Metode Kooperatif Cooperative Learning Tipe Jigsaw

yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen, dan siswa bekerjasama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Dalam terapan tipe jigsaw, siswa dibagi menjadi berkelompok dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen. Materi pelajaran diberikan pada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggungjawab untuk mempelajari bagian tertentu dari bahan yang diberikan. Anggota dari kelompok lain mendapat tugas topic yang sama, yakni berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut dengan kelompok ahli Ibrahim, 1989. Langkah-langkah model jigsaw dibagi menjadi enam tahapan Nurhadi dan Agus Gerrard Tukiran, 2014, yaitu: 1 menyampaikan tujuan belajar dan membangkitkan motivasi, 2 menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi disertai penjelasan verbal, buku teks, atau bentuk lain, 3 mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar, 4 mengelola dan membantu siswa dalam belajar kelompok dan kerja di tempat duduk masing-masing, 5 mengetes penguasaan kelompok atas bahan ajar, 6 memberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar siswa. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut 1 melakukan kegiatan membaca untuk menggali informasi. Siswa memperoleh topik-topik permasalahan untuk dibaca, sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan tersebut, 2 diskusi kelompok ahli, siswa telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok, atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk menbicarakan topik permasalahan tersebut, 3 laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil yang didapatkan dari diskusi tim ahli, 4 kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi, 5 perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok. Menurut Stepen, Sikes dan Snapp 1978 Abdul Majid, 2013, mengemukakan langkah-langkah kooperatif model jigsaw sebagai berikut : 1 siswa dikelompokkan sebanyak 1-5 orang siswa, 2 tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda, 3 tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan, 4 anggota dari tim yang berbeda yang telah memperlajari sib bagian yang sama bertemu dengan kelompok baru kelompok ahli yang mendiskusikan sub bab mereka, 5 setelah selesai diskusi, sebagai tim ahli tiap anggota kembali kepada kelompok asli dan bergantian mengajar teman satu tim tentang sub bab yang mereka kuasai, dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama, 6 tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi, 7 guru memberi evaluasi. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan Ibrahim 1989, di antara kelebihannya adalah: 1 dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkerjasama dengan siswa lain, 2 siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan, 3 setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya, 4 dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif, 5 setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain. Sedangkan kekurangannya adalah: 1 membutuhkan waktu yang lama, 2 siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan temannya yang kurang pandai, dan kurang pandai pun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas PTK, penelitian ini dilakukan karena peneliti menemukan permasalahan di SMA BOPKRI Banguntapan. Melalui observasi awal yaitu wawancara dengan para guru bahasa Indonesia SMA BOPKRI Banguntapan, maka ditemukanlah satu permasalahan yang ingin diteliti yaitu menulis narasi. Pengambilan data dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk melihat situasi dan kondisi. Penelitian ini juga termasuk ke dalam ranah penelitian eksperimental, dikarenakan para siswa siswi kelas X SMA BOPKRI Banguntapan menjadi subjek penelitian untuk pengambilan data awal, kemudian menerapkan metode kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran, setelah itu dilakukan pengambilan data ulang untuk kemudian dibandingkan dengan data awal. Kasihani Kasbolah 2000 Hermawan, 2015 penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas. Penelitian ini pada dasarnya dilakukan untuk perbaikan pembelajaran bahasa Indonesia, terutama untuk meningkatkan kemampuan menulis para siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI Banguntapan.

3.2 Populasi dan Sampel

Subjek penelitian adalah para siswa kelas X SMA BOPKRI Banguntapan Bantul.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat :  SMA BOPKRI Banguntapan Bantul, yang berlokasi di Jalan Sukun No.94 Karangbendo, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. 2. Waktu :  Penelitian diperkirakan dilaksanakan pada awal semester ganjil, sekitar bulan Agustus-September.

3.4 Model Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK. PTK banyak dikembangkan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah a Kemmis dan Carr 1986, b Ebbut 1985, c Kemmis dan Mc Taggart 1982, d Kurt Lewin 1992. Model penelitian yang diambil adalah model PTK Kemmis dan Mc Taggart, dengan empat komponen utama, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Empat langkah tersebut digambarkan seperti berikut Hermawan, 2015. Gambar 3.1 PTK Kemmis dan Mc Taggart

