41
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data 1. Metode
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei.
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan skala pada subjek dan langsung diisi oleh subjek. Peneliti
dibantu oleh asisten dalam proses pengambilan data. Asisten sendiri merupakan seseorang yang sudah diberi penjelasan tentang metode
pengambilan data, sehingga mempermudah dan mempercepat proses pengambilan data.
2. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala Likert yang terdiri dari 2 jenis item, yaitu item yang berisi pernyataan yang
mendukungmemihak objek sikap favorable dan item yang berisi pernyataan
yang tidak
mendukungmemihak objek
sikap unfavorable. Rentangan pilihan jawaban pada skala yaitu, Sangat
Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Penggunaan skala sebagai alat ukur pada penelitian ini akan
memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data karena lebih efektif. Selain itu, data yang dikumpulkan akan lebih kaya karena peneliti
dapat mengambil data dari banyak subjek dalam sekali pengambilan data.
42
Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala gaya kelekatan dan skala ekspresi emosi marah yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Skala Gaya Kelekatan
Skala ini mengukur gaya kelekatan yang disusun berdasarkan karakterisitik dari masing-masing gaya kelekatan pada teori
Bartholomew Horowitz 1991 yang disempurnakan lagi oleh Dale Griffin dan Kim Bartholomew 1994. Teori tersebut
membagi gaya kelekatan dalam empat sub variabel gaya kelekatan, yaitu gaya kelekatan aman, takut-menghindar, terpreokupasi, dan
menolak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala gaya kelekatan
dari peneliti lain yang meneliti hubungan antara gaya kelekatan dengan konformitas pada remaja Pratama, 2014. Skala tersebut
dapat digunakan pada penelitian ini karena mengangkat konsep teori yang sama. Selain itu, skala gaya kelekatan tersebut sesuai
untuk digunakan pada sampel penelitian ini, yaitu remaja berusia 13 sampai 20 tahun. Peneliti melihat bahwa tidak mudah
menemukan skala gaya kelekatan yang sesuai dengan konteks Indonesia karena tidak cukup banyak skala gaya kelekatan yang
diadaptasi dengan baik. Peneliti juga melihat bahwa skala gaya kelekatan Pratama, 2014 merupakan skala yang cukup baik
karena telah dilakukan uji coba sebanyak tiga kali, sehingga menghasilkan validitas dan reliabilitas yang cukup baik. Peneliti