44
b. Skala Ekspresi Emosi Marah
Skala ini mengukur ekspresi emosi marah yang disusun berdasarkan aspek-aspek ekspresi emosi marah konstruktif dari
teori Robert Nay 2007. Peneliti menggunakan teori tersebut karena teori tersebut cukup rinci dalam memaparkan ekspresi
emosi marah konstruktif, sehingga memudahkan peneliti dalam pembuatan skala. Skala ini mengukur tingkat ekspresi emosi marah
yang disusun berdasarkan 5 indikator ekspresi emosi marah konstruktif yang dirangkum dari teori yang dikemukakan oleh
Robert Nay 2007. Kelima indikator tersebut adalah : a.
Pengungkapan emosi marah melalui bahasa dan perilaku yang mudah dipahami orang lain.
b. Pengontrolan perilaku emosi marah agar tidak menyakiti orang
lain. c.
Pengontrolan perilaku emosi marah agar tidak menyakiti diri sendiri.
d. Kesediaan untuk mendengarkan pendapat orang lain.
e. Kemampuan untuk melihat peluang atau alternatif solusi.
Pemberian skor pada skala ekspresi emosi marah didasarkan pada item favorable dan unfavorable. Skor didapatkan dari total skor skala
ekspresi emosi marah yang dihitung berdasarkan respon subjek.
45
Semakin tinggi skornya, maka ekspresi emosi marah subjek cenderung konstruktif.
Tabel 3.2. Respon dan Skor Item-item Favorable-Unfavorable pada Skala
Ekspresi Emosi Marah Respon
Skor Favorable Skor Unfavorable
Sangat Setuju SS 4
1 Setuju S
3 2
Tidak Setuju TS 2
3 Sangat Tidak Setuju STS
1 4
46
Tabel 3.3. Blueprint dan Distribusi Item Skala Ekspresi Emosi Marah Sebelum
Uji Coba EKSPRESI
EMOSI MARAH
ITEM JML
ITEM Favorable
Unfavorable
Pengungkapan emosi marah
melalui bahasa dan perilaku yang
mudah dipahami orang lain
1, 6, 15, 18, 28, 49, 51,
61 11, 26, 33,
41, 45, 56, 60, 63
16 20
Jumlah 8
8 16
Pengontrolan perilaku emosi
marah agar tidak menyakiti orang
lain 3, 23, 25,
27, 36, 48, 52, 64, 68
12, 21, 22, 30, 32, 40,
44, 46, 54 18
20
Jumlah 9
9 18
Pengontrolan perilaku emosi
marah agar tidak menyakiti diri
sendiri 7, 10, 17,
24, 35, 53, 65
2, 13, 14, 37, 42, 57, 69
14 20
Jumlah 7
7 14
Kesediaan untuk mendengarkan
pendapat orang lain
8, 31, 34, 38, 39, 43,
47, 4, 5, 16, 19,
20, 58, 59, 14
20 Jumlah
7 7
14 Kemampuan
untuk melihat peluang atau
alternatif solusi 9, 55, 62, 70
29, 50, 66, 67 8
20 Jumlah
4 4
8
Jumlah total 70
100
47
Tabel 3.4. Blueprint dan Distribusi Item Skala Ekspresi Emosi Marah pada Uji
Coba Kedua
EKSPRESI EMOSI MARAH
ITEM JML
ITEM Favorable
Unfavorable
Pengungkapan emosi marah
melalui bahasa dan perilaku yang
mudah dipahami orang lain
2, 6, 13, 17, 38, 53, 57,
66, 24, 34, 35, 40,
47, 50, 68, 72 16
20
Jumlah 8
8 16
Pengontrolan perilaku emosi
marah agar tidak menyakiti orang
lain 9, 12, 18, 48,
61, 69, 78, 79
8, 20, 26, 29, 46, 56, 65, 74
16 20
Jumlah 8
8 16
Pengontrolan perilaku emosi
marah agar tidak menyakiti diri
sendiri 21, 31, 33,
42, 44, 54, 58, 63
14, 16, 25, 37, 51, 55, 67, 71
16 20
Jumlah 8
8 16
Kesediaan untuk mendengarkan
pendapat orang lain
3, 5, 7, 10, 27, 30, 36,
75 19, 22, 39, 43,
60, 64, 77, 80 16
20 Jumlah
8 8
16 Kemampuan untuk
melihat peluang atau alternatif
solusi 1, 15, 23, 28,
45, 70, 73, 76
4, 11, 32, 41, 49, 52, 59, 62
16 20
Jumlah 8
8 16
Jumlah total 80
100
48
F. Persiapan Penelitian 1. Pelaksanaan Uji Coba
Sebelum melakukan pengukuran yang sesungguhnya, peneliti melakukan uji coba terlebih dahulu terhadap alat ukur yang sudah
dibuat. Uji coba dilakukan untuk melihat reliabilitas dari alat ukur dan untuk melihat sejauh mana kemampuan item-item menjadi pembeda
pemikiran dan tindakan subjek penelitian terhadap variabel yang ingin diteliti. Hal tersebut dimaksudkan untuk melihat bahwa item-item pada
alat ukur dapat mengukur kecenderungan subjek terhadap variabel yang diteliti.
