jawaban di sepanjang kontinum kuantitatif sehingga ditemukan titik letak masing-masing pilihan jawaban yang kemudian dijadikan sebagai nilai
atau skor Spector, 1992 dalam Azwar, 2013. Rumus yang digunakan untuk menghitung score value pada penskalaan respon adalah sebagai
berikut : pk-t = ½ p + pk
b
Keterangan: pk-t = titik tengah proporsi kumulatif yang dirumuskan
sebagai setengah proporsi dalam kategori yang bersangkutan ditambah proporsi kumulatif pada
kategori di sebelah kiri p = proporsi kategori
p
k
= proporsi sebelah kiri Setelah nilai pk-t ditemukan untuk setiap item skala, langkah
berikutnya adalah melihat nilai z dengan nilai pk-t yang telah ditemukan. Nilai z dapat ditemukan pada tabel deviasi normal. Adapun nilai z adalah skor bagi
pilihan jawaban yang bersangkutan.
B. SENSITIVITAS AKAN PENOLAKAN
1. Pengertian Sensitivitas akan Penolakan
Dalam penelitian mengenai rejection sensitivity atau sensitivitas akan penolakan, para peneliti mendefinisikan sensitivitas akan penolakan
adalah ekspektasi kecemasan atau ketakutan akan penolakan, mudah
merasakan penolakan, dan reaksi yang berlebihan terhadap penolakan Aguilar Downey, 2009; Canyas, Downey, Berenson, Ayduk, Kang,
2010; Downey Feldman, 1996; Downey, Lebolt, Rincon, Freitas, 1998; Feldman Downey, 1994.
Sensitivitas akan penolakan juga dapat dipahami sebagai proses kognisi-afeksi Mischel Shoda, 1995 yang berasal dari pengalaman
penolakan dan kemudian menjadi aktif dalam situasi sosial dimana ada kemungkinan terjadinya penolakan. Sensitivitas penolakan bersifat stabil.
Beberapa peneliti lain menjelaskan sensitivitas akan penolakan juga dapat dipahami sebagai adanya ekspektasi kecemasan akan adanya
penolakan dari significant others pada situasi yang memungkinkan adanya penolakan tersebut Ayduk, Downey, Testa, Yen, 1999; Downey,
Freitas, Michaelis, Khouri, 1998; Downey, Mougios, Ayduk, London, Shoda, 2004. Pada akhirnya, sikap bermusuhan terhadap situasi yang
menyebabkan kemunculan perasaan ditolak dihasilkan dari ekspektasi kecemasan untuk takut ditolak oleh orang-orang yang penting bagi
individu Ayduk et al., 1999. Padahal, perasaan cemas untuk takut ditolak dan sikap bermusuhan yang mengikutinya sebenarnya justru akan
memperburuk dan memperpanjang penolakan yang ada Downey et al., 2004. Maka, dapat disimpulkan bahwa sensitivitas akan penolakan adalah
ekspektasi kecemasan atau ketakutan akan penolakan, mudah merasakan penolakan, dan reaksi yang berlebihan terhadap penolakan dari orang-
orang di sekitarnya, terutama significant others ketika individu berada
dalam situasi yang ambigu.
2. Tipe Sensitivitas akan Penolakan
Berdasarkan teori atribusi terdapat dua bentuk penolakan, yaitu penolakan eksternal penolakan tidak langsung dan penolakan internal
penolakan langsung. Penolakan eksternal terjadi ketika individu memberikan atribusi eksternal untuk peristiwa penolakan yang terjadi pada
dirinya. Sebagai contoh pe nolakan eksternal adalah ―Saya ditolak oleh pria
tersebut karena saya sedang tidak memiliki waktu untuk berkencan dengan seseorang saat ini.‖ Sedangkan penolakan internal dapat didefinisikan
ketika individu memberikan atribusi internal pada saat peristiwa penolakan terjadi. Sebagai contoh, ― Pria tersebut menolak saya karena saya masih
terlalu kekanak- kanakkan baginya.‖
Para peneliti juga membagi sensitivitas akan penolakan menjadi 2 tipe berdasarkan tingkat sensitivitas akan penolakan, yaitu High Rejection
Sensitivity dan Low Rejection Sensitivity. High Rejection Sensitivity adalah