiran atau pendapat/corak (Zain. 1994).

b. Motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan), maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2007: 73).

c. Motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan (Fudyartanta, 2002:258).

d. Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan /kebutuhan (Jaali, 2007:101).

Pengertian dari motivasi tidak dapat dijauhkan dari kebutuhan. Dengan adanya kebutuhan manusia akan merasa kekurangan, maka akan muncul motivasi untuk melengkapi dirinya. Jadi, motivasi adalah segala usaha pendorong untuk mencapai keinginan tertentu dalam memenuhi kebutuhan.

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam (Sardiman, 2007), yaitu:

1. Motivasi intrinsik.

Yang dimaksudkan adalah motif-motif yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada


(32)

12

dorongan untuk melakukan sesuatu. Misal anak mempelajari sesuatu karena benar-benar tertarik sehingga timbul keinginan untuk menguasainya. Motif itu timbul dari dalam diri anak tersebut dan tanpa paksaan dari luar dirinya. Jadi, dengan motivasi intrinsik siswa itu aktif sendiri, belajar sendiri tanpa adanya suruhan atau paksaan dari orang lain dan penuh ketekunan. Seseorang belajar karena ingin benar-benar mengetahui dan menguasai segala sesuatunya dan bukan karena ingin mendapat pujian atau ganjaran.

2. Motivasi ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Dapat diartikan motivasi yang mendorong seseorang melakukan kegiatan tertentu, tetapi motif tersebut tidak berhubungan langsung dengan apa yang dia tekuni. Misalnya, siswa yang belajar untuk menghadapi ujian di keesokan harinya dengan harapan mendapat nilai yang baik, pujuan dari teman-temanya atau menjadi kebanggaan orang tuanya. Jadi, belajar yang dilakukanya bukan karena ingin mengetahui sesuatu dari apa yang dipelajarinya, tapi hanya untuk mandapat nilai baik dan pujian atau hadiah.

Jadi, prestasi belajar akan tercapai jika terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar pada siswa dapat timbul dari diri siswa atau juga dari luar dirinya.


(33)

13

C. Model Pembelajaran Kooperatif teknik TGT

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TGT

Model pembelajaran kooperatif teknik TGT akan diterapkan dalam pembelajaran di kelas penelitian ini. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TGT dimaksudkan untuk membuat pengaruh demi terciptanya motivasi belajar siswa, sehingga diharapkan proses belajar dengan TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Teori konstruktivisme adalah teori yang menyatakan bahwa setiap kemampuan hanya dapat diperoleh seseorang jika orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuan dalam pikirannya (Suwarsono, 2003:7). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial yang merupakan penerapan dari teori konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator (Lie (2002) dalam Wena, 2009:189-190). Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar, disamping guru dan sumber belajar yang lainnya (Wena, 2009:109). Jadi, pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem belajar yang melibatkan teman dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan tugas belajar dengan dampingan guru.

Adapun salah satu teknik pembelajaran kooperatif adalah teknik team game tournament. Pembelajaran team game tournament adalah


(34)

14

salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan lima atau enam orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda (Winastawan dan Sunarto, 2010:61). Team game tournament adalah pembelajaran dimana para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya, kemudian guru menyampaikan pelajaran lalu siswa belajar dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran, setelah itu siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya (Slavin, 2008:11-14). Jadi, team game tournament adalah teknik pembelajaran yang membagi siswa dalam kelompok belajar heterogen yang beranggotakan empat orang atau lebih untuk saling membantu dalam usaha penguasaan materi dalam menghadapi game akademik yang diselenggarakan sesuai materi yang telah dipelajarai dalam kelompok, sehingga masing-masing anggota kelompok dapat menyumbangkan poin bagi kelompoknya.

Pada pembelajaran ini, siswa dalam kelompok saling membantu menjawab soal pada LKS dan menjelaskan kepada anggota kelompok yang belum mampu, sehingga saling mengerti materi yang dipelajari. Siswa dapat saling memotivasi agar kelompok memperoleh hasil yang memuaskan pada saat game akademik berlangsung.


(35)

15

2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TGT Menurut Winastawan dan Sunarto (2010:63-64) dan menurut Slavin (2010:166-177) langkah-langkah pembelajaran yang ada pada teknik TGT adalah sebagai berikut.

a. Mengajar: guru menyampaikan materi pelajaran tertentu dan menyampaikan kegiatan yang harus dikerjakan siswa serta memberi motivasi kepada siswanya.

b. Belajar kelompok:

1.) Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 orang atau lebih yang memiliki kemampuan akademik atau jenis kelamin atau ras yang berbeda.

2.) Siswa dalam masing-masing kelompok mencoba mengerjakan LKS yang disiapkan guru yang berhubungan dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya.

3.) Dalam kelompok siswa saling berdiskusi menjawab pertannyaan dan saling menjelaskan (yang bisa menjelaskan kepada yang belum bisa) sehingga seluruh anggota kelompok mampu menjawab pertannyaan/paham.

c. Game tournament:

1.) Permainan dimulai dengan menempatkan para siswa dari perwakilan masing-masing kelompok dalam meja-meja tourament dengan ketentuan memiliki kemampuan akademik setara atau homogen.


(36)

16

2.) Dalam masing-masing meja tournament disediakan: satu lembar permaninan, satu lembar jawab, satu kotak berisi kartu nomor dengan soal di sebaliknya, dan satu lembar skor permainan. 3.) Dalam meja tournament, untuk memulai permainan siswa

menentukan pembaca yang pertama dengan menarik kartu nomor. Siswa yang mendapat angka tertinggi yang menjadi pembaca pertama.

4.) Kemudian kartu yang telah ditarik dikembalikan lagi ke dalam kotaknya.

5.) Pembaca pertama mengocok kartu dan mengambil kartu yang teratas dan membacakan soal atau pertanyaan serta pilihan jawaban kemudian mencoba menjawabnya. Pada saat itu, masing-masing peserta juga berusaha mencoba mencari jawaban untuk bersiap jika ditantang.

