Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dan tulisan, antara melukis dan menulis. Melukis gambar bukanlah menulis. Seorang pelukis dapat saja melukis huruf-huruf Cina, tetapi tidak dapat dikatakan menulis, kalau dia tidak tahu bagaimana cara menulis bahasa Cina, yaitu kalau dia tidak tahu bagaimana cara menulis bahasa Cina beserta huruf-hurufnya. Dengan kriteria seperti itu, dapatlah dikatakan bahwa menyalinmengkopi huruf-huruf ataupun menyusun menset suatu naskah dalam huruf-huruf tertentu untuk dicetak bukanlah menulis kalau orang-orang tersebut tidak memahami bahasa tersebut beserta representasinya. 3. Narasi Narasi merupakan bagian dari wacana. Wacana adalah teks bacaan. Wacana merupakan rangkaian paragraf yang disusun dalam satu kesatuan maksud. Hubungan antarparagraf dalam wacana selalu saling berkaitan. Wacana terbagi atas lima, yaitu deskripsi, narasi, argumentasi, eksposipersuasi. Narasi adalah cerita. Narasi adalah rangkaian paragraf yang berupa kisah tentang seseorang atau kisah tentang sesuatu. Seseorang yang mengisahkan kebahagiaan dan penderitaan dalam hidupnya, lalu diimbang dengan suasana hati yang terlibat, ia sesungguhnya tengah menyampaikan wacana naratif. Ciri wacana ini terlihat dari teknik penyampaian yang menyelami suasana hati yang dialami oleh siapa pun Dadan Suwarna, 2012. 4. Metode Kooperatif Model Jigsaw Metode kooperatif model jigsaw berkembang dari adanya krisis dan konflik mengenai ras, etnik, dan geng yang berbeda di dalam kelas. Karena adanya krisis tersebut, siswa tidak mau bergabung dengan yang lain. Kemudian para guru mencari solusi dan jalan keluar untuk mengatasi krisis tersebut dengan menggabungkan proses belajar dan proses interaksi, maka lahirlah teknik jigsaw Elliot Aronson , 2011. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajardan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Ada beberapa pendekatan untuk model kooperatif, yaitu STAD Student Teams Achievement Devisions, tipe jigsaw, tipe investigasi kelompok, dan tipe pendekatan struktural. Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dkk di Universitas Texas, kemudian diadaptasi oleh Slaven dkk di Universitas Jhon Hopkins. Ditinjau dari sisi etimologi, jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti “gergaji”. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle, yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji jigsaw, yaitu siswa melakukan kegiatan belajar dengan cara bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Seperti yang diungkapkan Aronson 2011 bahwa teknik jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan grup kecil yang heterogen dan diawasi oleh guru.

1.6 Sitematika Penulisan

Sistematika penyajian penelitian tindakan kelas ini terdiri atas lima bab, yaitu : bab 1 berisi pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah operasional, dan sistematika penulisan, bab II berisi landasan teori yang akan digunakan peneliti untuk menganalisis masalah-masalah yang akan diteliti, yaitu mengenai kemampuan menulis, pengertian narasi, dan metode kooperatif teknik jigsaw, bab III berisi metode penelitian yang memuat tentang cara dan prosedur yang akan ditempuh oleh peneliti untuk memperoleh data, bab IV berisi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian, bab V berisi kesimpulan hasil penelitiaan, saranmasukan mengenai skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai peningkatan kemampuan menulis dan teknik jigsaw telah banyak dilakukan. Banyak sekali contoh penelitian terdahulu yang dapat peneliti jadikan contoh maupun acuan dalam penulisan skripsi ini, namun peneliti hanya menggunakan beberapa karya yang dianggap relevan. Seleksi diperlukan untuk menentukan karya yang baik dan kurang baik, hanya skripsi yang baik dan relevan yang saya pilih. Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan variabel-variabel yang peneliti gunakan sebagai acuan: 1. Veronika Pipin Mauli dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Media Gambar Seri dalam Pembelajaran Menulis Siswa Kelas IV SD Kanisius Kembaran Bantul Tahun Ajaran 20112012” Peneliti menggunakan acuan skripsi tersebut di atas untuk mendapatkan gambaran mengenai pembelajaran menulis narasi. Peneliti melihat gambaran mengenai materi menulis narasi dalam skripsi ini untuk kemudian dijadikan bahan dalam penelitian kali ini. Peneliti juga menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas PTK Kemmis dan Mc Taggart, sama seperti skripsi terdahulu sehingga memudahkan peneliti dalam menggunakan metode PTK Kemmis dan Taggart. Mengenai metode kooperatif tipe jigsaw, peneliti tidak melihat kesamaan sehingga perlu landasan penelitian terdahulu lainnya yang relevan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan mebaca intensif dengan metode kooperatif jingsaw pada siswa kelas VII Madasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011-2012

0 3 100

Peningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik student team Achievement division (STAD) : penelitian tindakan kelas pada siswa X SMA Yasih Bogor

1 27 140

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Peningkatan kemampuan menulis paragraf narasi dengan penggunaan metode field trip pada siswa kelas IX di SMP Dwiguna Depok

0 7 58

Peningkatan kemampuan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi melalui penerapan metode latihan individual (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)

1 28 108

Pengaruh penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasi di kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan Tahun ajaran 2013/2014

0 14 165

Peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik melalui metode inkuiri model Alberta

0 0 8

Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran means ends analysis (MEA)

0 1 8

Peningkatan kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menggunakan model creative problem solving (CPS)

0 1 6

Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik menggunakan model problem based learning (PBL) dengan berbantuan Software Geogebra

0 5 6