Uji Normalitas Siklus I Uji Normalitas Siklus II

3 orang siswa yang tuntas KKM dengan presentase 13,63. Kendala terbesar dalam penerapan siklus I adalah terbatasnya waktu sehingga banyak siswa yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya. Siswa yang memenuhi KKM ditafsirkan sebagai siswa yang cepat dan rajin dalam mengerjakan tugas sehingga dalam keterbatasan waktu pun dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga dapat mencapai KKM. Nilai rata-ratamean mengalami peningkatan walaupun tidak menonjol yaitu 59,76. Pada tahap siklus II mengalami peningkatan yang cukup tajam. Nilai rata- ratamean adalah 89,72. Presentase ketuntasan siswa adalah 81,81. Peningkatan yang tajam terjadi karena kendala pada siklus I tidak terulang di siklus II. Materi yang berjalan lancar sesuai rencana dan waktu yang cukup membuat semua siswa yang hadir pada saat itu yaitu 18 siswa tuntas semua. Grafik 4.3.1 Nilai Rata-rata dari Prasiklus, siklus I, dan siklus II

4.5 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama mengalami beberapa kendala yang menyebabkan kegagalan, hal itu terbukti hanya 3 orang siswa yang lulus dengan presentase 13,63 sedangkan sisanya 86,36 belum tuntas. Peneliti bersama guru mencari solusi dan pembenahan untuk siklus dua. Siklus dua menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Siswa yang lulus dalam siklus dua ada 18 orang dengan presentase keberhasilan 81,81 dan kegagalan hanya 18,18 saja. Dari data di atas, menunjukkan bahwa ada peningkatan yang cukup tajam dalam hal ketuntasan belajar. Jarak perbedaan antara siklus satu dan siklus dua sangat jauh. Hal itu dikarenakan kesalahan dalam siklus satu tidak terulang di siklus dua sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Satu-satunya kendala pada siklus 2 adalah ada empat orang siswa yang tidak hadir dan keempatnya dinyatakan tidak tuntas. Siswa dengan presentase perolehan skornya jauh dari skor maksimal kemungkinan memiliki beberapa kesulitan. Kesulitan tersebut antara lain kurangnya minat menulis, kurangnya motivasi untuk menulis, pemahaman yang kurang tentang teks narasi. Metode kooperatif teknik jigsaw adalah sebuah sarana belajar untuk meningkatkan minat menulis, motivasi menulis, dan pemahaman tentang teks narasi. Peneliti memberikan wadah bagi para siswa untuk berkembang dalam hal kemampuan menulis. Peneliti juga memberikan pemahaman tentang teks narasi. Para siswa siswi dilatih mandiri dan bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Pada siklus kedua hampir semua siswa skornya mendekati maksimal, hal ini dikarenakan kesulitan-kesulitan belajar mereka sudah agak teratasi. Hal tersebut memang belum sempurna, perlu penerapan berulang-ulang dan berkesinambungan oleh guru agar presentase ketuntasan siswa semakin meningkat.

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan mebaca intensif dengan metode kooperatif jingsaw pada siswa kelas VII Madasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011-2012

0 3 100

Peningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik student team Achievement division (STAD) : penelitian tindakan kelas pada siswa X SMA Yasih Bogor

1 27 140

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Peningkatan kemampuan menulis paragraf narasi dengan penggunaan metode field trip pada siswa kelas IX di SMP Dwiguna Depok

0 7 58

Peningkatan kemampuan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi melalui penerapan metode latihan individual (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)

1 28 108

Pengaruh penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasi di kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan Tahun ajaran 2013/2014

0 14 165

Peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik melalui metode inkuiri model Alberta

0 0 8

Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran means ends analysis (MEA)

0 1 8

Peningkatan kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menggunakan model creative problem solving (CPS)

0 1 6

Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik menggunakan model problem based learning (PBL) dengan berbantuan Software Geogebra

0 5 6