Uji coba skala ekspresi emosi marah dilakukan sebanyak dua kali. Uji coba pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2015 dengan
cara menyebarkan kuesioner pada dua kelas di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dan beberapa mahasiswi Universitas Sanata Dharma
angkatan 2014. Penyebaran kuesioner uji coba kedua dilaksanakan pada tanggal 5-6 Maret 2015 dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta di dua kelas yang berbeda dari uji coba pertama dan beberapa mahasiswi Universitas
Sanata Dharma angkatan 2014. Pengembalian kuesioner kepada peneliti dilakukan pada hari yang sama. Pada uji coba pertama, peneliti
menyebar 75 kuesioner dan menerima 75 kuesioner dalam keadaan terisi dan layak untuk dianalisa. Selanjutnya, pada uji coba kedua,
peneliti menyebar 70 kuesioner dan menerima 70 kuesioner yang terisi
49
dengan lengkap dan layak untuk dianalisa. Di sisi lain, tidak dilakukan uji coba pada skala gaya kelekatan, karena penelitian ini menggunakan
skala gaya kelekatan dari peneliti lain dan uji coba telah dilakukan oleh pembuat skala Pratama, 2014.
2. Seleksi Item
Seleksi item pada penelitian bertujuan untuk menyeleksi item-item yang layak digunakan dalam alat ukur sebelum dilaksanakan
pengambilan data yang sesungguhnya. Seleksi item dilakukan dengan melihat daya diskriminasi setiap item yang ada. Diskriminasi item
dilakukan untuk memilih item-item yang mampu membedakan subjek penelitian yang sesuai dengan atribut yang diukur. Daya diskriminasi
item juga digunakan untuk meningkatkan realibilitas skor tes Azwar, 2009.
Pemilihan item berdasarkan korelasi item total dengan batasan koefisien ≥
0,30 menggunakan SPSS for Windows 16.00. Item-item yang mencapai koefisien korelasi tersebut dinyatakan memenuhi syarat
sebagai bagian dari alat ukur. Di sisi lain, item yang koefisien korelasinya 0,30 dianggap kurang layak untuk menjadi bagian dari
alat ukur Azwar, 2009. Peneliti menggunakan skala gaya kelekatan dari Pratama 2014.
Penggunaan skala tersebut dikarenakan memiliki kesesuaian konteks dengan penelitian ini. Selain itu, skala tersebut merupakan skala yang
50
independen, sehingga item-itemnya tidak terpengaruh dengan variabel konformitas pada penelitian sebelumnya. Skala gaya kelekatan ini juga
memiliki validitas yang cukup baik dengan distribusi yang seimbang. Hal tersebut memungkinkan skala gaya kelekatan Pratama, 2014
dapat digunakan pada penelitian ini.
Tabel 3.5. Distribusi Item Skala Gaya Kelekatan Setelah Uji Coba
Gaya Kelekatan Item
Jumlah Item
Aman 1, 2, 9, 14, 20, 21
6 Takut-menghindar
3, 4, 13, 15, 16, 23 6
Terpreokupasi 5, 6, 10, 11, 18, 19
6 Menolak
7, 8, 12, 17, 22, 24 6
Jumlah 24
Skala ekspresi emosi marah sebelum seleksi item memiliki total 70 item yang terdiri dari 35 item favorable dan 35 item unfavorable. Item-
item tersebut meliputi 10 item dari indikator pengungkapan perasaan melalui bahasa dan perilaku yang mudah dimengerti orang lain, 16 dari
indikator pengontrolan perilaku emosi bagi orang lain, 14 dari indikator pengontrolan perilaku emosi bagi diri sendiri, 14 dari
indikator kesediaan mendengarkan pendapat orang lain, dan 6 item dari indikator kemampuan melihat peluang.
