Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran serta
ketepatan atau keefektifan metode dalam mengajar.
C. Sertifikasi dan Sertifikasi Guru dalam Jabatan
1. Pengertian Sertifikasi
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga profesional Depdiknas:2007 http:www.depdiknas.go.id
. 2.
Sertifikasi Guru dalam Jabatan Profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan
praktik pendidikan yang berkualitas yang bertujuan guna menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran,
meningkatkan profesionalisme guru, serta mengangkat harkat dan martabat guru. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang
memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah
3. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi
a. Tujuan sertifikasi
Secara garis besar sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru yang pada akhirnya diharapkan berdampak pada
peningkatan mutu pendidikan Zamroni, http:www.sertifikasiguru.org. Tujuan lain diadakannya sertifikasi
guru yakni http:www.tkplb.org. 1
Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional
2 Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan
3 Meningkatkan martabat guru
4 Meningkatkan professional guru
b. Manfaat Sertifikasi
Adapun manfaat uji sertifikasi guru dapat diberikan sebagai berikut: Sawali Tuhusetya,
http:jalan-mendaki.blogspot.com 1
Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru.
2 Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan profesional. 3
Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi pengguna layanan pendidikan.
4 Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan LPTK dari
keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
5 Memperoleh tujangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi.
c. Sepuluh Komponen dalam Sertifikasi
Dalam Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 tentang sertifikasi guru dalam jabatan disebutkan bahwa sertifikasi guru dalam jabatan
dilaksanakan melalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio atau penilaian kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi
guru, dengan mencakup 10 sepuluh komponen yaitu: 1
Kualifikasi akademik 2
Pendidikan dan pelatihan 3
Pengalaman mengajar 4
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran 5
Penilaian dari atasan dan pengawas 6
Prestasi akademik 7
Karya pengembangan profesi 8
Keikutsertaan dalam forum ilmiah 9
Pengalaman organisasi dibidang pendidikan dan sosial 10
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan d.
Kualifikasi dan Kompetensi Keguruan 1
Kompetensi Pedagogik Meliputi:
a Pemahaman terhadap peserta didik, dengan indikator esensial:
memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif dan kepribadian dan mengidentifikasi
bekal-ajar awal peserta didik b
Perancangan pembelajaran, dengan indikator esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar
dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin
dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran yang dipilih.
c Pelaksanaan pembelajaran dengan indikator esensial: menata
latar setting pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d Perancangan dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar, dengan
indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi assesment proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar
mastery learning; dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran
secara umum e
Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, dengan indikator esensial:
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi nonakademik 2
Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal
yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai
dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai guru. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik
dan memiliki perilaku yang disegani. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai
dengan norma religius iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong, dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik
3 Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kemampuan yang dimaksud adalah
mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik dan memiliki indikator esensial, yaitu berkomunikasi secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, juga dengan orang tuawali peserta didik dan
masyarakat sekitar. 4
Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Penguasaan
substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial: pemahaman materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah; pemahaman struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar;
pemahaman hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
Penguasaan struktur dan metode keilmuan memiliki indikator
esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuanmateri bidang studi. Banyak ahli
pendidikan yang memberikan koreksi bahwa kompetensi professional seharusnya lebih cocok digunakan dengan istilah
kompetensi akademik.
D. Lama Mengajar