3.5 Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian terbagi dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan, setiap pertemuan diadakan penelitian guna mengambil data. Rincian pelaksanaan tiap siklus sebagai berikut. 3.5.1 Siklus 1 Siklus pertama diadakan dalam kurun waktu satu kali pertemuan. Pertemuan dilakukan dan diberi tindakan atas dasar rencana yang dipersiapkan sebelumnya, yaitu 1 perencanaan, 2 pelaksanaan tindakan, 3 pengamatan, dan 4 refleksi. Berikut uraiannya. 1. Perencanaan Tahap ini adalah tahap menentukan materi dan media penelitian, kemudian dirangkum dalam RPP Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dengan memperhatikan silabus. Materi berupa menulis narasi kelas X dan metode yang digunakan adalah metode kooperatif tipe jigsaw. Pada siklus pertama, guru menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya. 2. Pelaksanaan tindakan Sesuai dengan RPP, guru mengajarkan materi dengan metode kooperatif teknik jigsaw, dengan rincian sebagai berikut. a Guru memberikan tes awal untuk mengetahui kondisi siswa. b Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. c Guru menyampaikan materi mengenai menulis narasi. d Guru menyampaikan mengenai teknik jigsaw, membagi siswa ke dalam kelompok asal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e Guru menerangkan tugas masing-masing siswa, kemudian membagi lagi ke dalam kelompok ahli. f Di dalam kelompok ahli, guru memberikan teks narasi untuk didiskusikan. Tiap kelompok mendapat teks yang berbeda. g Siswa kembali ke kelompok asal, setiap siswa secara bergiliran menceritakan teks yang didapat dalam kelompok ahli. h Siswa dalam kelompok asal menyusun cerita narasi kembali menurut versi mereka. i Beberapa kelompok maju ke depan untuk menjabarkan hasil kerja kelompoknya. 3. Pengamatan dan Observasi Selama pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan pengamatan dan observasi. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan untuk refleksi siklus berikutnya. 4. Refleksi Pada tahapan ini, peneliti bersama guru melakukan refleksi terkait penelitian yang telah dilakukan. 3.5.2 Siklus 2 Sama seperti siklus satu, siklus dua diadakan dalam jangka waktu satu kali pertemuan, dengan tindakan yang telah dipersiapkan sebelumnya 1 perencanaan, 2 pelaksanaan tindakan, 3 pengamatan, dan 4 refleksi. Keempat hal tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Perencanaan Mengacu pada siklus satu. Materinya adalah menulis narasi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Pelaksanaan tindakan Langkah-langkah siklus dua sebagai berikut. 1 Guru memberikan tes awal untuk mengetahui perkembangan siswa. 2 Guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai. 3 Guru menyampaikan materi pembelajaran 4 Guru menerapkan teknik jigsaw, membagi siswa ke dalam kelompok asal. 5 Guru menerangkan tugas masing-masing siswa, kemudian membagi lagi ke dalam kelompok ahli. 6 Di dalam kelompok ahli, guru memberikan teks narasi untuk didiskusikan. Tiap kelompok mendapat teks yang berbeda. 7 Siswa kembali ke kelompok asal, setiap siswa secara bergiliran menceritakan teks yang didapat dalam kelompok ahli. 8 Siswa dalam kelompok asal menyusun cerita narasi kembali menurut versi mereka. 9 Beberapa kelompok maju ke depan untuk menjabarkan hasil kerja kelompoknya. 10 Hasil kerja dikumpulkan kepada guru. 11 Peneliti memeriksa perkembangan siswa. 3. Pengamatan dan Observasi Peneliti melakukan pengamatan dan observasi ketika pembelajaran berlangsung. Peneliti mengamati perbandingan siklus dua dengan siklus pertama. 4. Refleksi Pada tahap ini, peneliti bersama guru melakukan refleksi mengenai proses, masalah, dan kendala selama penelitian. Guru memberi saran dan tanggapan kepada peneliti mengenai tindakan yang telah dilaksanakan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara Wawancara yang dipakai adalah wawancara mendalam in-depth interviewing yang bersifat lentur, tidak berstruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dan dilakukan berulang pada informan yang sama Sutopo 1996 Sudiatmi,dkk, 2010. Wawancara ini memang dilakukan pada keadaan santai, di mana guru dan peneliti dalam keadaan nyaman untuk berbincang-bincang. Seperti pernyataan Sutopo di atas bahwa wawancara ini bersifat lentur, tidak ketat, dan dalam suasana non formal. Peneliti mewawancarai guru dalam keadaan sedang istirahat, sekedar pertanyaan sederhana yang dapat dijadikan fakta untuk penelitian ini. Guru yang diwawancarai ada dua orang guru bahasa Indonesia. Selain guru, wawancara ini juga dilakukan pada beberapa siswa. Instrumen wawancara: Guru 1 Apa saja persiapan guru sebelum mengajar? 2 Bagaimanakah cara untuk menyambungkan antara materi dengan kehidupan nyata? 3 Apa saja kesulitan dalam mengajar? 4 Apakah siswa mengalami kesulitan atau hambatan keterampilan berbahasa? 5 Apa saja metode yang digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut? 6 Bagaimana hasil yang diperoleh siswa dengan metode yang digunakan? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan mebaca intensif dengan metode kooperatif jingsaw pada siswa kelas VII Madasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011-2012

0 3 100

Peningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik student team Achievement division (STAD) : penelitian tindakan kelas pada siswa X SMA Yasih Bogor

1 27 140

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Peningkatan kemampuan menulis paragraf narasi dengan penggunaan metode field trip pada siswa kelas IX di SMP Dwiguna Depok

0 7 58

Peningkatan kemampuan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi melalui penerapan metode latihan individual (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)

1 28 108

Pengaruh penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasi di kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan Tahun ajaran 2013/2014

0 14 165

Peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik melalui metode inkuiri model Alberta

0 0 8

Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran means ends analysis (MEA)

0 1 8

Peningkatan kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menggunakan model creative problem solving (CPS)

0 1 6

Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik menggunakan model problem based learning (PBL) dengan berbantuan Software Geogebra

0 5 6