Uji coba pertama menghasilkan 26 item dengan koefisien korelasi item total ≥0,30. Item-item tersebut meliputi 5 item dari indikator
51
pengungkapan perasaan melalui bahasa dan perilaku yang mudah dimengerti orang lain, 6 dari indikator pengontrolan perilaku emosi
bagi orang lain, 8 dari indikator pengontrolan perilaku emosi bagi diri sendiri, 7 dari indikator kesediaan mendengarkan pendapat orang lain,
dan 0 item dari indikator kemampuan melihat peluang. Seleksi item pertama menunjukkan bahwa alat ukur yang dibuat kurang baik karena
item-itemnya tidak dapat mewakili indikator ekspresi emosi marah konstruktif dengan seimbang.
Pada uji coba kedua, peneliti memperbaiki semua item yang koefisien korelasinya 0,30, sehingga menghasilkan 80 item, terdiri
dari 16 item dalam setiap indikator ekspresi emosi marah dan menghasilkan 42 item yang tergolong baik. Item-item tersebut terdiri
dari 12 item dari indikator pengontrolan perilaku emosi bagi orang lain, 7 dari indikator pengontrolan perilaku emosi bagi diri sendiri, 10
dari indikator kesediaan mendengarkan pendapat orang lain, dan 8 item dari indikator kemampuan melihat peluang, dengan koefisien
korelasi item total ≥ 0,30. Selain itu, dilakukan penurunan standar koefisien korelasi pada 5 item dari indikator pengungkapan perasaan
melalui bahasa dan perilaku yang mudah dimengerti orang lain menjadi 0,25. Hal tersebut dilakukan untuk menyelamatkan 2 item,
sehingga jumlah item yang mewakili indikator tersebut bertambah. Penurunan standar koefisien korelasi item total menjadi 0,25 masih
dianggap baik Azwar, 1997.
52
Tabel 3.6. Distribusi Item Skala Ekspresi Emosi Marah Setelah Uji Coba
EKSPRESI EMOSI MARAH
ITEM JML
ITEM Favorable
Unfavorable
Pengungkapan emosi marah melalui bahasa
dan perilaku yang mudah dipahami orang
lain
2, 6, 13, 17, 38, 53, 57,
66, 24, 34, 35,
40, 47, 50, 68, 72
5 20
Jumlah 1
4 Pengontrolan perilaku
emosi marah agar tidak menyakiti orang
lain
9, 12, 18, 48, 61, 69, 78,
79
8, 20, 26, 29, 46, 56, 65,
74 5
20
Jumlah 2
3 Pengontrolan perilaku
emosi marah agar tidak menyakiti diri
sendiri
21, 31, 33, 42, 44, 54,
58, 63 14, 16, 25,
37, 51, 55, 67, 71
5 20
Jumlah 2
3 Kesediaan untuk
mendengarkan pendapat orang lain
3, 5, 7, 10, 27, 30, 36,
75
19, 22, 39, 43, 60, 64,
77, 80
5 20
Jumlah 2
3 Kemampuan untuk
melihat peluang atau alternatif solusi
1, 15, 23, 28, 45, 70, 73,
76 4, 11, 32, 41,
49, 52, 59, 62
5 20
Jumlah 2
3
Jumlah total 25
100
Ket: angka yang dicetak tebal adalah item-item terbaik yang diambil
53
3. Hasil Uji Coba Alat Ukur a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu alat ukur memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan pengukuran
Azwar, 2004. Pengujian validitas terhadap kedua skala penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi merupakan validitas
yang diperkirakan melalui pengujian isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgement. Validasi ini untuk melihat
sejauhmana item-item tes dapat merepresentasikan atau mewakili komponen-komponen dari keseluruhan isi objek yang hendak
diukur dan sejauhmana item-item tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur aspek relevansi Azwar, 2007.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya dan untuk melihat kestabilan suatu
alat ukur. Koefisien reliabilitas merupakan suatu angka yang menunjukkan tinggi-rendahnya reliabilitas alat ukur Azwar,
2004. Pada penelitian ini, digunakan analisis reliabilitas Alpha Cronbach karena alat ukur dalam penelitian ini berbentuk angket
atau daftar pernyataan dengan rentangan skor 1 sampai 4 Azwar, 1997. Uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach melalui SPSS
54
for Windows 16.00 dengan koefisien reliabilitas dalam rentang 0,00 sampai 1,00. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati 1,00
menunjukkan bahwa reliabilitas semakin tinggi. Di sisi lain, koefisien reliabilitas yang semakin mendekati 0,00 menunjukkan
bahwa reliabilitas semakin rendah. Suatu alat ukur dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitasnya di atas 0,600 Azwar, 1997.
