Good Governance TINJAUAN PUSTAKA

3. Prinsip-Prinsip Good Governance Menurut United Nation Development Program UNDP dalam Mardiasmo 2004: 18, karakteristik pelaksanaan good governance antara lain: a. Participation Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta partisipasi secara konstruktif. b. Rule of law Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan haruslah keadilan ditegakkan dan dipatuhi secara utuh impartially, terutama tentang aturan hukum tentang hak asasi manusia. c. Transparency Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan. d. Responsiveness Daya Tanggap Lembaga – lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stakeholders. e. Consensus of orientation Berorientasi Konsensus. Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas. f. Equity Keadilan Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan dan keadilan. g. Efficiency and effectiveness Efektivitas dan efisiensi. Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna efisien dan berhasil guna efektif. h. Accountability Akuntabilitas. Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan. i. Strategic vision Bervisi Strategis. Penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh kedepan. j. Saling keterkaitan. Saling keterkaitan satu sama lain merupakan ciri kesepuluh good governance diatas. Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development OECD dalam penelitian Jubaedah 2007: 51, menyebutkan prinsip- prinsip dasar good governance, yaitu transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Berikut ini penjelasan dari masing-masing prinsip-prinsip dasar good governance: a. Transparansi merupakan keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai instansi. Prinsip ini diterapkan melalui pengembangan sistem akuntansi yang berbasiskan standar akuntansi dan best practise, pengembangan teknologi informasi dan manajemen informasi serta pengembangan enterprise risk management. b. Kemandirian, berkaitan dengan keadaan suatu instansi dikelola secara profesional tanpa bentukan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip instansi yang kuat. c. Akuntabilitas, menyangkut mengenai kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi sehingga instansi terlaksana secara efektif. Prinsip ini diterapkan melalui ketetapan waktu dan cara penyiapan laporan keuangan, pengembangan komite audit dan resiko, pengembangan dan perumusan peran serta fungsi internal audit. d. Pertanggungjawaban, merupakan kesesuaian di dalam pengelolaan instansi terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip instansi. Prinsip ini diwujudkan melalui kesadaran terhadap tanggungjawab sebagai akibat adanya kewenangan, penghindaran penyalahgunaan kekuasaan, profesional, senantiasa menjunjung etika serta memelihara lingkungan organisasi yang sehat. e. Kewajaran, yaitu prinsip yang berhubungan dengan keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip dalam pra-aktif pengelolaan institusi dapat diwujudkan dalam bentuk pembuatan peraturan-peraturan yang melindungi kepentingan minoritas, kebijakan-kebijakan yang melindungi instansi dari perbuatan orang yang tidak baik. 4. Pelaksanaan Good Governance Menurut Yuda 2013: 4, pelaksanaan kepemerintahan yang baik, pada dasarnya menuntut keterlibatan seluruh komponen pemangku kepentingan, baik di lingkungan birokrasi maupun di lingkungan masyarakat. Pelaksanaan pemerintahan yang baik merupakan pemerintah yang dekat dengan masyarakat dan dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Esensi kepemerintahan yang baik good governance dicirikan dengan terselenggaranya pelayanan publik yang baik, hal ini sejalan dengan esensi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang ditujukan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah mengatur dan mengurus masyarakat setempat, dan meningkatkan pelayanan publik.

C. Pengendalian Internal

1. Pengertian Pengendalian Internal The American Institure of Certifies Public Accountaants AICPA pada tahun 1949 termuat dalam jurnal yang dimuat oleh Simangunsong 2014: 51, mendefinisikan sistem pengendalian internal sebagai berikut: “internal control comprise the plan of organization and all of coordinate methofs and measures adopted with a business to safeguard its assets, chek accucacy and reliability of accounting data, promote operational efficiency and encourage to prescribed managerial policies”. Pengendalian internal terdiri dari semua rencana organisasi dan semua cara serta peraturan yang diberlakukan dalam suatu organisasi yang digunakan untuk menjaga aset, mengukur keakuratan dan kewajaran data, meningkatkan efisiensi dalam operasional serta membantu mencegah penyimpangan dari kebijakan manajerial. Dasar pemikiran mengenai pengendalian internal telah disusun dalam suatu rerangka dasar pengendalian internal COSO COSO Intenal Control Framework . Sistem pengendalian menurut the Commitee of Sponsoring Organization COSO didefinisikan sebagai berikut: “internal control is broadly defined as process, effected by an entity’s board of director, management, and other personel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectiveness of operation in following categories: 1 effectiviness and efficiency of operaion; 2 reability of financial reporting; 3 compliance with applicable la w and regulation”. “Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh satu lingkungan dari direktur, manajemen, dan personil lainnya yang dirancang guna memberikan jaminan yang layak atas pencapaian berbagai tujuan organisasi dengan kategori; 1 efektivitas dan efisiensi operasi; 2 kehandalan laporan keuangan; dan 3 ketaatan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku”. Menurut Moeller 2009: 24, suatu entitas dapat dikatakan memiliki pengendalian internal yang baik apabila 1 dapat mencapai misi yang telah ditetapkan dengan cara etis, 2 menghasilkan data yang akurat dan dapat diandalkan, 3 mematuhi kebijakan perusahaan dan aturan yang berlaku, 4 menggunakan sumber daya secara efisien dan ekonomis, dan 5 menyediakan untuk pengamanan aset yang sesuai. Setiap anggota dari suatu entitas atau perusahaan, memiliki tanggungjawab terhadap pengendalian internal di setiap bagian dan untuk melaksanakan pengendalian internal secara efektif. Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan sebagai berikut ini; a keandalan pelaporan keuangan, b efektivitas dan efisiensi operasi, dan c kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku IAI, 2004. Pengendalian internal menurut Arens dan Loebbecke 2008 dalam skripsi Nova 2013: 10, merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personel satuan usaha lainnya yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan. 2. Tujuan Pengendalian Internal Pengendalian internal menurut Comitte of Sponsorin Organization

Dokumen yang terkait

Pengaruh Peranan Audit Internal Dan Budaya Organisasi Terhadap Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Medan

10 91 134

Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir)

4 105 194

Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Binjai, Kabupaten Langkat)

11 98 106

Implikasi Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Terhadap Efektivitas Perencanaan Pembangunan (Studi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Binjai).

13 180 165

Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai

0 44 109

Pengaruh Budaya Paternalistik Dan Komitmen Organisasi terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara

1 31 108

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI, PENGENDALIAN INTERNAL DAN PENERAPAN GOOD GOVERNMENT GOVERNNACE TERHADAP KINERJA ORGANISASI

0 3 80

Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance dan Pengendalian Internal Organisasi terhadap Kinerja Organisasi pada Pemerintah Kota Balikpapan

0 3 12

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, GOOD GOVERNANCE, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG.

2 9 240

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, PENGENDALIAN INTERNAL DAN PENERAPAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SUNGAILIAT

1 4 17