Faktor-faktor Pembentuk Kelekatan Kelekatan 1. Definisi Kelekatan

27 emosi mereka karena remaja dituntut untuk lebih dewasa, sedangkan mereka masih mencari tahu jati diri mereka yang sebenarnya. Hal tersebut dapat menimbulkan stress tersendiri pada diri remaja, sehingga dapat mempengaruhi emosi remaja Papalia Olds, 2009. Di sisi lain, pada masa remaja terjadi perubahan hormonal yang membuat mereka belum beradaptasi sepenuhnya terhadap perubahan hormonal tersebut, sehingga berpengaruh terhadap emosi remaja Santrock, 2007. Pengalaman lingkungan juga dapat memberikan pengaruh terhadap emosi remaja. Faktor-faktor lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh dua sampai empat kali terhadap depresi dan kemarahan remaja Brooks-Gunn Warren 1989, dalam Santrock, 2007. Selain itu, pengalaman yang menekan dalam lingkungan sosial, seperti transisi sekolah menengah dan munculnya pengalaman seksual, serta relasi romantis dapat meningkatkan emosi-emosi negatif pada diri remaja Santrock, 2007. Di sisi lain, remaja yang mampu menyadari siklus emosionalnya dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi emosi-emosinya dan dapat mengekspresikan emosi dengan cara-cara yang tidak menyakiti orang lain agar relasi mereka dengan orang lain tetap terjaga Saarni, 1999, dalam Santrock, 2007. Meningkatnya kemampuan kognitif dan kesadaran diri remaja dapat mempersiapkan mereka dalam mengatasi stress dan fluktuasi emosional secara lebih efektif. Meskipun demikian, banyak remaja 28 yang tidak dapat mengelola emosinya secara lebih efektif, sehingga mereka lebih rentan mengalami depresi, marah, dan tidak dapat mengekspresikan emosinya dengan baik Santrock, 2007. Pada permulaan remaja, rata-rata individu tidak memiliki pengetahuan untuk membuat keputusan yang tepat di semua bidang kehidupan. Remaja yang mengalami kelekatan aman di usia 14 tahun akan cenderung memiliki relasi yang eksklusif dan merasa nyaman dalam hubungan dekat Santrock, 2003. Hal tersebut menyebabkan remaja dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka, sehingga mereka lebih siap mempertimbangkan sudut pandang dan memahami pikiran serta perasaan orang lain. Kemandirian emosional merupakan salah satu tugas penting pada masa remaja karena remaja diharapkan mampu mengelola emosinya Hurlock, 1973. Hal tersebut dikarenakan masa remaja sebagai masa menuju kedewasaan dan remaja diharapkan mampu memiliki emosi yang stabil, sehingga dapat mempersiapkan mereka dalam menghadapi stress dan fluktuasi emosional secara lebih efektif Santrock, 2007. Remaja yang mampu mengelola emosinya, terutama emosi marah, diharapkan dapat mengontrol emosi dan memiliki pengungkapan emosi yang lebih baik Papalia Olds, 2009. 29

D. Dinamika Hubungan Antara Gaya Kelekatan dengan Ekspresi Emosi Marah Konstruktif pada Remaja

Masa remaja dikatakan sebagai masa storm and stress yang merujuk pada kemarahan disertai sifat yang meledak-ledak, serta faktor-faktor emosi dan fisik yang dapat mengganggu fungsi normal pada remaja Hurlock, 1973. Hal tersebut menunjukkan bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh tekanan dan adanya perkembangan pesat yang mencakup perkembangan fisik, kognitif, maupun psikologis. Masa remaja dikatakan sebagai masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, sehingga remaja mulai dituntut untuk mandiri Santrock, 2007. Kemandirian emosional merupakan salah satu tugas penting pada masa remaja karena remaja diharapkan mampu mengelola emosinya Hurlock, 1973. Hal tersebut dikarenakan masa remaja sebagai masa menuju kedewasaan dan remaja diharapkan mampu memiliki emosi yang stabil, sehingga dapat mempersiapkan mereka dalam menghadapi stress dan fluktuasi emosional secara lebih efektif Santrock, 2007. Di sisi lain, pengalaman lingkungan juga dapat memberikan pengaruh terhadap emosi remaja. Faktor-faktor lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh dua sampai empat kali terhadap depresi dan kemarahan remaja Brooks-Gunn Warren 1989, dalam Santrock, 2007. Hal tersebut menunjukkan bahwa tuntutan lingkungan terhadap remaja dapat menjadi tekanan tersendiri bagi mereka, sehingga remaja menjadi stress yang dapat