Hasil penghitungan koefisien reliabilitas pada skala Gaya Kelekatan adalah sebagai berikut : gaya kelekatan aman memiliki
koefisien reliabilitas sebesar 0,753 sebelum seleksi item dan menjadi 0,745 setelah seleksi item; gaya kelekatan takut-
menghindar memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,655 sebelum seleksi item dan menjadi 0,753 setelah seleksi item; gaya kelekatan
terpreokupasi memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,873 sebelum seleksi item dan menjadi 0,886 setelah seleksi item; gaya kelekatan
menolak memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,646 sebelum seleksi item dan menjadi 0,793 setelah seleksi item. Nilai koefisien
reliabilitas pada keempat gaya kelekatan tersebut menunjukkan bahwa skala gaya kelekatan memiliki reliabilitas yang cukup baik.
Hasil penghitungan koefisien reliabilitas skala Ekspresi Emosi Marah pada uji coba pertama adalah 0,844.Pada uji coba kedua,
menghasilkan 42 item yang baik dengan koefisien reliabilitas meningkat menjadi 0,916.Setelah seleksi item, diperoleh koefisien
reliabilitas pada skala Ekspresi Emosi Marah sebesar 0,895.Nilai
55
koefisien reliabilitas pada skala Ekspresi Emosi Marah menunjukkan bahwa skala tersebut memiliki reliabilitas yang
cukup baik.
G. Metode Analisa Data
Analisis data dilakukan untuk mengolah data penelitian, sehingga dapat disimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat digunakan dalam
menjawab masalah yang diangkat oleh peneliti. Metode analisa data pada penelitian ini melalui uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas
digunakan untuk melihat sebaran populasi dalam data penelitian ini. Jika nilai p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian memiliki
sebaran data yang normal. Di sisi lain, jika nilai p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki sebaran data yang tidak normal
Santoso, 2010. Uji hipotesis dapat dilakukan dengan analisa korelasi Pearson Product
Moment, jika data penelitian normal dan linear. Selain itu, uji hipotesis dapat dilakukan dengan analisa korelasi Spearman Rank, jika data
penelitian tidak normal dan atau tidak linear. Penghitungan tersebut dilakukan dengan SPSS for Windows versi 16.00. Analisa ini digunakan
untuk melihat hubungan antara gaya kelekatan dengan ekspresi emosi marah konstruktif pada remaja.
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara membagikan skala kepada subjek penelitian. Awalnya peneliti melakukan rapport, memberi
sedikit penjelasan tentang penelitian, dan memberikan instruksi tentang pengerjaan skala untuk menghindari terjadinya kesalahan pengisian skala.
Pengambilan data terhadap subjek yang berusia 13-14 tahun SMP dilaksanakan pada tanggal 8-15 April 2015, dilakukan dengan cara
menitipkan skala pada teman-teman peneliti yang memiliki saudara atau teman yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Hal tersebut
dikarenakan proses pengambilan data bertepatan dengan Ujian Tengah Semester, sehingga menyulitkan peneliti. Selain itu, pengambilan data
dilakukan di SMA Budya Wacana Yogyakarta, SMA Sang Timur Yogyakarta, dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengambilan
data dilaksanakan pada tanggal 17-20 Maret 2015 SMA Budya Wacana dan 16-17 April 2015 SMA Sang Timur. Pengambilan data di
Universitas Sanata Dharma dilakukan dengan cara meminta kesediaan subjek untuk mengisi skala penelitian dan memberikan instruksi singkat
tentang pengerjaan skala. Selain itu, pengambilan data juga dilakukan dengan bantuan teman-teman peneliti dengan cara menitipkan skala untuk
diisi oleh subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria.
57
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Pengambilan data penelitian dilakukan dengan memilih kelompok subjek yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu remaja
dalam rentang usia 13 sampai 20 tahun. Peneliti meminta izin pengambilan data penelitian dengan cara memberikan surat izin penelitian dari fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan juga meminta izin secara lisan langsung kepada subjek penelitian. Subjek penelitian yang
berusia 13 sampai 14 tahun SMP diperoleh dengan menitipkan skala pada teman-teman peneliti.