6.) Setelah pembaca menjawab pertanyaan, siswa sebelah kanannya (penantang I) boleh memberikan jawaban, jika ia memiliki jawaban lain dengan jawaban pembaca atau boleh tidak menjawab.

7.) Setelah giliran penantang I menjawab, diberi juga kesempatan bagi penantang II (sebelah kiri pembaca) untuk memberi jawaban atau boleh tidak menjawab.

8.) Kemudian, penantang II mengambil jawaban yang benar, dan membacakan untuk semua peserta di mejanya.


(37)

17

9.) Yang memiliki jawaban benar, maka boleh menyimpan kartunya. Jika semua peserta menjawab salah, maka kartu dibiarkan/disingkirkan dari meja.

10.)Untuk permainan berikutnya, yang berkesempatan menjadi pembaca bergilir searah jarum jam, sampai kartu habis.

11.)Setelah kartu habis, peserta tournament menulis masing-masing skor yang diperoleh pada lembar skor permainan.

12.)Peserta kembali ke kelompok belajar masing-masing. d. Penghargaan kelompok:

1.) Masing-masing anggota kelompok belajar melaporkan hasil skornya dari meja touramen yang diikuti kepada kelompok. 2.) Kemudian perkelompok menghitung seluruh skor yang didapat,

dan membaginya dengan jumlah anggota kelompok (rerata skor). 3.) Pemberian penghargaan berdasarkan rerata poin dari

masing-masing kelompok akan diberikan sesuai kriteria penghargaan sebagai berikut:

40 = Tim Baik

45 = Tim Sangat Baik 50 = Tim Super

Penghargaan dapat berupa sertifikat atau sesuai dengan kreatifitas guru untuk memotivasi siswa.


(38)

18

3. Kekuatan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TGT

Kekuatan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif teknik team game tournament (Slavin, 2010:5) adalah sebagai berikut.

a. Kekuatan

1. Dapat mengembangkan hubungan antar anggota kelompok belajar sehingga dapat menerima kelemahan teman.

2. Mengaktifkan siswa dalam belajar kelompok (tutor sebaya) dan game akademik yang membangkitkan motivasi belajar. 3. Meningkatkan persepsi siswa bahwa hasil yang diperoleh

tergantung dari kinerja bukan pada keberuntungan. 4. Meningkatkan rasa harga diri.

5. Cocok untuk pembelajaran pada kelas heterogen.

6. Digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam fakta, konsep, dan keahlian yang luas.

b. Kelemahan

1. Meningkatkan harga diri sosial siswa, bukan rasa harga diri akademiknya.

2. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pembelajaran karena ada kerja kelompok dan permainan.

3. Apabila pengelolaan kelas kurang terkontrol maka tujuan pembelajaran kurang tercapai.


(39)

D. Hakikat Matematika 1. Pengertian Matematika

Matematika dipelajari sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Tuntutan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan juga mempengaruhi pandangan dan hakekat matematika serta pembelajaranya (Suryadi dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007:159).

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan matematika akan dikemukakan beberapa pengertian matematika sebagai berikut.

a. Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (KBBI, 2008).

b. Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoretisnya adalah untuk memudahkan berpikir (Johanson dan Myklebust (1967) dalam Abdurrahman, 2009:252). c. Matematika adalah bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah

penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif (Kline (1981) dalam Abdurrahman, 2009:252). Jadi, dapat disimpulkan matematika adalah bahasa simbolis yang menyatakan hubungan bilangan dengan penalaran dalam menyelesaikan masalah untuk membantu proses berpikir.


(40)

2. Aspek-Aspek Pembelajaran Matematika

Ada beberapa alasan siswa perlu mempelajari matematika (Cornelius (1982) dalam Abdurrahman, 2009:253) sebagai berikut.

a. Sarana berpikir yang jelas dan logis

b. Sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari c. Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi penglaman d. Sarana untuk mengembangkan kreatifitas

e. Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya

Bidang studi matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar mencakup tiga aspek (Abdurrahman, 2009:253), yaitu :

a. Aritmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

b. Aljabar atau pengunaan abjad adalah menggunakan abjad sebagai lambang bilangan yang diketahui atau yang belum diketahui tetapi juga mengunakan lambang-lambang lain seperti titik-titik, lebih besar (>), lebih kecil (<) dan sebagainya.

c. Geometri adalah cabang matematika yang berkenaan dengan titik dan garis.


(41)

3. Tahap-Tahap Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika harus diarahkan kepada pengembangan kemapuan (NCTM Standards dalam Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, 2007:163), sebagai berikut.

1. Memperhatikan serta menggunakan koneksi matematik antara berbagai ide matematik,

2. Memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu dengan yang lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh,

3. Meperhatikan serta mempergunakan metematika dalam konteks di luar matematika.

4. Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Kelas IV SD

Berdasarkan KTSP, kompetensi dasar yang berkaitan dengan materi operasi hitung campuran bilangan bulat pada kelas IV SD adalah standar kompetensi ke-5, yaitu menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat, khususnya pada kompetensi dasar ke-4, yaitu melakukan operasi hitung campuran. Pada standar kompetensi ini, siswa harus menguasai terlebih dahulu kompetensi dasar yang sebelumnya dalam standar kompetensi yang sama. Pada kompetensi dasar ini, pembelajaran ditekankan pada keterampilan melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pada operasi bilangan bulat yang lebih kompleks dari pada kompetensi dasar sebelumnya. Jadi, operasi hitung bilangan bulat yang akan dipelajari pada kompetensi dasar ini adalah


(42)

operasi hitung campuran yang melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan saja.

