C. Regulasi Emosi dalam Meditasi Mindfulness
Regulasi emosi merupakan suatu proses guna menghadapi berbagai hal yang mengganggu kondisi emosi Hoeksema, 2012. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan regulasi emosi, diantaranya adalah tingkat kesadaran dan pemahaman yang dimiliki oleh
seseorang individu. Thompson dalam Strongman, 2003 menyatakan bahwa regulasi emosi merupakan proses yang dipengaruhi oleh kesadaran. Semakin
baik kesadaran seseorang, maka semakin adaptif pula regulasi emosi yang dimiliki. Beberapa teori regulasi emosi juga menyatakan bahwa regulasi emosi
yang adaptif juga dipengaruhi oleh pemahaman yang dimiliki seseorang Hoeksema, 2012.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa regulasi emosi seseorang dapat ditingkatkan. Adapun salah satu cara untuk
meningkatkan kemampuan regulasi emosi tersebut adalah dengan meditasi mindfulness. Menurut BPM, dengan meditasi mindfulness, kesadaran
seseorang dilatih agar dapat menyadari objek-objek yang tertangkap sebagaimana adanya tanpa disertai reaksi pikiran untuk melekat atau menolak
objek tersebut. Praktik dari meditasi mindfulness yang terus menerus akan membantu seseorang memiliki pemahaman akan kenyataan hidup bahwa
segala sesuatu yang ada senantiasa berubah. Hal-hal yang berubah itulah yang menyebabkan terjadinya penderitaan. Selain itu, dengan meditasi mindfulness
seseorang dapat memiliki pemahaman tentang ketiadaan intikosong dari seluruh hal yang terjadi atau dialami. Setelah memiliki tiga pemahaman ini
seseorang dapat berkurang kemelekatannya. Oleh karena itu, seseorang mampu mencapai batin yang tenang Grabovac, dkk., 2011.
Melalui latihan dari meditasi mindfulness tersebut, seseorang juga memiliki kognitif yang fleksibel dan mampu menetapkan respon emosi yang
baik Hayes dan Feldman, 2004. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa orang yang mindful merupakan orang yang memiliki regulasi emosi yang
adaptif Chambers dkk., 2009. Orang tersebut akan jarang untuk menghindar dari masalah, jarang memiliki pikiran yang tumpang tindih, kekhawatiran, dan
perasaan negatif yang berlebihan. Oleh karena itu, seseorang yang mindful dapat memahami suatu permasalahan dengan baik tanpa berfantasi tentang
akhir yang positif atau diam tanpa kejelasan rencana dalam menghadapinya Hayes Feldman, 2004.
Oleh karenanya, tidak mengherankan bila meditasi mindfulness mampu meningkatkan regulasi emosi seseorang. Bahkan, memperbaiki
gangguan regulasi emosi para penderita gangguan kecemasan secara umum Roemer dkk., 2009
dan gangguan kecemasan sosial Goldin Gross, 2010. Meditasi ini mampu mengurangi bentuk-bentuk perasaan negatif Collard
dkk., 2008 dan meningkatkan pikiran yang positif Branstrom dkk., 2010. Sehingga, kondisi well-being pun dapat tercapai Carmody Baer, 2008.
Walaupun meditasi mindfulness dapat meningkatkan awareness dan pemahaman seseorang, kedua hal tersebut dapat melemah bila tidak
dipertahankan. Melemahnya kesadaran yang dimiliki oleh para meditator tentu akan membuat seseorang terbawa oleh keadaan yang ada. Bila kesadaran
tersebut berkurang, maka pemahaman-pemahaman yang dimiliki juga melemah bahkan menghilang Sudrijanta, 2012. Melemahnya kesadaran dan
pemahaman yang ada membuat seorang meditator kurang fleksibel dalam berpikir dan merespon secara emosi Greeson, 2009; Gross dalam Strongman,
2003. Meditasi mindfulness memang memberikan efek positif terhadap
regulasi emosi, tetapi baru sedikit penelitian yang dilakukan untuk melihat manfaat atau efek meditasi mindfulness terhadap regulasi emosi secara
mendalam. Oleh karena itu, hubungan antara kedua hal tersebut masih kurang jelas Chamber, dkk., 2009.
Berdasarkan pernyataan dan fakta-fakta yang ada, maka hubungan tersebut dapat diketahui dengan melihat perubahan yang terjadi pada regulasi
emosi para meditator Brown Cordon dalam Diddona, 2009; Dorje, 2010; Grabovac, dkk., 2011. Oleh karena itu, untuk mengungkap fenomena yang
ada ini,
peneliti akan
menggunakan pendekatan
Interpretative Phenomenological Analysis IPA untuk mengambil dan mengolah data yang
ada.
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Strategi Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Perubahan Regulasi Emosi Para Meditator Mindfulness
”, peneliti akan menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan oleh peneliti karena metode kualitatif mampu
menghasilkan data yang mendalam dan mendetail tentang sebuah fenomena Patton, 2002; Polkinghorne, 2005. Secara spesifik, peneliti menggunakan
metode Interpretative Phenomenological Analysis IPA. Metode IPA merupakan metode yang bertujuan untuk mengeksplorasi
persepsi dan pengalaman dari para subjek penelitian Pringle, Drummond, McLafferty, Hendry, 2011. Eksplorasi tersebut dilakukan melalui
wawancara yang mendalam. Oleh karena itu, dapat diperoleh pengalaman langsung para subjek akan suatu fenomena Patton, 2011. Kemudian analisis
dilakukan berdasarkan kata-kata yang keluar dari para subjek. Melalui data tersebut, peneliti akan mengetahui reaksi kognitif dan afektif dari para subjek
terhadap suatu fenomena yang terjadi. IPA percaya bahwa terdapat suatu hubungan yang saling terkait antara pengalaman yang dialami, makna yang
dimiliki subjek, reaksi emosi akan pengalaman tersebut, dengan apa yang dikatakan subjek Smith, 2011.
Apapun yang dikatakan oleh para subjek merupakan sebuah bentuk refleksi yang bersifat retrospective. Refleksi akan sebuah pengalaman hidup