Selain itu, peneliti juga melakukan pengambilan data di SMA Budya Wacana Yogyakarta dan SMA Sang
Timur Yogyakarta karena dari beberapa sekolah yang dimintai izin penelitian, kedua sekolah tersebut yang memberikan izin bagi peneliti
untuk pengambilan data penelitian. Peneliti juga melakukan pengambilan data terhadap mahasiswa semester 2 dan 4 di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa mahasiswa semester 2 dan 4 masih dalam rentangan usia remaja yang
sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Peneliti juga mempertimbangkan kelengkapan data penelitian agar jenjang pendidikan subjek dari SMP,
SMA, dan mahasiswa dapat terwakili. Peneliti menyebar 170 skala dan skala yang memenuhi syarat untuk dianalisa sebanyak 161. Berikut ini
adalah deskripsi usia, pendidikan, dan jenis kelamin subjek.
58
Tabel 4.1. Deskripsi Usia dan Jenis Kelamin Subjek
Usia Jumlah
Jenis Kelamin Jumlah
13 14
15 16
17 18
19 20
12 14
21 25
23 18
25 23
7.5 8.7
13 15.5
14.3 11.2
15.5 14.3
Laki-laki Perempuan
78 83
48.4 51.6
Jumlah 161
100 161
100
Tabel 4.2. Deskripsi Pendidikan dan Suku Subjek
Pendidikan Jumlah
Suku Daerah Asal Jumlah
SMP SMA
Mahasiswa 26
95 40
16 59
25 Jawa
Batak Bali
146 5
10 90,7
3,1 6,2
Jumlah
161 100
161 100
C. Deskripsi Statistik Data Penelitian
Deskripsi data penelitian berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai skor skala pada subjek yang diukur. Deskripsi data ini dapat
menunjukkan informasi mengenai keadaan subjek terhadap variabel yang diteliti. Hal tersebut diketahui dengan cara membandingkan Mean Teoritis
59
MT dengan Mean Empiris ME. Hasil tersebut didapatkan melalui penghitungan rata-rata skor penelitian dengan bantuan SPSS for Windows
versi 16.00.
Tabel 4.3. Deskripsi Statistik Data Variabel Gaya Kelekatan dan Ekspresi Emosi
Marah Variabel
Mean Teoritis Mean Empiris
t Sig.
Min Max
Mean Min
Max Mean
Kelekatan Aman
9 24
16,5 9
24 15,47
-5,640 0,000
Kelekatan Takut-
menghindar 6
22 14
6 23
13,94 -0,249
0,803
Kelekatan Terpreokupasi
8 24
16 8
24 16,39
1,503 0,135
Kelekatan Menolak
7 19
14 6
19 11,58
-12,38 0,000
Ekspresi Emosi Marah
51 90
70,5 51
90 71,73
2,155 0,033
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa Mean Empiris pada gaya kelekatan terpreokupasi lebih besar daripada Mean Teoritisnya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa rata-rata skor pada gaya kelekatan terpreokupasi tergolong tinggi dan signifikan. Di sisi lain, pada gaya
kelekatan aman, takut-menghindar, dan menolak diperoleh hasil Mean Empiris lebih rendah dibanding Mean Teoritisnya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata skor pada ketiganya tergolong rendah dan signifikan.
60
Hasil analisis dari variabel ekspresi emosi marah konstruktif
menunjukkan bahwa Mean Empirisnya lebih besar daripada Mean Teoritisnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor
pada variabel ekspresi emosi marah konstruktif tergolong tinggi dan signifikan.
Tabel 4.4. Deskripsi Statistik Data Variabel Gaya Kelekatan dan Ekspresi Emosi
Marah pada Remaja Awal Variabel
Mean Teoritis Mean Empiris
Min Max
Mean Min
Max Mean
Kelekatan Aman 9
24 16,5
12 24
15,76 Kelekatan Takut-
Menghindar 6
22 14
7 18
12,92 Kelekatan Terpreokupasi
8 24
16 8
22 15,72
Kelekatan Menolak 7
19 14
7 19
10,88 Ekspresi Emosi Marah
51 90
70,5 58
85 69,56
Pada subjek remaja awal 13-14 tahun, dapat disimpulkan bahwa Mean Empiris sub-variabel gaya kelekatan aman, takut-menghindar,
terpreokupasi, dan menolak lebih rendah daripada Mean Teoritisnya. Selain itu, Mean Empiris pada variabel ekspresi emosi marah juga lebih
rendah dibanding Mean Teoristisnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa