7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker dan Karsinogenesis
Kanker merupakan penyakit keganasan pada sel yang disebabkan adanya perubahan perilaku sel yang abnormal dalam mengontrol proliferasi dan
diferensiasi sel. Perubahan perilaku tersebut karena adanya transformasi genetik pada sel terutama pada gen-gen yang mengkode protein yang berperan pada
pengaturan siklus pembelahan sel Sudiana, 2008. Transformasi genetik sebagian kecil dapat diwariskan secara herediter seperti pada kanker kolorektal, payudara,
dan prostat, namun sebagian besar kanker dihasilkan dari adanya kerusakan gen yang terjadi selama hidup seseorang American Cancer Society, 2014. Sel normal
harus mengalami tujuh perubahan mendasar dalam fisiologi sel yang menentukannya menjadi fenotip sel ganas. Tujuh perubahan tersebut antara lain
mampu mencukupi sinyal pertumbuhan sendiri, tidak sensitif terhadap sinyal- sinyal yang menghambat pertumbuhan, kehilangan kemampuan apoptosis,
gangguan perbaikan DNA, kemampuan replikasi tanpa batas immortal, kemampuan membentuk pembuluh darah baru angiogenesis, kemampuan
menginvasi dan bermetastatis Kumar, Abbas, and Fausto, 2005. Pembentukan kanker dimulai dari proses displasia yaitu kelainan
diferensiasi sel normal menjadi sel abnormal yang disertai gangguan pengaturan dalam sel. Pertumbuhan sel abnormal menjadi tidak terkontrol sehingga mengarah
pada pertumbuhan sel jinak benigna atau sel ganas kanker. Benigna bersifat
8
tidak menyebar ke jaringan lain sedangkan sel kanker bersifat menginvasi jaringan secara progresif dan menyebar ke tempat lain metastatis.
Ketidakstabilan genetis terus terjadi pada sel ganas dan menyebabkan perubahan yang lebih lanjut sehingga mempengaruhi sensitivitas terhadap terapi Chrestella,
2009. Proses terjadinya karsinogenesis merupakan proses bertahap yang
memerlukan beberapa waktu sampai terjadinya kanker. Proses karsinogenesis diawali dengan tahap inisiasi pada sel yang terpapar karsinogen sehingga terjadi
ketidakstabilan dan mutasi gen yang menyebabkan terbentuknya neoplastik. Perubahan yang ditimbulkan oleh karsinogen pada DNA tidak selalu merupakan
inisiasi karena sebagian besar kerusakan atau kesalahan rantai DNA dapat diidentifikasi dan diperbaiki oleh enzim pengoreksi proofreading. Enzim
pengoreksi memberikan sinyal pada siklus sel untuk menghentikan perbaikan sel, namun jika kesalahan tidak dapat diperbaiki, maka sel secara normal
diperintahkan untuk menghancurkan diri sendiri self-destruct Corwin, 2008. Tahap kedua karsinogenesis adalah tahap promosi. Tahap promosi
merupakan tahap sel yang DNA-nya telah termutasi berubah menjadi neoplasma dengan bantuan suatu zat promotor. Zat promotor dapat menginduksi tumor di sel-
sel yang sudah mengalami inisiasi, mempercepat proliferasi seldengan menstimulasi onkogen, atau meningkatkan reseptor permukaan untuk faktor
pertumbuhan, walaupun promotor sendiri tidak bersifat tumorigenik.Transformasi sel yang terjadi pada tahap ini didorong oleh paparan karsinogen dalam jangka
panjang Devi, 2005.
9
Tahap terakhir karsinogenesis adalah tahap progresif. Tahap progresif meliputi manifestasi pertumbuhan dan perkembangan tumor menjadi ganas.
Adanya kegagalan mekanisme apoptosis pada sel yang termutasi, menyebabkan sel mengalami pertumbuhan membentuk klon sel baru sel klonal yang memiliki
gene defect. Sistem imun menganggap sel baru tersebut sebagai benda asing dan dihancurkan melalu jalur Antibody Dependent Cell Cytoxicity ADCC, aktivitas
komplemen, maupun melalui jalur apoptotik yang diperankan oleh ikatan Fas pada permukaan sel abnormal dengan ligan yang diekspresikan oleh Natural
Killer cell NKc dan Cytotoxic T-Lymphocyte CTL. Sel abnormal memiliki kemampuan untuk menipu sistem imun tubuh sehingga sistem imun tidak mampu
menghancurkan atau mengeliminasi kelompok sel abnormal.Sel abnormal tersebut dapat mengalami proliferasi dan diferensiasi yang berlebihan dan akhirnya sel
berubah menjadi tumor yang bersifat ganas maligna. Sel maligna ini mempunyai kemampuan untuk menyebar ke jaringan lainnya, baik dari jaringan sekitar
maupun jaringan yang jauh metastatis Sudiana, 2008.
Gambar 1. Skema mekanisme terjadinya kanker Departemen Kesehatan RI, 2007.
Aspek lain dari tahap progresif adalah terjadinya vaskularisasi yang dikontrol oleh faktor angiogenesis yang kemudian terjadi invasi sel tumor pada
jaringan limfa maupun pembuluh darah. Apabila sel kanker dalam bentuk emboli
Sel Normal Sel Terinisiasi
Sel Kanker Faktor resiko kanker
karsinogen Promotor
Inisiasi Promosi
10
kecil memasuki aliran darah maka sel kanker akan mengalami penghancuran setelah berinteraksi dengan komponen darah. Apabila ada emboli yang tertinggal
pada suatu jaringan atau organ, maka akan memicu pembentukan suatu trombos. Hal inilah yang menyebabkan sel kanker dapat membelah dan terjadi
perkembangan mikrometastatis yang secara berkelanjutan menjadi jaringan baru serta memicu proliferasi pembuluh darah Kumar et al., 2005.
B. Kanker Kolon