Himpunan bilangan bulat adalah himpunan yang merupakan gabungan dari himpunan bilangan bulat negatif, nol (0) dan himpunan bilangan asli. Himpunan bilangan asli sebagai bagian dari bilangan bulat

disebut himpunan bilangan bulat positif, ditulis (1, 2, 3, …) atau (+1, +2, +3, …). Sedangkan lawan, atau invers aditif, atau minus dari himpunan

bilangan asli disebut himpunan bilangan bulat negatif, ditulis (…, -3, -2, -1) (Soewito dkk, 1993:101). Untuk menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat dapat diselesaikan dengan bantuan diagram panah atau garis bilangan.

Contoh:

Gambar 2.1 Diagram ilustrasi untuk bilangan bulat.

Dari garis bilangan tersebut dapat ditemukan beberapa ide (Soewito dkk, 1993:101) sebagai berikut:

1. Invers penjumlahan: k + -k = -k + k = 0. Contoh: 3 + -3 = -3 + 3 = 0

2. Negatif dari k adalah –k dan negatif dari –k adalah k, sehingga dapat ditulis – (-k) = k. Contoh: negatif dari 4 adalah -4, negatif dari -4 adalah 4, dapat ditulis – (-4) = 4.


(43)

Contoh penyelesaian operasi hitung bilangan bulat dengan garis bilangan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Contoh diagram ilustrasi operasi hitung bilangan bulat.

Berdasarkan gambar 2.2, dapat dituliskan menjadi kalimat matematika sebagai berikut: 4 + 6 = 10 atau 4 – (-6) = 10. Untuk menggunakan diagram atau garis bilangan pada operasi bilangan bulat harus memperkatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:

a. anak panah ke kanan menunjukkan bilangan bulat positif, sedangkan anak panah ke kiri menunjukkan bilangan bulat negatif, b. bilangan pertama ditunjukan dengan anak panah pertama dari nol, c. bilangan ke-2 ditunjukan dengan anak panah ke-2 dimulai dari

ujung anak panah pertama,

d. anak panah terakhir diambil dari nol sampai ujung anak panah ke-2. Ujung anak panah paling akhir menunjukan hasil dari operasi hitung bilangan bulat tersebut.

Berdasarkan ketentuan tersebut, dari contoh gambar 2.2 dapat ditunjukan penggunaan diagram atau garis bilangan untuk penyelesaian operasi hitung bilangan bulat sebagai berikut.

a. Anak panah diambil dari 0 ke 4 menunjukkan bilangan 4, b. Anak panah dari 4 ke 10 menunjukkan bilangan 6,

c. Hasil dari penyelesian ditunjukan oleh anak panah dari 0 ke 10.

6 7 8 9 10

0 1 2 3 4 5

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9


(44)

Sifat-sifat yang ada pada bilangan bulat (Soewito dkk, 1993:102-103) adalah, sebagai berikut:

1. Tertutup untuk operasi penjumlahan dan perkalian:

p + q adalah bilangan bulat yang tunggal, p . q adalah bilangan bulat yang tunggal.

2. Komutatif untuk operasi penjumlahan dan perkalian: p + q = q + p, p . q = q . p

3. Asosiatif untuk operasi penjumlahan dan perkalian: (p + q) + r = p + (q + r), (p . q) . r = p . (q . r) 4. Ada elemen invers penjumlahan yang tunggal:

r + (-r) = (-r) + r = 0

5. Ada elemen identitas penjumlahan dan perkalian yang tunggal: penjumlahan: p + 0 = 0 + p = p, perkalian: 1 . q = q . 1 = q 6. Distributif perkalian terhadap penjumlahan:

a (b + c) = ab + ac atau (b + c) a = ba + ca 7. Perkalian dengan nol (0):

Jika p adalah bilangan bulat, maka 0 . p = p . 0

Contoh penyelesaian operasi hitung bilangan bulat dengan menerapkan beberapa sifat-sifat bilangan bulat adalah sebagai berikut: (-5) + 3 = (-3 + (-2)) + 3 (nama lain dari -5)

= (-2 + (-3)) + 3 (komutatif penjumlahan) = -2 + (-3 + 3) (asosiatif penjumlahan)

= -2 + 0 (invers penjumlahan)


(45)

Beberapa aturan tanda dalam operasi hitung bilangan bulat yang berkaitan dengan operasi penjumlahan dan pengurangan (Spiegel, 1986:3) adalah sebagai berikut.

1. Untuk menjumlahkan dua bilangan dengan tanda yang sama adalah dengan menjumlahkan harga mutlaknya dan memakai tanda depan yang sama. Contoh: 3 + 4 = 7, (-3) + (-4) = - 7

2. Untuk menjumlahkan dengan tanda yang tidak sama adalah mencari perbedaan antara harga mutlaknya dan memakai tanda depan yang sama dengan tanda dari harga mutlak yang besar. Contoh: 12 + (-8) = 4, (-6) + 4 = -2

3. Untuk mengurangkan sebuah bilangan b dari bilangan a adalah mengubah tanda b kemudian menjumlahkan a.

Contoh: 12 – 7 = 12 + (-7) = 5, (-9) – 4 = -9 + (-4) = -13, 2 – (-8) = 2 + 8 = 10

Contoh pengerjaan operasi hitung campuran bilangan bulat (penjumlahan dan pengurangan): (5+ (-7)) – (-6) = (5 – 7) + 6

= -2 + 6

= 4

E. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam bahasa latin kata ‘media’ disebut medium berarti perantara atau pengantar. National Education Association (NEA) mengartikan


(46)

media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut (Zainudin HRL, 1984 : 35). Media pembelajaran adalah alat atau bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002:726). Jadi, media pembelajaran adalah perantara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

2. Media Pembelajaran Lintasan Bilangan

Kegiatan belajar yang akan dilakukan pada penelitian ini akan dibantu seperangkat media pembelajaran yang dinamakan “Lintasan

Bilangan”. Lintasan bilangan terdiri dari dua bagian sebagai berikut.

