Pengendalian Internal TINJAUAN PUSTAKA

dapat diandalkan, 3 mematuhi kebijakan perusahaan dan aturan yang berlaku, 4 menggunakan sumber daya secara efisien dan ekonomis, dan 5 menyediakan untuk pengamanan aset yang sesuai. Setiap anggota dari suatu entitas atau perusahaan, memiliki tanggungjawab terhadap pengendalian internal di setiap bagian dan untuk melaksanakan pengendalian internal secara efektif. Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan sebagai berikut ini; a keandalan pelaporan keuangan, b efektivitas dan efisiensi operasi, dan c kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku IAI, 2004. Pengendalian internal menurut Arens dan Loebbecke 2008 dalam skripsi Nova 2013: 10, merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personel satuan usaha lainnya yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan. 2. Tujuan Pengendalian Internal Pengendalian internal menurut Comitte of Sponsorin Organization of the Traedway Comission dimuat oleh Ningsih 2013: 1, merupakan suatu proses yang dilakukan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai terkait pencapaian tujuan sebagai berikut; a. Keandalan pelaporan keuangan; Pengendalian internal yang ada membuat manajemen memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan laporan keuangan untuk pihak internal maupun eksternal organisasi. b. Kepatuhan terhadap hukum dan aturan yang berlaku; Pengendalian internal ini bertujuan agar organisasi melakukan kegiatannya sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku. c. Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan. Pengendalian internal dalam suatu organisasi dapat menjadi instrumen agar pengguna sumber daya dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif dalam operasi perusahaan. Menurut Mulyadi 2002: 178, tujuan dari pengendalian internal terbagi menjadi dua, yaitu: a. Menjaga kekayaan perusahaan 1 Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan, 2 Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya. b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 1 Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan, 2 Pencatatan transaksi yang terjadi tercatat dengan benar di dalam catatan akuntansi perusahaan. Menurut Mardi 2011: 59, tujuan pengendalian internal sebagai berikut: a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan. b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi. c. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. d. Membantu menjaga kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. 3. Karakteristik Pengendalian Internal Menurut Yuda 2013: 4, karakteristik yang baik akan mendukung terciptanya pengendalian internal yang efektif. Rencana organisasi, sistem otoritas dan prosedur pencatatan yang tepat, praktek yang sehat serta kualitas pengamat yang cocok harus terintegrasi dengan baik dalam pelaksanaan tugasnya. Kelancaran pekerjaan akan memudahkan pengendalian internal terlaksana dalam mencapai tujuan. 4. Keterbatasan Pengendalian Internal Menurut Mulyadi 2002: 181, keterbatasan yang terdapat dalam pengendalian internal dapat mengakibatkan tujuan dari pengendalian internal tidak akan tercapai. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain: a. Kesalahan dalam pertimbangan b. Gangguan c. Kolusi d. Pengabaian oleh manajemen e. Biaya lawan manfaat 5. Unsur- Unsur Pengendalian Internal Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission COSO memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian internal dalam Boynton 2002: 5, yang meliputi pengendalian internal control environment, penilaian resiko risk assessment , prosedur pengendalian control procedure, pemantauan monitoring, serta informasi dan komunikasi information and communication . Berikut penjelasan lima komponen pengendalian internal: a. Lingkungan pengendalian Control Environment Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian yaitu filosofi manajemen manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan dan gaya operasi manajemen manajemen yang progresif atau yang konservatif, struktur organisasi terpusat atau terdesentralisasi serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian internal yang lain. b. Penilaian resiko Risk Assestment Setiap organisasi memiliki resiko, dalam kondisi apapun yang namanya resiko pasti muncul dalam setiap aktivitas baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis maupun non bisnis. Suatu resiko yang telah diidentifikasi dapat dianalisis dan dievaluasi sehingga dapat diperkirakan intensitas dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk meminimalkan resiko yang muncul. c. Prosedur pengendalian Control Procedure Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandardisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya kesalahan dan ketidakberesan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut: 1 Personil yang kompeten, mutasi tugas, dan cuti wajib. 2 Pelimpahan tanggung jawab. 3 Pemisahan tanggungjawab untuk kegiatan terkait. 4 Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan asset, dan operasional. d. Pemantauan Monitoring Pemantauan merupakan proses penilaian kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian untuk menentukan apakah pengendalian internal beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan untuk menentukan apakah pengendalian internal tersebut memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan. e. Informasi dan komunikasi Information and Communication Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian internal perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian resiko, prosedur pengendalian, dan monitoring diperlukan oleh manajemen operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak eksternal. Manajemen juga dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa, dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

E. Perumusan Hipotesis Penelitian

Menurut Jogiyanto 2013: 56, hipotesis merupakan dugaan yang akan diuji kebenarannya dengan fakta yang ada. 1. Pengaruh good governance terhadap kinerja organisasi Good governance diartikan sebagai tata kelola yang baik pada suatu usaha yang dilandasi oleh etika profesional dalam berusahaberkarya. Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development OECD, prinsip-prinsip dasar good governance, yaitu transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Penelitian terkait dengan good governance dan kinerja organisasi dilakukan oleh Taufik, dkk 2013, meneliti mengenai pengaruh pemahaman prinsip-prinsip good governnace, pengendalian internal, dan komitmen organisasi terhadap kinerja sektor publik pada pemerintah kabupaten Rokan Hilir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman prinsip-prinsip good governance, pengendalian internal dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja sektor publik baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Pengaruh pengendalian internal terhadap kinerja organisasi. Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi dapat di capai melalui: efisiensi dan efektivitas operasi, penyajian laporan keuangan yang dapat dipercaya, ketaatan terhadap undang-undang dan aturan berlaku. Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission COSO memperkenalkan lima komponen pengendalian internal, yang meliputi pengendalian internal, penilaian resiko, prosedur pengendalian, pemantauan, serta informasi dan komunikasi. Penelitian terkait dengan pengendalian internal dan kinerja organisasi dilakukan oleh Supriadi, dkk 2014, meneliti mengenai kinerja Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng berdasarkan perspektif balanced scorecard dan meneliti hubungan dengan tiga variabel yaitu sistem pengendalian internal, organizational citizenship behavior dan good governace baik secara parsial maupun simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, sistem pengendalian internal, organizational citizenship behavior, dan good governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng berdasarkan perspektif balanced scorecard. Organizational citizenship behavior memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng berdasarkan perspektif balanced sorecard. Sistem pengendalian internal dan good governance memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng berdasarkan perspektif balanced sorecard . Berdasarkan penjelasan tersebut, maka diusulkan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Good governance mempengaruhi kinerja di Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Sleman dilihat dari persepsi pegawai. H 2 : Pengendalian internal mempengaruhi kinerja di Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Sleman dilihat dari persepsi pegawai.

E. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang digunakan sebagai acuan dalam melihat relasi teori dengan berbagai faktor yang diduga sebagai persoalan mendasar maka perlu dibangun sebuah model konseptual. Model ini didasari pada tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya yang terkait. Kerangka konseptual yang coba dibangun sebagai berikut: 1. Variabel X 1 yang mewakili good governance. Terdapat prinsip-prinsip dasar dalam pelaksanaan good governance antara lain meliputi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Peranan Audit Internal Dan Budaya Organisasi Terhadap Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Medan

10 91 134

Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir)

4 105 194

Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Binjai, Kabupaten Langkat)

11 98 106

Implikasi Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Terhadap Efektivitas Perencanaan Pembangunan (Studi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Binjai).

13 180 165

Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai

0 44 109

Pengaruh Budaya Paternalistik Dan Komitmen Organisasi terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara

1 31 108

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI, PENGENDALIAN INTERNAL DAN PENERAPAN GOOD GOVERNMENT GOVERNNACE TERHADAP KINERJA ORGANISASI

0 3 80

Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance dan Pengendalian Internal Organisasi terhadap Kinerja Organisasi pada Pemerintah Kota Balikpapan

0 3 12

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, GOOD GOVERNANCE, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG.

2 9 240

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, PENGENDALIAN INTERNAL DAN PENERAPAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SUNGAILIAT

1 4 17