Reaksi pikiran positif Reaksi pikiran negatif

apa? Saya sering secara refleks.. itu saya lanjutkan kalo saya sedang bagus.” A, 34.1-6

c. Pemahaman positif

Peningkatan kesadaran dalam diri A membuat pola pikir A berubah ke arah yang positif. A menjadi tahu bahwa apapun yang terjadi merupakan bentukan dari pikiran A. “Tapi sekedar sekarang menyenangkan enggak menyenangkan itu persepsi karena tadi pikiran sendiri. Itu adalah respon pikiran, kalau dipikir ya dunia yang terjadi dalam pikiran. Dunia yang objektif tu nggak pernah terlihat munculnya, selalu dunia yang subjektif.. Berarti kalo mau menyelesaikan masalah ya menyelesaikan yang di dalam.. ya minimal kepedean itu ada. Kapanpun, apapun yang terjadi sebetulnya pikiran itu sendiri.” A, 52.1-9 Melalui meditasi, A juga dapat mengetahui kebiasaan- kebiasaan buruk yang terdapat dalam dirinya. “Jadi meditasi dapat melihat habit saya, duduk nggak betah, gampang menyerah. Saya begitulah orangnya, kalo nggak betah ya udah yang ini nggak usah aja atau ini jam saya pasti rusak atau kalo bel ini mesti front office saya lupa ngebel masa lama sekali disini. Saya ya kaya gitulah orangnya tidak yakin dan tidak percaya sama eksternal thing bahwa itu akan berjalan dengan baik. Atau tidak percaya sama feature yang akan terjadi. Saya punya kegelisahan dan ketid akpercayaan diri.” A, 74.1-10

d. Reaksi pikiran positif

Peningkatan kesadaran dan pemahaman yang kini dimiliki A membuat diri A mampu mengkonfrontasi pemikiran yang salah. “Saya hanya duh orang ini nyebelin banget terus saya mempersepsi siapa yang nyebelin siapa yang bilang.. Kalo tidak, dipikir nyebelinnya dimana? Siapa yang nyebelin.. walaupun kadang-kadang saya gunakan untuk ngeblok pikiran, walaupun Huatou tidak digunakan untuk menblok pikiran, tapi saya gunakan supaya ini nggak mikir ngelantur-ngelant ur.” A, 54.6-13 A juga mampu berpikir dengan sudut lain atau berpikir sederhana bila mendapat suatu masalah. “Misalnya staff mereka berarti menyepelekan mu tapi saya ah check out aja. Kadang-kadang saya juga berpikir ya leadership penting untuk menjalankan mengkoordinasi tapi kalo mereka lepas dari jalur koordinasi bukan berarti mereka menyepelekan leadership mungkin mereka hanya sekedar pengen malas-malasan. Jadi saya berusaha berpikir dengan sudut yang lain.” A, 24.1-8 “Terakhir juga misalnya lampu mati.. ngidupin genset trus misal gensetnya meledak.. mungkin saya akan berpikir saya bisa apa sekarang... kalo nggak ada saya akan duduk dan rileks.. saya paling bilang ke front officer..hal terbagus yang bisa saya lakukan adalah kelas berikutnya jam 9.30 kamu cancel. Orang-orangnya kamu smsin kelas hari ini cancel karena mati lampu... Kalo saya nggak berpikir dengan cara yang lebih simpel saya akan berpikiran panjang.” A, 46.1-11 Meskipun demikian, terkadang respon untuk menyalahkan yang dimiliki A masih mudah keluar. Biasanya bila hal itu terjadi, maka A akan melihat pikirannya setelah ia menyalahkan. “Nah kemudian, pertama kita berpikir orang itu useless tapi juga usefull. Kedua kalo mau dibuat pride.. ini label saya, persepsi saya. Kalo pikiran ini tidak mempersepsi ya kejadian itu ya hanya kejadian.” A, 38.1-5

e. Reaksi pikiran negatif

Perubahan-perubahan positif memang telah terjadi dalam diri A, akan tetapi hingga kini ia masih memiliki kebiasaan cepat menyalahkan orang di luar dirinya. “keluar dulu maksudnya gini.. nyalahkannya lebih cepat keluar dulu, bukan marah-marahnya yang keluar dulu. Nyalahkan dulu, tapi nyalahkannya lebih cepat. Melihat masalahnya di luar itu lebih cepat.. aduh orang ini memang useless .. lebih cepat.” A, 37.1-6 A akan berpikiran bahwa dirinya tidak benar dan egois. A juga akan menilai dirinya sebagai meditator yang buruk. Semua hal ini dilakukan A bila amarah A keluar. “Kalo disitu ada orang yang sakit dan dia diantar dengan cepat.. oo mungkin sopir itu benar, saya yang ngawur.. Saya hanya mikir itu ngawur, sangat egois mengganggu jalan memakai jalan yang lain terutama saya.” A, 19.3- 7 “Jadi saya bilang hal yang valuenya nggak susah work, susah nggak work. Saya tau wah saya bad practisioner .” A, 44.1-3

f. Reaksi emosi negatif