Pengertian Remaja Perkembangan pada Remaja

C. REMAJA

1. Pengertian Remaja

Pada Bukatko 2008 dikemukakan teori bahwa individu dapat dikatakan remaja ketika mereka berada pada usia 12 sampai 18 tahun. Masa remaja dapat dipahami sebagai masa yang penuh perubahan dalam tahapan perkembangan. Hal ini disebabkan pada masa remaja inilah perubahan dari masa kanak-kanak beralih menuju masa dewasa. Perubahan yang terjadi adalah perubahan secara biologis, kognitif, dan sosial-emosional Sternberg, 2002.

2. Perkembangan pada Remaja

a. Perkembangan Biologis Salah satu perkembangan yang terjadi pada remaja adalah perkembangan biologis. Perubahan secara fisik yang dialami oleh remaja dapat dipahami sebagai pubertas. Pubertas dapat dipahami sebagai perubahan secara fisik pada remaja, seperti pertumbuhan buah dada pada remaja wanita, rambut kemaluan, dan pertumbuhan tinggi tubuh, serta kematangan alat reproduksi Graber, Petersen, Brooks- Gunn, 1996 dalam Sternberg, 2002. Pubertas pada remaja membuat mereka beradaptasi dengan remaja yang lain dan orang-orang di sekitarnya. Perubahan pada bentuk wajah, tubuh, dan bagaimana mereka memandang diri mereka secara fisik memengaruhi hubungan mereka dengan orang-orang di sekitarnya. Misalnya, remaja akan lebih membutuhkan privasi dalam kehidupan mereka dan tidak lagi merasa nyaman untuk dekat secara fisik dengan ayah atau ibu mereka Sternberg, 2002. b. Perkembangan Kognitif Secara kognitif, remaja mengalami banyak perubahan jika dibandingkan dengan masa anak-anak. Para remaja lebih dapat memahami kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dan dapat mengeneralisasikan kemungkinan-kemungkinan secara sistematik dan membuat hipotesis. Remaja juga dapat berpikir secara abstrak serta dapat memahami hal-hal yang tidak dapat dihitung dan diukur. Remaja mulai berpikir lebih kepada proses berpikir, mereka jauh lebih reflektif. Mereka lebih mampu untuk mengawasi pikiran mereka dan menjelaskan proses yang mereka gunakan untuk membuat keputusan dan tindakan tertentu. Sudut pandang mereka menjadi jauh lebih kompleks sehingga mereka mempertimbangkan sudut pandang yang beragam sebelum membuat keputusan. Selain itu, remaja juga akan mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara hipotesis mengenai diri mereka sendiri, hubungan mereka dengan orang lain, dan dunia di sekitar mereka. Remaja akan mampu untuk berpikir secara logika mengenai bagaimana kehidupan mereka di masa depan dan hubungan mereka dengan orang-orang di sekitar mereka Sternberg, 2002. c. Perkembangan sosial-emosional Masa remaja adalah periode ―badai dan stress‖, sebuah masa ketika individu masih tidak menentu, emosional, tidak stabil, dan tidak dapat diprediksi Hurlock, 1973. Terdapat beberapa bukti bahwa masalah-masalah tersebut meningkat mencapai puncaknya pada masa remaja Powell Frerichs, 1971. Selain itu, masa remaja juga adalah masa ketika hubungan romantis mulai dibentuk. Namun, walaupun hubungan romantis mulai dibentuk pada masa remaja, hubungan-hubungan romantis tersebut masih tidak terlalu berurat berakar jika dibandingkan dengan masa dewasa. Hal ini berarti masa remaja adalah waktu yang tepat untuk melakukan pencegahan guna membantu remaja yang beresiko untuk memiliki hubungan romantis yang bermasalah mengembangkan kemampuan untuk membangun relasi yang sehat Downey, Bonica, Rincon, dalam Furman, Brown, Feiring, 1999. Pada saat remaja, perilaku mengambil resiko meningkat. Pengambilan resiko ini berhubungan dengan pencarian kesenangan dalam kehidupan mereka. Remaja memiliki keyakinan bahwa mereka kebal terhadap resiko-resiko. Hal ini pada akhirnya dapat mengarahkan mereka pada perilaku seksual beresiko yang tidak terlindungi karena mereka percaya bahwa diri mereka spesial dan berbeda dari orang lain sehingga mereka tidak akan hamil atau terinfeksi penyakit seksual menular. Selain itu, keadaan emosional remaja yang tidak stabil akan mendorong mereka untuk melakukan eksperimen seksual Santrock, 2007. Selama masa remaja, individu mengembangkan peningkatan pada kebutuhan intimasi dalam kapasitas untuk memiliki hubungan intim. Berpikiran mengenai seks, cara menghadapi perasaan seksual, dan menikmati kontak fisik dengan orang lain adalah bagian penting dari masa remaja Bellavance, 2014. Masa remaja adalah masa ketika remaja baru saja memiliki dorongan seks, ciri-ciri kepribadian eksperimentasi, eksplorasi, belum bertanggung jawab, masih mengikuti kesenangan sesaat, tidak berpikir dewasa dalam jangka jauh sehingga sering muncul masalah seksualitas Dirgagunarsa dalam Sarwono, 1981. Pada masa remaja, penerimaan secara sosial terutama dari teman-teman sebaya adalah hal yang penting dalam pembentukkan identitas diri dan sosial remaja. Remaja yang tidak mendapatkan penerimaan dari teman-temannya akan merasa tidak bahagia dan mengembangkan ketidakyakinan di dalam dirinya. Remaja tersebut akan berulang kali mengembangkan sikap pesimis terhadap kehidupan dan dirinya sendiri. Oleh karena itu, sebagai gantinya remaja akan mengembangkan pencarian kepuasan pengganti, seperti berkhayal dan melakukan aktivitas seksual Hurlock, 1973. Perubahan-perubahan secara fisik, kognitif, dan psiko-sosial ini sangat berkaitan dan dipengaruhi oleh lingkungan remaja. Lingkungan remaja dimulai dari keluarga, teman-teman, sekolah, dan tempat kerja akan sangat memengaruhi perkembangan remaja.

D. HIPOTESIS PENELITIAN