1. Ilustrasi garis bilangan untuk bilangan bulat yang berbahan dasar batang pohon pisang. Pohon pisang yang telah dibersihkan terlebih dahulu dipilah-pilah per lembarnya dan diukur sesuai kebutuhan dalam pembuatan garis bilangan, kemudian dituliskan angka-angka bilangan bulat negatif, nol dan bilangan bulat positif secara berurutan dari kiri ke kanan dengan spidol warna yang permanen.

2. Ilustrasi boneka kertas berbentuk mobil dan seorang penyelam. Boneka kertas/ wayang ini dipakai untuk memperagakan saat penerapan angka dan lompatan yang terjadi pada saat mengunakan ilustrasi garis bilangan dalam menyelesaikan operasi


(47)

hitung bilangan bulat. Bahan yang digunakan untuk membuatnya, yaitu gambar bentuk mobil dan seorang penyelam (kertas HVS), kertas kardus, dan dua buah sumpit kayu/lidi (dibuat runcing kedua sisinya) untuk peganganya. Cara merakitnya sangat mudah, hanya menggunting gambar bentuk mobil dan seorang penyelam, membentuk kertas kardus sesuai ukuran gambar mobil dan penyelam kemudian digunting, rekatkan keduanya sehingga gambar dan potongan kertas kardus sesuai, tancapkan sumpit/ kayu yang telah diruncingkan di tengah sisi kertas mobil/ penyelam.

Dalam peragaanya sumpit/ kayu yang telah dipasangkan pada boneka kertas digunakan untuk menancapkan boneka saat menempati garis bilangan pada lembar pohon pisang yang telah disiapkan.

Aturan penggunaan media lintasan bilangan adalah sebagai berikut.

1. Aturan main yang berkaitan dengan penggunaan tanda bilangan bulat (negatif dan positif) ditunjukan sebagai berikut:

- Jika, tanda bilangan bulat positif, maka arah badan/kepala (mobil/ penyelam) menuju ke kanan/ ke arah positif (atas). - Jika, tanda bilangan bulat negatif, maka arah badan/kepala


(48)

- Jika, arah badan/kepala (mobil/ penyelam) tidak berganti arah, maka tanda bilangan tetap/tidak berubah.

2. Aturan main yang berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan ditunjukan sebagai berikut:

- Jika, operasi hitung penjumlahan, maka mobil/ penyelam berjalan maju/ naik.

- Jika, operasi hitung pengurangan, maka mobil/ penyelam berjalan mundur/ turun.

3. Sebelum menjalankan mobil/ penyelam, wayang tersebut ditancapkan pada posisi bilangan nol (0).

4. Aturan main untuk memulai menjalankan “lintas bilangan” adalah

sebagai berikut : jika bilangan bulat menunjukan bilangan negatif maka mobil/ penyelam berjalan ke arah belakang/mundur/turun dari posisi nol (0) dengan kepala penyelam/ bagian depan mobil mengarah ke kiri/bawah (ke arah sisi bilangan negatif). Jika, bilangan bulat menunjukan bilangan positif maka dilakukan sebaliknya. Jika, pada soal cerita keadaan bilangan awal telah menunjukan di bawah permukaan laut/menyelam, maka tanda bilangan awal tersebut negatif.

5. Dimana mobil/ penyelam berhenti terakhir kali dengan arah kepala/ badannya, itulah hasil dari operasi hitung bilangan bulat tersebut.


(49)

F. Kerangka Berpikir

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik team game tournament dengan menggunakan media lintasan bilangan, akan membuat siswa merasa senang dan menikmati proses belajar untuk mencapai materi pelajaran tentang operasi hitung campuran bilangan bulat. Dalam proses belajar, siswa dapat saling membantu dan saling melengkapi kemampuan siswa lainnya dalam kelompok belajar yang heterogen. Kegiatan mengumpulkan skor demi kelompoknya pada meja tournament masing-masing dapat mengajarkan siswa hal saling bertanggung jawab. Dengan demikian, masing-masing siswa dapat tertantang meningkatkan kemampuan untuk mencapai penghargaan yang terbaik. Apabila siswa menikmati proses belajar dengan model pembelajaran tersebut, maka siswa akan termotivasi untuk belajar materi tentang operasi hitung campuran bilangan bulat dengan sendirinya, sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka tersebut, maka dapat dikemukakan hipotesis tindakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik team game tournament dengan menggunakan media lintasan bilangan dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar operasi hitung campuran khusus bilangan bulat siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2011/2012, pada mata pelajaran matematika, kompetensi dasar 5.4, yaitu melakukan operasi hitung campuran.


(50)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang termasuk dalam penelitian kualitatif. Metode penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

A. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD BOPKRI Wonosari yang beralamat di jalan Pramuka no 32 Wonosari,Wonosari, Gunungkidul.

2. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD BOPKRI WONOSARI semester genap tahun pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 4 anak perempuan.

3. Obyek penelitian

Obyek penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika Standar Kompetensi: 5. menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat, pada Kompetensi Dasar: 5.4 melakukan operasi hitung campuran. Materi operasi hitung campuran bilangan bulat tersebut dikhususkan pada operasi penjumlahan dan pengurangan.


(51)

31

B. Disain Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus masing-masing siklus terdiri dari tiga atau dua jam pembelajaran (1JP x 35 menit). Proses penelitian masing-masing meliputi empat tahap yaitu rencana tindakan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi.

Disain siklus:

Gambar 3.1 Disain penelitian menurut (Ebbut (1985), Kemmis dan Mc Taggatr (1998), Elliot (1991) dalam Hamdani dan Hermana, 2008:51-52).

Pelaksanaan 1

Siklus 1 Pengamatan 1

Refleksi 1 Perencanaan 1

Pelaksanaan 2

Perencanaan 2 Siklus 2 Pengamatan 2

Refleksi 2


(52)

32

C. Rencana Tindakan 1. Persiapan

a. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk memperoleh gambaran sepintas mengenai tingkah laku siswa.

b. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran.

Kompetensi Dasar : 5.3 melakukan operasi hitung campuran, materi pokok: operasi hitung campuran bilangan bulat pejumlahan dan pengurangan.

c. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus.

d. Penyususnan Silabus, RPP, LKS, instrumen penelitian dan media pembelajaran lintasan bilangan (lembaran pohon pisang yang diberi tulisan angka-angka bilangan bulat secara berurutan dan dilengkapi dengan sebuah gambar mobil dan sebuah gambar seorang penyelam). e. Melakukan tes kuesioner motivasi belajar (pra siklus) dan membuat

laporan hasil temuan.

2. Rencana tindakan setiap siklus a. Siklus 1

1) Rencana Tindakan

Pembelajaran terdiri dari 3 pertemuan. Pada pertemuan ke-1 dan ke-2, masing-masing terdiri dari 3 JP x 35 menit. Pada pertemuan ke-3, terdiri dari 2 JP x 35 menit. Pada siklus 1, guru merencanakan pembelajaran sebagai berikut:


(53)

33

a) Membuka kegiatan pembelajaran dengan melakukan apersepsi. b) Siswa membagi menjadi 4 kelompok belajar kelas.

c) Guru mengulang materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan soal dalam bentuk cerita ilustrasi.

d) Guru mengunakan media ” lintasan bilangan” untuk memberi pancingan jawaban siswa.

e) Guru menyuruh siswa mengerjakan 2 contoh soal tentang pengubahan tanda operasi hitung dan tanda bilangan pada operasi hitung bilangan bulat (penjumlahann + (-) menjadi pengurangan –) dengan bantuan media “lintasan bilangan”, secara berkelompok.

f) Guru menyuruh siswa mengerjakan 2 contoh soal tentang pengubahan tanda operasi hitung dan tanda bilangan pada operasi hitung bilangan bulat (pengurangan – (-) menjadi penjumlahan +) dengan bantuan media “lintasan bilangan”, secara berkelompok.

g) Siswa bersama guru membahas contoh-contoh soal yang telah dikerjakan siswa dengan bantuan media “lintasan bilangan”. h) Siswa dibagi dalam 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4

orang siswa yang heterogen berdasarkan tingkat kemampuan akademik dari hasil nilai ulangan harian kompetensi dasar yang sebelumnya.


(54)

34

i) Setiap kelompok diberikan LKS yang memuat 2 soal cerita ilustrasi 3 soal berbentuk kalimat matematika yang sejajar dengan contoh soal yang telah dibahas sebelumnya dan 1 buah media ”lintasan bilangan”.

j) Setiap siswa dalam kelompok mencoba memahami contoh soal dan cara pengerjaannya serta mencoba menyelesaikan 5 soal dengan bantuan 1 buah media ”lintasan bilangan”.

k) Siswa yang lebih menguasai dapat membantu menjelaskan kepada siswa yang belum menguasai materi, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi.

l) Siswa dalam kelompok diberikan kesempatan menanyakan hal-hal yang belum jelas tentang materi kepada guru.

m) Siswa bersama guru menuliskan beberapa jawaban pekerjaan kelompok di kertas manila yang telah dibagi 4 kolom.

n) Siswa mencoba membandingkan untuk mendapatkan sterategi penyelesaian operasi hitung bilangan bulat dengan bimbingan guru.

o) Siswa memperhatian penjelasan tentang ”game tournament” dari guru.

p) Setiap siswa dari perwakilan kelompok ditempatkan pada meja-meja tournament sesuai dengan kriteria kemampuan akademik. q) Setiap siswa bertanding dalam meja tournamen masing-masing


(55)

35

r) Siswa kembali ke kelompok masing-masing dan menghitung skor yang diperoleh, kemudian dilaporkan kepada guru.

s) Guru memberikan materi tentang hitung campuran bilangan bulat penjumlahan dan pengurangan dengan contoh soal cerita ilustrasi di papan tulis.

t) Guru mengunakan media ”lintasan bilangan” untuk memberi pancingan jawaban siswa.

u) Siswa dibagi dalam 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa yang heterogen (sesuai dengan sebelumnya). v) Setiap kelompok diberikan LKS yang memuat 2 soal cerita

ilustrasi 3 soal berbentuk kalimat matematika yang sejajar dengan contoh sebelumnya, dan 1 buah media ”lintasan

bilangan”.

w) Setiap siswa dalam kelompok mencoba memahami contoh soal dan cara pengerjaannya serta mencoba mengerjakan 5 soal dengan bantuan media ”lintasan bilangan”.

x) Siswa yang lebih menguasai dapat membantu menjelaskan kepada siswa yang belum menguasai materi, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi.

y) Siswa dalam kelompok diberikan kesempatan menanyakan hal-hal yang belum jelas tentang materi kepada guru.

z) Siswa memperhatian tentang penjelasan ”game tournament” dari guru.


(56)

36

å) Setiap siswa dari perwakilan kelompok ditempatkan pada meja-meja tournament sesuai dengan peningkatan kemampuan akademik pada saat tournamen pertemuan 1 (dilihat dari jumlah perolehan skor tiap siswa dari perwakilan kelompok).

ä) Setiap siswa bertanding dalam meja tournamen masing-masing (tanpa bantuan media ”lintasan bilangan”).

ö) Siswa kembali ke kelompok masing-masing dan menghitung total skor yang diperoleh, kemudian merangkum poinnya dan melaporkan kepada guru.

dd) Guru melakukan tes tertulis untuk mengukur keberhasilan siswa.

ee) Guru mengumumkan penghargaan untuk kelompok game tournamant berupa sertifikat berdasarkan kriteria (Tim Baik, Tim Sangat Baik, Tim Super).

2) Pelaksanaan Tindakan

Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.

3) Observasi

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan sebagai berikut. Tes tertulis dengan bentuk tes berupa tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal dan tes kuesioner motivasi belajar yang berbentuk pernyataan sebanyak 10 pernyataan.


(57)

37

Pada tahap ini guru melakukan kegiatan sebagai berikut.

a) Melakukan pengamatan terhadap kesulitan siswa dalam mengerjakan soal.

b) Melakukan penilaian tes tertulis dan membuat laporan hasil temuan.

c) Melakukan tes kuesioner motivasi belajar dan membuat laporan hasil temuan

d) Melakukan pengumpulan data, menghitung persentase keberhasilan belajar dan menghitung persentase tingkat motivasi belajar siswa.

4) Refleksi

Lembar observasi dan catatan selama kegiatan kemudian direnungkan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar yang dialami siswa dan dievaluasi untuk mengetahui kelemahan yang dilakukan pada pelaksanaan siklus 1. Hasil refleksi akan digunakan untuk menentukan perubahan tindakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang akan dilakukan pada siklus 2.


(58)

38

b. Siklus 2

1) Rencana tindakan

Pembelajaran terdiri dari 2 pertemuan x 70 menit. Tiap pertemuan 2 x 35 menit. Pada Siklus 2, guru merencanakan pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Membuka kegiatan pembelajaran dengan melakukan apersepsi. b) Guru mengulang materi tentang operasi hitung campuran

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan contoh soal cerita ilustrasi.

c) Guru membahas bersama siswa dengan bantuan media

”lintasan bilangan”.

d) Siswa dibagi dalam 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa yang heterogen sesuai dengan tingkat akademik dari hasil tes tertulis siklus 1.

e) Setiap kelompok diberikan LKS yang memuat 2 soal cerita ilustrasi dan 4 soal berbentuk kalimat matematika yang sejajar dengan contoh sebelumnya.

f) Setiap siswa dalam kelompok mencoba memahami contoh soal dan cara pengerjaannya serta mencoba mempraktikkan dengan mengerjakan 6 soal yang disediakan (tanpa media “lintasan bilangan).


(59)

39

g) Siswa yang lebih menguasai dapat membantu menjelaskan kepada siswa yang belum menguasai materi, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi.

h) Siswa dalam kelompok diberikan kesempatan menanyakan hal-hal yang belum jelas tentang materi kepada guru.

i) Siswa memperhatian penjelasan tentang ”game tournament” dari guru.

j) Setiap siswa dari perwakilan kelompok ditempatkan pada meja-meja tournament sesuai peningkatan prestasinya pada siklus 1.

k) Setiap siswa bertanding dalam meja tournamen masing-masing (tanpa media “lintasan bilangan”).

l) Siswa kembali ke kelompok masing-masing dan menghitung skor yang diperoleh dan merangkum poin kelompok, kemudian dilaporkan kepada guru.

m) Guru melakukan tes tertulis untuk mengukur keberhasilan siswa.

n) Guru mengumumkan penghargaan untuk kelompok game tournamant berupa sertifikat berdasarkan kriteria (Tim Baik, Tim Sangat Baik, Tim Super).

2) Pelaksanaan Tindakan


(60)

40

3) Observasi

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan sebagai berikut. Tes tertulis dengan bentuk tes berupa tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal dan tes kuesioner motivasi belajar yang berbentuk pernyataan sebanyak 10 pernyataan.

Pada tahap ini guru melakukan kegiatan sebagai berikut.

a) Melakukan pengamatan terhadap kesulitan siswa dalam mengerjakan soal.

b) Melakukan penilaian tes tertulis dan membuat laporan hasil temuan.

c) Melakukan tes kuesioner motivasi belajar dan membuat laporan hasil temuan.

d) Melakukan pengumpulan data, menghitung persentase keberhasilan belajar dan menghitung persentase tingkat motivasi belajar siswa.

4) Refleksi

Lembar observasi dan catatan selama kegiatan kemudian dikaji dan direnungkan sejauh mana peningkatan prestasi belajar dan peningkatan motivasi belajar siwa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TGT.


(61)

41

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya

Pada penelitian ini memiliki dua variable, yaitu: prestasi belajar dan motivasi belajar siswa. Indikator, data yang diperlukan, cara pengumpulan data, dan instrument yang digunakan dapat dilihat pada table berikut.

Table 3.2 Cara pengumpulan data, dan instrument yang digunakan.

Peubah Indikator Data yang diperlukan Cara pengumpulan data Instrument Prestasi Belajar Nilai rata-rata hasil tes siswa Hasil tes akhir setiap siklus Ulangan (Tes tertulis) Tes obyektif (Pilihan ganda) Motivasi Belajar Jawaban dari kuesioner Hasil jawaban kuesioner setiap siswa Pengukuran kuesioner Kuesioner motivasi belajar

Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data berupa tes pilihan ganda dan berupa pernyataan pada kuesioner motivasi belajar. Soal tes tertulis akan disusun sesuai dengan kompetensi dasar dan indikatornya dan pernyataan pada kuesioner motivasi belajar akan disusun dengan tingkat pemahaman siswa.

Soal tes tertulis yang digunakan peneliti adalah soal tes yang sudah diujikan validitas dan reliabilitasnya, sehingga dapat diketahui bahwa setiap item soal yang akan digunakan sahih dan andal. Soal yang sudah dibuat peneliti diuji cobakan validitas dan reliabilitasnya dahulu pada suatu kelas


(62)

42

yang tingkat kemampuan akademik siswanya setara dengan kelas yang akan digunakan untuk penelitian. Untuk itu, peneliti mengujikan soal pada siswa kelas V semester genap SDN Playen 1 tahun pelajaran 2011/2012. Validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur (Sudijono, 1995:182). Semakin banyak butir-butir item yang dapat dijawab dengan betul, maka skor-skor total hasil tes tersebut akan semakin tinggi, sebaliknya semakin sedikit butir-butir item yang dapat dijawab dengan betul maka skor-skor total hasil tes akan menurun. Jadi, jika skor-skor total yang dihasilkan tinggi maka butir-butir item tersebut akan menunjukkan kemantapannya. Untuk mengetahui validitas butir, peneliti mengunakan rumus korelasi product moment berikut:

  

 

 

 

2 2 2 2

. x x N y y

N

y x xy N rxy

Keterangan : x = nomor butir gasal y = nomor butir genap N = jumlah responden

Penafsiran harga koefisien korelasi diperoleh dengan membandingkan harga rxy dengan harga rxy tabel. Jika rxyrxy tabel, maka nomor butir tersebut valid. Sebaliknya apabila rxy < rxy tabel, maka nomor butir tersebut dikatakan tidak valid. Rumus tersebut nantinya akan digunakan peneliti untuk menghitung korelasi dengan program komputer SPSS for windows 17.


(63)

43

Berdasarkan indikator yang telah ditentukan oleh peneliti, soal yang akan diuji cobakan pada siswa yang setara sebanyak 40 butir. Dari 40 butir soal tersebut yang sudah memenuhi kriteria validitas akan digunakan 20 butir soal untuk tes ulangan dalam akhir siklus penelitian.

Selain validitas maka harus diukur juga reliabilitasnya. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 1992:4). Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Dalam mengetahui reliabilitas tes, peneliti akan mengunakan formula sperma-brown (hasil dari satu tes dibagi menjadi dua bagian) adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien reliabilitas tes secara total (tt= total tes)

= koefisien korelasi product moment antara separoh tes, dengan

separoh dari tes tersebut. 1 dan 2 = bilangan konstan.

Untuk mengetahui besarnya digunakan rumus korelasi product moment dengan keterangan: x = nomor butir gasal, y = nomor butir genap dan N = jumlah responden.

Apabila angka r hitung ≥ r table diartikan ada korelasi yang signifikan, instrument dianggap reliabel, jika angka r hitung < r table diartikan tidak ada korelasi yang signifikan (instrument tidak reliabel).


(64)

44

Penentuan validitas pernyataan kuesioner motivasi belajar dilakukan melalui konsultasi para ahli. Para ahli yang dimaksud , yaitu kedua dosen pembimbing. Pernyataan yang akan digunakan uji coba sebanyak 20 item pernyataan dan yang akan dipakai untuk penelitian sebanyak 10 item pernyataan. Siswa dapat memberi jawaban dengan memilih skor 0 jika tidak memberi pernyataan, 1 jika kurang setuju dengan pernyataan, 2 jika setuju, 3 jika setuju sekali.

E. Analisis Data

Kondisi awal prestasi belajar siswa didapat dari kondisi nilai pada kompetensi dasar yang sama dari siswa kelas IV semester genap SD BOPKRI Wonosari tahun pelajaran 2010/2011. Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Harapan kondisi prestasi siswa

No. Indikator Kondisi

Awal

Kondisi Akhir Siklus I

Kondisi Akhir Siklus II

1. Nilai rata-rata siswa 54,23 64,80 70,10 2. Persentase jumlah siswa

yang memenuhi KKM. 30,76% 58% 65%

Peningkatan prestasi belajar dinyatakan dalam nilai rata-rata yang diperoleh melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penskoran

Penskoran kemampuan siswa didapat dengan cara menghitung jumlah soal yang benar pada hasil ulangan tes akhir siklus.


(65)

45

Tabel 3.4 Penskoran nilai ulangan tes tertulis akhir siklus Tipe Jumlah

Soal

Skor maksimal

per nomor Total Pilihan

ganda 20 1 20

2. Penilaian

Skor yang diperoleh siswa diubah menjadi nilai dengan maksud agar hasil belajar lebih bermakna bagi siswa, dengan rumus:

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai = x 100 Jumlah skor maksimal

3. Menghitung nilai rata-rata.

Nilai rata-rata tes hasil belajar siswa kelas IV diperoleh dengan membagikan jumlah nilai seluruh siswa dengan jumlah siswa.

Nilai rata-rata dihitung dengan rumus:

keterangan:

∑n = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa N = Jumlah seluruh siswa.

Kondisi awal motivasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan adalah sebagai berikut:


(66)

46

Tabel 3.5 Harapan kondisi motivasi belajar siswa

No Indikator

Sangat

Rendah Tinggi Sedang Rendah

Sangat

Tinggi Kriteria

Rata-rata f % f % f % f % f %

1.

Tingkat awal motivasi belajar siswa

0 0 4 33,33 6 50 2 16,67 0 0 Cukup

2.

Tingkat akhir motivasi belajar siswa

0 0 6 50 2 16,67 0 0 4 33,33 Tinggi

Ketentuan penentuan kriteria berpedoman sebagai berikut. Tabel 3.6 Kriteria Motivasi Belajar

Kriteria Skor

Sangat Tinggi 25 -- 30

Tinggi 19 -- 24

Cukup 13 -- 18

Rendah 7 -- 12

Sangat Rendah 0 -- 6

Tingkatan motivasi belajar dinyatakan dalam skor dari koesioner yang diperoleh kemudian ditentukan menjadi kriteria-kriteria tingkatan motivasi belajar siswa.


(67)

47

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

A.Pelaksanaan Penelitian Siklus 1 1. Rancangan Kegiatan Siklus 1

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1, 12 set LKS pertemuan ke-1 dan 12 set LKS pertemuan ke-2 siklus 1, satu lembar kertas manila, spidol dan perekat, instrumen penelitian seperti lembar pengamatan belajar kelompok (6 lembar), 1 lembar pembagian kelompok belajar (pembagian sesuai dengan tingkat kesetaraan setiap anggota kelompok yang ditentukan dari prestasi akademik KD sebelumnya), 1 lembar pembagian meja tournament (pembagian meja A sampai dengan D disesuaikan dengan tingkat prestasi akademik KD sebelumnya), lembar skor game tournament (8 lembar), lembar rangkuman poin tim (8 lembar), media pembelajaran

“lintasan bilangan” (lembaran pohon pisang yang diberi tulisan angka-angka bilangan bulat secara berurutan dan dilengkapi dengan sebuah wayang gambar mobil dan sebuah wayang gambar seorang penyelam), bendera meja regu (merah, biru, hijau), bendera meja tournament (A, B, C, D), 4 set kartu soal untuk setiap meja tournament (@15 kartu), 4 set kartu kunci jawaban untuk setiap meja tournament (@15 kartu), kamera digital (mendokumentasi), 12 lembar soal ulangan tes tertulis (@20 pilihan ganda) dan lembar kuesioner motivasi belajar siswa (24 lembar).


(68)

48

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh satu orang pengamat yaitu guru teman sejawat (guru kelas 3). Pengamat (Ch. Yusti Lestari, S.Pd) tersebut membantu mengamati jalannya diskusi kelompok dan proses game tournament.

Indikator pembelajaran yang ditetapkan adalah:

5.4.1 Siswa dapat mengerjakan operasi hitung bilangan bulat dengan mengubah tanda operasi hitung penjumlahan menjadi operasi hitung pengurangan.

5.4.2 Siswa dapat mengerjakan operasi hitung bilangan bulat dengan mengubah tanda operasi hitung pengurangan menjadi operasi hitung penjumlahan.

5.4.3 Siswa dapat menyelesaikan operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menerapkan pengubahan tanda operasi hitungnya.

Indikator pembelajaran tersebut diharapkan dapat tercapai dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik team game tournament (TGT). Pembelajaran direncanakan dalam 3 pertemuan. Pertemuam pertama dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2012, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2012, sedangkan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2012.

Secara garis besar langkah-langkah kegiatan pembelajaran siklus 1 sebagai berikut:


(1)

233

ation Sig. (2-tailed) .74 0 1.0 00 .74 0 .00 3 .03 2 1.0 00 .71 6 .19 3 1.0 00 1.0 00 .80 3 .05 5 .78 0 .00 3 1.0 00 .21 0 .20 6 .48 9 .03 2 .48 9 .31 7 .30 0 .71 6 .61 9 .16 1 .19 3 .41 6 .21 0 .00 0 .16 1 .61 9 1.0 00 .20 6 .74 0 .28 9 .13 8 .31 7 .00 3 .48 9 .14 0

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 Skor total Pearso n Correl ation -.07 5 .13 3 .09 4 .78 1** .73 8** .04 2 .19 4 .32 2 .01 1 .04 7 .18 9 .45 9* .06 0 .78 1** .01 7 -.16 9 .04 0 .29 8 .73 8** .29 8 .25 9 .09 3 .19 4 -.25 2 .00 4 .32 2 .35 9 .07 7 -.06 9 .00 4 .21 7 .01 7 .04 0 .09 4 .44 0* -.33 3 .25 9 .78 1** .29 8 -.27 6 1 Sig. (2-tailed) .69 2 .48 2 .62 0 .00 0 .00 0 .82 5 .30 3 .08 2 .95 6 .80 4 .31 8 .01 1 .75 1 .00 0 .92 8 .37 3 .83 5 .11 0 .00 0 .11 0 .16 7 .62 4 .30 3 .17 9 .98 4 .08 2 .05 1 .68 5 .71 8 .98 4 .24 9 .92 8 .83 5 .62 0 .01 5 .07 2 .16 7 .00 0 .11 0 .14 0

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(2)

234

Reliabilitas Soal Siklus 2

Case Processing Summary

N

%

Cases

Valid

30

73.2

Excluded

a

11

26.8

Total

41

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value

.463

N of Items

20

a

Part 2 Value

-.320

b

N of Items

20

c

Total N of Items

40

Correlation Between

Forms

.164

Spearman-Brown

Coefficient

Equal Length

.282

Unequal Length

.282

Guttman Split-Half

Coefficient

.255

a. The items are: Item1, Item2, Item3, Item4, Item5, Item6, Item7, Item8,

Item9, Item10, Item11, Item12, Item13, Item14, Item15, Item16, Item17,

Item18, Item19, Item20.

b. The value is negative due to a negative average covariance among

items. This violates reliability model assumptions. You may want to

check item codings.

c. The items are: Item21, Item22, Item23, Item24, Item25, Item26,

Item27, Item28, Item29, Item30, Item31, Item32, Item33, Item34, Item35,

Item36, Item37, Item38, Item39, Item40.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Item1 28.23 10.668 -.190 .379

Item2 28.67 10.161 -.022 .357

Item3 28.23 10.254 -.024 .353

Item4 28.53 8.051 .706 .183

Item5 28.43 8.254 .655 .202

Item6 28.17 10.351 -.053 .354

Item7 28.20 10.028 .088 .335

Item8 28.43 9.564 .177 .315


(3)

Item10 28.67 10.437 -.107 .375

Item11 28.50 9.983 .032 .346

Item12 28.27 9.306 .350 .286

Item13 28.33 10.368 -.079 .366

Item14 28.53 8.051 .706 .183

Item15 28.47 10.533 -.136 .381

Item16 28.17 10.764 -.258 .380

Item17 28.50 10.466 -.116 .377

Item18 28.10 10.024 .245 .326

Item19 28.43 8.254 .655 .202

Item20 28.10 10.024 .245 .326

Item21 28.13 9.982 .184 .326

Item22 28.70 10.286 -.059 .364

Item23 28.20 10.028 .088 .335

Item24 28.60 11.421 -.390 .432

Item25 28.10 10.369 -.053 .349

Item26 28.43 9.564 .177 .315

Item27 28.37 9.482 .223 .306

Item28 28.17 10.282 -.018 .349

Item29 28.47 10.809 -.219 .397

Item30 28.10 10.369 -.053 .349

Item31 28.13 10.051 .140 .331

Item32 28.47 10.533 -.136 .381

Item33 28.50 10.466 -.116 .377

Item34 28.23 10.254 -.024 .353

Item35 28.40 9.214 .308 .286

Item36 28.20 11.200 -.423 .407

Item37 28.13 9.982 .184 .326

Item38 28.53 8.051 .706 .183

Item39 28.10 10.024 .245 .326


(4)

(5)

(6)